23. Menjemputmu pulang

264 17 55
                                    

⚠️don't copy this story⚠️

Bismillahirrahmanirrahim...

Selamat membaca...

*
*
*

Kita jangan seperti ini, mencintai tetapi saling melukai. Menyayangi tetapi saling menghindari.

~Nico Ferdiansyah~
Dari cerita 'PELANGI'
by ©jannah_sha
______________________________________

TETES air mata kembali membasahi pipi. Angin malam semakin menusuk ke tulang, perempuan itu menggigil kedinginan. Dari arah belakang, sesuatu melingkar pada perutnya. Seketika rasa hangat menjalar ke seluruh bagian tubuhnya.

"Ay?" Seseorang memanggilnya.

Kedua manik mata Aisyah membulat. Suara itu? Batinnya.

Dia tersenyum, sebesar itu kah cintanya terhadap seorang Nico Ferdiansyah? Hingga mata, telinga, bahkan tubuhnya enggan berhenti memikirkan sosok suaminya tersebut. Halusinasinya itu seolah nyata suaminya tengah memeluknya. Nyatanya hanya bayangan semu yang tengah memenjara hatinya. Tentu saja pria yang dicintainya itu tengah bersama madunya. Kedua sudut bibirnya tertarik ke samping, menyadari jika dia sendiri yang melukai hatinya. Lantas mengapa suaminya yang ia salahkan?

Mas, mengapa kita jadi seperti ini? Lirih hatinya.

_______________

Hari berganti dan waktu kembali berlalu. Dua bulan sudah Aisyah tinggal seorang diri di apartemennya. Sepi sudah menjadi kawannya, saat ini dia tengah menyantap sarapan paginya. Lagi-lagi dia lupa, memasak dengan porsi banyak sedangkan suaminya itu tak ada. Setelah menyelesaikan makannya, dia memasukkan sebagian makanan ke dalam beberapa kotak. Kemudian ia memberikannya kepada tetangga di samping kanan dan kirinya.

Percuma, jika memberikan makanan tersebut kepada suaminya kalau pada akhirnya Ihsan yang memakannya. Entah, sepertinya suaminya itu masih belum bisa memaafkan kesalahannya. Hari ini dia ada jadwal meeting bersama editor mengenai novel barunya. Jika suaminya lebih sering di Mediatama dan perusahaan tambak ikan, dia lebih sering di Ubaidillah. Pertemanannya dengan Mirza cukup baik hingga saat ini.

"Aisyah...? Kamu kenapa gak kontak aku sih, kalau mau ke sini?" Sapa Khumair membuat gendang telinganya nyaris pecah.

"Maaf, nggak sempat. Kamu sudah makan? Mana Risya?"

"Dia ada di ruangan kamu dulu. Wah.. kamu masak sayur asem lagi? Pas banget sih, aku lagi ngidam makan ini." Kedua manik mata perempuan hamil itu menghijau.

Aisyah merogoh ponsel di sakunya. Mengirim pesan kepada Risya kalau dirinya sudah sampai di kantor. Selang 5 menit, Risya sampai di ruangan Khumair. Dia memeluknya dengan erat. Kangen katanya, padahal baru beberapa hari kemarin mereka bertemu. Khumair dan Risya menyantap makanan yang ia bawa tadi.

Mirza turut bergabung setelah ia mengirimi pria itu pesan. Semenjak menjadi karyawan di divisi web master dan Layout, Mirza jadi sering menggarap desain novelnya. Sembari menunggu sahabatnya selesai makan, dia sibuk berbincang dengan Mirza membahas cover novel barunya. Sebenarnya Aisyah tak perlu repot datang ke kantor, Mirza bisa saja mengirim hasilnya melalui surel. Tapi Aisyah menolaknya dengan alasan ingin berjumpa dengan kedua sahabatnya tersebut.

PELANGI- Finish (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang