Part 15

125K 16.5K 1.1K
                                    

Belum sehari udah 3k vote?? ck ck ck..aku menyerah wkwkwk

"Sher, nanti malem pulang kerja ikut yuk hangout sama anak-anak," ajak Johan, Manajer IT PT. Medifarm yang duduk di kursi bus di seberang kursiku.

"Tumben ngajak aku?" Tanyaku heran. Aku terlalu sering menolak ajakan hangout dari teman-teman kantor hingga akhirnya mereka jadi malas mengajakku.

Para manajer dan supervisor di PT. Medifarm ini punya jalinan pertemanan yang cukup akrab. Kami semua tergabung dalam satu grup whatsapp yang selalu ramai walaupun aku termasuk jarang mengikuti apa saja percakapan mereka. Biasanya seputaran hal-hal menarik yang terjadi di kantor, keluhan tentang pekerjaan dan yang paling sering tentu saja membicarakan atasan kami, para Direktur.

Beberapa dari mereka juga sering hangout bareng di luar jam kerja, entah itu sekedar makan, nonton, bersepeda dan tentu saja clubbing. Tapi aku termasuk salah satu anggota grup yang nggak pernah ikut acara kumpul-kumpul.

Yudha nggak terlalu suka aku bergaul dengan teman cowok, wajahnya langsung masam kalo aku minta izin. Jadi dibanding ribut aku memilih untuk nggak ikutan. Sebenarnya nggak terlalu masalah juga buatku karena pada dasarnya aku memang lebih suka menghabiskan waktu di rumah.

"Kata Anita kamu baru putus, jadi sekarang bebas dong ikut kumpul-kumpul," jawab Johan sambil nyengir. Aku langsung mendelik pada Anita yang duduk di kursi dekat jendela tepat disebelahku.

"Nggak apa-apalah Sher, biar peluang dapet jodoh makin terbuka kalo semua tau kamu udah nggak punya pacar." Seperti biasa Anita membela diri sambil menunjukkan puppy eyes-nya.

Aku mendengus. Anita ini temanku paling akrab di PT. Medifarm karena kami sama-sama anak farmasi dari universitas yang sama walaupun beda angkatan, Anita lebih tua setahun dariku, jadi aku memang paling sering bercerita padanya, termasuk waktu aku putus dengan Yudha.

"Yang bilang aku mau cari jodoh siapa?" Gerutuku.

"Ya nggak nyari sih, siapa tau datang dengan sendirinya waktu tau kamu udah jomblo," kikik Anita.

"Ayolah Sher ikutan, kamu nggak pernah lo ikutan ngumpul," bujuk Johan lagi.

"Mau kemana emang? Tumben ngumpulnya nggak weekend?" Tanyaku.

"Ultahnya Johan nih, udah 27 tapi pacarannya tetep sama komputer doang," ledek Anita.

"Karena wanita lebih sulit dimengerti daripada program komputer," balas Johan sambil terkekeh membuatku dan Anita juga ikut tertawa.

"Happy birthday Jo, makan-makan nih berarti?" Godaku.

"Thanks Sher, iya nih ditodong anak-anak, di Excelso ya, jam 7-an gitu gimana? Bisa kan?" Johan menatapku penuh harap hingga akhirnya aku mengangguk.

"Okay deh," jawabku membuat Johan dan Anita langsung ber-high five sambil tertawa.

Well, nggak ada salahnya juga kan ber-sosialisasi, kumpul sama teman-teman. Sudah lama banget aku nggak melakukannya. Biasanya temanku jalan hanya Yudha atau Anita. Nggak pernah kumpul rame-rame, mungkin akan jadi pengalaman baru yang menyenangkan.

Aku turun dari bus saat bus sudah parkir di halaman pabrik. Mataku langsung melirik ke arah tempat di mana mobil Pak Abhi biasa parkir dan seperti sudah kuduga tempat itu kosong. Kemarin sebelum pulang dia memang sempat bilang kalo hari ini nggak ngantor. Seharian ini dia bakal sibuk banget di Marriott karena hari ini adalah hari peluncuran produk Nutri-E.

Aku menghela napas mengingat kelakuanku kemarin. Kenapa aku membiarkannya menciumku dan bahkan membalasnya? Apa aku sudah gila? Satu-satunya pembelaan diriku adalah karena dia pencium yang handal. Setiap sentuhan bibirnya tidak mendesak tapi membujuk, merayu dengan begitu elegan. Aku merasa sangat disayangi sekaligus dipuja.

Amoxylove (COMPLETED)Where stories live. Discover now