68. Menjemput Takdir

190 13 8
                                    

Pertengahan 2007

Mauliate

Acara pesta perkawinan itu riuh rendah,aku memperhatikan suasananya dengan seksama Wajah wajah Tamu ,atmosfir yang disuguhkan band pengiring dan bagaimana ekspresi klien dan keluarganya

"Serius sekali" Terdengar suara di punggungku ,Aku berbalik dan tertawa melihat siapa yang berbicara.rekan sesama pekerja acara,aku pegang musik,dia pegang katering .

"pak Timur " Ujarku menganggukkan kepala

"Timur aja,kita mungkin hanya beda beberapa Tahun " Tolaknya sambil tersenyum

"haha iya,mur. makanan sukses tampaknya ?" Ujarku memujinya ,bukan basa basi karena para tamu benar benar antusias menikmati makanannya

Dia mengangguk dan tertawa "Ya lumayanlah ,err ada gak ya musik yang bisa ngarahin pengunjung untuk makan lebih banyak ?"

Dahi ku mengerenyit "saya gak tahu sih ya pak eh Timur,tapi ide yang menarik itu .maksudnya kita tahu kalo aroma dan bentuk itu rangsangan utama.bisa dibantu visual seperti warna tembok juga misalnya ,tapi kalo dari pendengaran atau musik saya belom pernah dengar " Ujarku bersemangat

"Ehm,saya sebenarnya mengikuti perjalananmu dalam setahun ini Mauliate." Jelas Timur perlahan .

"Saya cuma bolak balik rumah ,kampus, dan venue pak ,gak ada yang terlalu menarik" Kilahku ,dia tertawa mendengarnya.

"Bukan yang seperti itu,saya merasa seperti stalker sekarang." Kata laki laki itu di sela tawanya

"Maaf pak ,bercanda.untuk meringankan suasana saja" Ujarku menepuk nepuk pundaknya .

"Ya saya mengerti ,saya punya penawaran untuk kamu Mas Maul" Ujarnya

"Iya gimana bapak?" Sahutku bersemangat

"Kita bikin one stop package ,dari hulu ke hilir,urus dari persiapan sampai pasca acara gak usah berbagi vendor?"

"Saya terbiasa urus musik sih pak.kalo diizinkan mungkin saya harus belajar lagi ,belajar banyak." Aku berusaha menanggapi tawaran pak Timur .

"You are really good with the Athmosphere ,the ambience.kalo kamu sudah pintar di jiwanya,printilan printilan lain tinggal ngikutin ." Lanjut Pak Timur .

Aku terdiam,tawaran yang menarik .pendapatan yang mungkin lebih besar ,puji Tuhan buat tambah tambah Lahiran Ale kecil .

"Sayang ,sibuk ?" Margie menghampiri kami dengan nafas tersengal sengal ,hamil besar membuatnya gampang sekali lelah,tapi sebagai boss dalam usaha kamidia harus selalu ada dan terlibat dalam tiap kegiatan

Aku menggeleng pelan ,kemudian merangkul dan mencium dahinya pelan "pak Timur udah kenal Margie kan?"

"Margareth Suwito the one who paving the way " Ujar pak Timur memuji  pipi Margie bersemu merah dan menjabat tangan laki laki itu

"Memang materinya sudah bagus pak saya tinggal memberi dorongan saja " Ujarnya merendah

"Dan langsung diambil jadi suami ya ,benar benar jeli visi mbak Margie" Ujar Pak Timur kemudian

01.Matahari KepagianWhere stories live. Discover now