One

10 1 1
                                    

“kau tidak akan selalu mendapatkan apa yang kau mau, karena hidup tak selalu setuju dengan semua rencana yang kau susun.”

                 ****                  

Ite membaca ulang tulisan yang ada dibuku diarynya. Tulisan yang ia tulis usai membaca satu judul novel di aplikasi bacaan online. Ite sendiri setuju, bahwa tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan dengan sangat mudah. Bahwa semua yang kita inginkan tidak selamanya bisa terpenuhi. Begitu juga dengan semua rencana yang telah kita   susun,beberapa pasti akan tergantikan dengan rencana yang Allah pilihkan untuk kita. Ite menutup diarynya dan segera
beranjak dari tempat tidurnya. Jam weker disamping bantalnya menunjukkan pukul 02.15 dini
hari, waktu yang tepat baginya untuk menangis dan mengadu. Ia segera menuju ke kamar mandi untuk berwudhu. Sensasi dingin menjalar ke seluruh tubuhnya. Meski begitu, ite mengabaikannya dan segera melaksanakan sholat malam sembari mengulang hafalannya.
Beberapa kali bahunya bergetar, menahan sesak didada dan airmata yang memaksa keluar.
Dua rakaat pertama selesai, ia masih bersimpuh samnbil memejamkan matanya.

Berkomunikasi dengan Allah selalu mampu membuat hatinya tenang. Tapi kali ini, Ite tidak mendapatkan ketenangan itu. Hatinya gelisah, pikirannya dipenuhi dengan berbagai macam kekhawatiran. Ia tau, manusia akan kembali pulang ke rumah yang abadi. Tapi tetap saja, ia belum siap jika sang ayah harus segera ‘pulang’. Kemarin ia menerima kabar, ayahnya sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit karena kondisinya yang semakin parah. Hatinya seperti
dihantam kayu besar. Ite ketakutan dan tak sanggup berpikir jernih, ketakutan yang selalu menghantuinya sejak ayahnya menjalani berbagai pengobatan alternatif. Ite melanjutkan sholat malamnya, mengulang-ulang hafalannya seperti yang selama ini ayahnya sarankan.
Tepat pukul tiga, ia tidak sanggup lagi berdiri melakukan takbiratul ihram di sholat malamnya.

Bukan, Ite bukan malas atau mengantuk, dadanya benar-benar sangat sesak, dan airmatanya
akhirnya menyerah bersembunyi. Hingga ia bersimpuh, terisak pelan sambil mencengkram erat
kain mukenanya. ‘Allah.. tolong beri aku kesempatan sedikit lagi. Tolong perpanjang masa
hidupnya sedikit lagi. Aku mohon..’ ia terisak sambil menggumamkan kalimat itu. Selama lima menit Ite menangis terisak, menumpahkan semua sesaknya. Ia menyeka airmatanya ketika ia mendengar suara pergerakan seseorang, ia menoleh Aira terbangun dengan mata yang masih sedikit memejam dan menguap. Aira melihat sekitar dan menyadari Ite yang sudah terbangun sejak tadi. “teman-teman belum bangun semua ya te?”tanya Aira dengan suara pelan. Ite hanya mengangguk, ia tidak ingin Aira tau bahwa ia baru saja menangis. Ite melanjutkan sholatnya sedang Aira berjalan menuju kamar mandi untuk menghilangkan kantuknya dengan berwudhu. Mereka hanyut dalam suasanamasing-masing.

EudoraWhere stories live. Discover now