Menumbuk jari jari lentikmu di atas kayu dengan batu kurasa cukup menyenangkan.
Melihat nya membiru dengan sedikit noda merah pada pinggiran pecah kukumu membuat nya semakin berseni di balik tali pergelangan tangan itu.
Suara teriakan mu cukup memekaan telinga, aku sedikit tergangu dengan itu, bisakah kau bernyayi lebih merdu?
mengunting lidah nakal itu sedikit demi sedikit. Sambil melihat nya menarikan tarian unik di dalam sana. Sungguh mengemaskan.
Kurasa cukup membuat mu bungkam.
Mencongkel mata kiri nya keluar, langsung dengan tangan hingga cairan merah menghiasi pipinya yang merona membuatnya semakin berwarna. Cantik.
Seperti ada yang kurang.
Mengikat kakimu di atas palang sementara kepala dibawah. Apa itu bisa membuat nya lebih baik? Apa salah nya di coba.
ku kuliti dia dengan pisau berkarat
Setipis mungkin, jangan sampai ada darah yang keluar agar luka sukar tertutup. Cukup kulit teratas dan biarkan syaraf pada permukaan kulit melakukan tugasnya.
Waran merah muda itu membuatnya semakin indah
Guruyan beberapa botol cuka sepertinya cukup untuk membuat mu bersuara lebih lantang.
Erangan dan rancauan dari mulut mu merupakan orkestra terindah yang pernah ku dengar.
Bisa kah aku mendengarnya lebih keras, kumohon jangan berhenti.
Melihat mu tergantung di sana
Dengan sebelah mata mu menatap benci ke arah ku.
Alunan lagu dari bibirmu
Juga torehan merah dj sekujur tubuh mu.
Membuat ku menyipulkan bahwa
Kau karya seni audio visual terindah di dunia.
Jika sudah di ambang ajal,
Bisa lah ku belah tubuhmu dari bawah hingga keluar isi perut mu. Lalu kan ku beri kau kecupan terakhir, sabagai tanda karya ku.
Biar kematian mu tidak terasa membosankan
Terimakasih karna sudah menghiburku di akhir hidup mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ranzkind
PoetryNo life ⓡⓐⓝⓩⓚⓘⓝⓓ Entah ini apa yang jelas untaian kata bukan sajak bukan cerita Bukan juga puisi atau prosa Hanya tentang makna Jangan tanya apa ini karna sang empunya pun tak mengerti Birlah begini Tak usah di pikir lagi Hanya membuang energi •Kris...
