Jisung merasa aneh dengan kelakuan Minho yang mendadak kayak orang mesum. Pernah suatu hari Minho meremas pantatnya, terus meremas payudaranya. Apa Minho lagi kerasukan? Yakali ! ntar book ini mendadak horor kayak book sebelah
Entahlah jisung pusing, yang penting Minho tidak sampai memperkosa dirinya.
.
.
.
.
Jisung mengantarkan kopi yang Minho minta ke kamar Minho, jisung mah keluar masuk kamar minho udah kayak istri aja.
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Minho dudu di sofa dalam kamarnya dengan tv yang menyala menayangkan berita tentang penculikan.
"Mas, ini kopinya" Jisung meletakkan Kopi ketas meja
Minho ngangguk, Jisung ingin beranjak dari sana
Srek
Baru selangkah tapi tangannya sudah di pegang sama minho
"Kenapa mas?" Jisung menatap minho yang sekarang berdiri sehingga dia mendongak
srek
Minho mendekatkan tubuh mereka tidak ada jarak diantara mereka. Sangat dekat.
Minho kelabakan, ini dia kayak habis ngapa-ngapain istrinya dan istrinya minta pulang.
"Jangan dong, kok pulang?"
"mas tadi mau apa-apain aku" Jisung masih sesegukan
Minho tertawa dan membuat jisung mengedipkan dia heran
"Stt mas nggak ada niatan ngelecehin kamu lebih dari remas-meremas"
Jisung mengembungkan pipinya
"Mas nggak officalin tapi sering banget umbar kemesraan, sampai aku dikatain jalangnya mas" kalimat terakhir terdengr sangat lirih tapi emang dasarnya telinganya minho itu peka jadi dia tau
"Mau di officialin? tapi mas maunya langsung nikah" Minho mengelus pipi jisung lembut
"dan siapa yang bilang kamu jalangnya mas hm?" lanjutnya
Jisung diam dia memilih memeluk minho
.
.
.
.
.
Minji menghela nafas, beberapa minggu yang lalu dia baru saja memeriksakan keadaannya. Dia merasa sedikit janggal di daerah perutnya. Dan hasilnya keluar hari ini. Hasil itu mengatakan bahwa dia hamil, seingatnya dia hanya melakukan itu dengan Yeonjun karena cowok itu maksa dia.
"bubuuu" teriak seorang balita umur 12 bulan, balita itu merangkak ke Minji yang duduk di sofa rumahnya
"Oh daeho, kenapa sayang?" Minji menggendong daeho yang selalu ingin bersama Minji makanya minji bawa aja daeho atas persetujuaan bu panti
"hoho mam" rengek balita itu
"yaudah ayok makan" minji mengambil bubur daeho di dapur tapi dia mendudukan daeho ke kursi khusus
Selama mengambil bubur Minji sibuk bergulat dengan pikirannya sendiri
"Diem aja? Oke gue diem aja"
Minji bertekad menyembunyikan kehamilannya dari si ayah sang bayi.
.
.
.
.
.
Seungmin menatap Chan yang mengajaknya ke sebuah tempat yang sangat indah
"Pak kita ngapain kesini?" Seungmin bertanya ke Chan yang nikmatin pemandangan
"Jangan panggil pak" Chan jengah
"Hehe iya Kak" seungmin cengengesan
"Kamu suka laki-laki yang langsung serius atau mau lelaki yang ngajak pacaran dulu?" Chan berujar lembut
"Aku maunya serius. Karena kalau dia serius dari awal ya nggak di raguin kesetiaannya" jawab seungmin
"Oh oke"
Chan terdiam begitupun Seungmin
"Aku tidak suka bertele-tele jadi mau atau tidak kamu menjadi ibu dari anak-anak kita nanti?" Chan mengeluarkan cincin sederhana yang dia beli beberapa waktu lalu