31 - Chaos

165 37 35
                                    

Disini sudah semakin gelap. Aku berlari pincang, karena luka di lututku ini mulai terasa perih meskipun sudah diobati.

"Aww," rintih Emily yang juga menahan perih di sekujur tubuhnya itu. "Pelan-pelan Sam."

Aku berbalik dan menyadari air muka kedua temanku di belakang yang mulai kelelahan. Lantas aku mengendurkan langkahku, mencoba memapah Emily yang mungkin sudah tak tahan lagi dengan rasa sakit di tubuhnya itu.

Sementara Jaehyun terlihat begitu kebingungan, mungkin ini pertama kalinya lagi bagi ia untuk bisa berinteraksi dengan manusia lain selain diriku.

Setelah sampai di gerbang, aku mencoba mempersiapkan diriku untuk manahan rasa takut. Begitu pula dengan Emily dan Jaehyun, aku tahu persis di dalam hati mereka sebenarnya tidak siap dengan apa yang akan mereka hadapi di depan sana.

Pintu gerbang itu sudah setengah terbuka, lantas kami pun masuk dan mulai menyisiri area sekitar dengan hati-hati.

"Kita ke ruang Paman Hyeon!" ajakku pada Emily dan Jaehyun.

Emily meneguk ludahnya. "A-apa tidak berbahaya? Sepertinya kita cari dulu yang lain deh."

"Aku saja yang duluan kesana, dia tidak tahu kalau aku Jaehyun kan?" ujar Jaehyun menawarkan idenya.

Benar juga, aku rasa itu bukan ide yang buruk. Tapi tetap saja, jika Paman Hyeon tahu kalau Jaehyun sudah kembali, aku takut terjadi apa-apa dengannya.

Kami mulai beranjak ke ruangan Paman Hyeon. Jaehyun lebih dulu kesana, sementara aku dan Emily bersembunyi di balik semak-semak, hanya bisa melihat Jaehyun masuk dari kejauhan. Kulihat dia menyorotkan pandangannya ke arah sekitar, memastikan keadaan disana aman.

Aman!

Jaehyun mengisyaratkanku dan Emily untuk masuk ke dalam ruangan. Lantas dengan merunduk, kami beranjak dari tempat persembunyian ke tempat Jaehyun berada.

"What the hell," gumam Emily yang melihat beberapa benda tajam tergeletak di atas meja. "Apa yang dia akan lakukan?"

Aku menggeleng dengan perasaan tak nyaman. Pikiranku melayang kembali saat menyaksikan Paman Hyeon membunuh wanita gila yang kabur dari ruang tahanan.

Sementara Jaehyun terlihat menderu napas dengan tatapan kesal. Aku menduga pasti sekarang ia merasa tak percaya memiliki saudara seperti Paman Hyeon.

"Aku heran, kenapa saat itu dia menolong kita?" tanyaku pada Emily.

Emily melemaskan kedua pundaknya. "Kita masuk perangkapnya saat itu. Kata Bibi Choi, ia menduga yang Paman Hyeon lakukan di perpustakaan saat itu hanya untuk menyiksa Jess. Hingga jiwanya benar-benar terlepas dari raganya itu."

Pernyataan Emily barusan sontak membuatku makin kesal, pasrah, dan entah tidak mengerti lagi dengan apa yang terjadi saat ini.






Blar...



"Astaga," aku memekik kaget, tiba-tiba layar monitor cctv di ruangan ini menyala.

"Tunggu, apa dari dulu ini berfungsi?" tanya Emily heran.

Aku mengangkat kedua pundakku, seingatku Paman Hyeon bilang cctv yang ada di kastil ini seluruhnya tidak berfungsi. Tetapi tiba-tiba benda ini berfungsi dengan baik.

"Hey, itu Doyoung dan Paman Yul?!" sahut Jaehyun menunjuk salah satu layar monitor di depannya.

Aku dan Emily tercekat melihat mereka berdua terlihat gelisah di layar itu.

"Itu di...basemant?" tanyaku ragu.

Emily dan Jaehyun nampak berpikir, meneliti tempat dimana Doyoung dan Paman Yul berada.

Skizofrenia Lee ✔️ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang