𝐏𝐞𝐫𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐓𝐞𝐫𝐜𝐞𝐩𝐚𝐭 𝐒𝐞𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐌𝐚𝐬𝐚

1.2K 146 6
                                    

Sebelum Mawar mengurung dirinya sendiri dalam kediaman Elysseria, ia seringkali diundang untuk mengikuti perjamuan teh oleh putri para bangsawan lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebelum Mawar mengurung dirinya sendiri dalam kediaman Elysseria, ia seringkali diundang untuk mengikuti perjamuan teh oleh putri para bangsawan lain. Saat itu Mawar masih dipandang sebagai satu-satunya putri Marquis Fullmeir yang sah. Ia akan duduk bersama tujuh sampai delapan perempuan lain dengan rentang usia yang mirip. Umumnya mereka semua akan memakai gaun berwarna pastel, menandakan umur mereka yang masih belia.

Awalnya Mawar rajin untuk mengganti warna gaunnya pada setiap perjamuan teh. Biru muda, merah muda, hingga kuning muda. Meski untuk sesaat, pakaian yang dipertunjukkan adalah pemberitahuan mengenai status bangsawan tersebut.

Namun setelah ibunya meninggal, Mawar selalu mengenakan gaun berwarna abu-abu.

Percakapan yang dulunya seputar desainer, perhiasan, dan kafe terbaru di ibukota kian berubah menjadi mengenai kematian ibu Mawar. Semakin lama, Mawar juga berpikir percakapan para gadis tidak menarik sama sekali. Membosankan. Tiada dari mereka yang tahu-menahu mengenai keadaan politik ataupun ekonomi.

Terdapat satu topik yang selalu diungkit pada setiap perjamuan, yaitu mengenai pernikahan. Hampir semua gadis mendambakan pria yang dinikahinya adalah seorang bangsawan kaya nan tampan yang gagah. Namun mereka juga ingin pria itu memanjakan mereka.

"Bagaimana jika pria seperti itu ada namun bukanlah seorang bangsawan ataupun seorang yang kaya?" tanya Mawar suatu waktu.

Para gadis itu langsung terdiam. Mereka saling melirik satu sama lain, tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Mawar. Hingga akhirnya Daniella, yang tertua di antara mereka menjawab, "Lalu, apa pria itu akan meminta istrinya untuk bekerja fisik demi mencukupi kebutuhan sehari-hari?" Danielle mendecih tidak suka. "Bagaimana seorang istri akan berbahagia bila demikian?"

"Dengan kata lain, maksudmu adalah hanya istri para orang kaya dan bangsawan yang dapat berbahagia karena tidak perlu bekerja fisik?"

"Mawar." Terdapat nada peringatan dalam perkataan Daniella. "Seorang bangsawan selayaknya menikahi bangsawan lain. Dan untungnya bagi kita, menjadi istri seorang bangsawan tidak perlu untuk bekerja fisik. Kita cukup untuk mengurus masalah kediaman saja. Urusan pemerintahan dan pekerjaan fisik seperti perang ataupun perdagangan selayaknya dipegang oleh lelaki."

Selayaknya?

Mawar melihat tatapan Daniella tanpa cela. Di balik perkataannya yang terdengar diplomatis, Mawar dapat melihat gadis itu betul-betul memercayai bahwa tujuan hidup seorang putri bangsawan adalah untuk menjadi istri rumahan saja. Dan bahwa baginya tidak ada kebahagian tanpa harta.

Beberapa gadis lain ikut mengangguk mengikuti Daniella.

Lagipula, harta memberi kenyamanan. Rumah yang besar, pakaian yang indah, makanan yang mengenyangkan perut. Bagi mereka yang dari lahir sudah terbiasa dengan kemewahan seperti itu, pasti akan sangat susah untuk melepasnya. Namun apakah benar itu arti kebahagiaan sebenarnya?

BalaWhere stories live. Discover now