BAB 8

3.9K 491 56
                                    

Badai.

Apa yang ada di pikiran kalian dengan sebuah fenomena alam itu? Kehancuran yang menyeramkan. Sama halnya dengan kehidupan.

Hinata dan Sasuke hidup bahagia layaknya dongeng.

Happily ever after.

Yah... akhir bahagia.

Setelah hampir 3 bulan semenjak Sasuke mengangkat dan memberi Hinata gelar kebangsawanan, mereka berdua pun memutuskan untuk menikah. Dan tidak lama seluruh kekaisaran pun berbahagia karena sang Ratu negeri ini dikabarkan tengah hamil muda.

"Bagaimana kabar dari Ratu manisku ini?" Suara berat nan lembut milik Sasuke hanya membuat Hinata melirik sekilas dan kembali menatap pemandangan di depannya yang jauh lebih menarik menurutnya. 

"Mengapa? Apa air kolam lebih indah dariku?" Sasuke kembali bersuara karena merasa Hinata malah mengabaikannya.

Walaupun perkataan Sasuke tidaklah benar, tapi air kolam yang tenang cukup membuat Hinata nyaman. Ditambah lagi perubahan hormon ibu hamil membuat Hinata menjadi sedikit lebih sensitif. Dia bahkan bisa menangis tanpa alasan ataupun secara tiba-tiba perasaannya memburuk. Meski begitu Hinata menikmati proses dirinya yang sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.

Hinata menatap sang suami yang baru saja mengambil ruang kosong di sampingnya. "Apa Yang Mulia baru saja belajar gombalan lagi dari Kiba-san?"

"Kau merasa tidak tersanjung dengan gombalanku?" Sasuke bertanya dengan menaikan sebelah alisnya. Apa usahanya belajar dari Kiba yang dapat melelehkan hati wanita manapun itu telah gagal?

Hinata terkikik geli, melihat perubahan wajah Sasuke yang menurutnya begitu lucu itu. "Tentu saja saya sangat tersanjung, Yang Mulia."

Mengendikan bahu, Sasuke pun merapatkan diri pada Hinata dan tersenyum menatap Hinata yang terlihat berbinar mengelus perutnya yang mulai terlihat membuncit. Di sana, di dalam perut Hinata sedang tumbuh dengan perlahan seorang Uchiha kecil.  Dan Sasuke sangat bangga dengan itu.

"Aku masih tidak percaya," ucap Sasuke membuat Hinata menatapnya dengan kening berkerut.

"Tidak percaya tentang apa?"

Mengulurkan tangan untuk merapikan beberapa rambut Hinata yang menjuntai, Sasuke tersenyum lembut. "Tidak percaya jika aku bertemu dengan sang penolongku kembali."

Mengingat kembali pertemuan pertama mereka dan interaksi di dalam gua hampir 2 tahun itu membuat Hinata ikut tersenyum kecil. "Saya juga merasa seperti itu. Saya tidak pernah menyangka jika anda adalah seorang Raja. Padahal saat menolong anda, saya hanya teringat dengan seseorang."

"Siapa?" Sasuke membenarkan posisi duduknya hanya untuk melihat ekspresi Hinata. Dia masih cukup penasaran dengan hal yang pernah dikatakan Hinata sambil lalu itu dulu.

"Sebelumnya saya sudah pernah bercerita tentang penolong saya?" tanya Hinata yang dibalas oleh anggukan pelan Sasuke. Kembali tersenyum kecil, Hinata menggenggam tangan Sasuke penuh sayang. "Saya sangat ingin bertemu dan berterima kasih pada orang itu. Mungkin karena dia juga sekarang saya dapat bertemu dengan anda, Yang Mulia."

Memalingkan wajahnya, Sasuke tidak tahan melihat wajah berbinar Hinata yang terlihat seperti seorang gadis yang baru jatuh cinta.

THE KING [TAMAT]Where stories live. Discover now