Chapter 9 - Kenyataan

123 50 13
                                    

HAPPY READING...

Aaron berlari mendahului teman-temannya. Ia akan menemui Ziya yang saat ini sedang terbaring lemah dirumah sakit.

"Eh sayang, mau kemana kok buru-buru?" tanya Qilla yang entah datang darimana.

"MINGGIR ANJING!" bentak Aaron mendorong tubuh Qilla.

"IH KOK KAMU KASAR SAYANG? "

"AARON TUNGGU!" teriak Qilla yang melihat aaron meninggalkannya.

"Makannya jangan sok jadi cabe bego" ucap Lara berlari mengikuti Aaron.

"BANGSAT, TUNGGU AJA LO SAMA TEMEN LO ITU!" teriak Qilla emosi.

"MINGGIR!" ucap Verrel yang berlari dibelakang Qilla.

Qilla terhuyung saat Verrel dan Aland melewatinya begitu saja.

"Sial, mereka kenapa sih?" Umpat Qilla.

"Gue ikutin aja kali ya?"

Qilla terseyum licik.

•••

"ZIYA MANA?!" tanya Aaron saat melihat Zidan sedang duduk tak tenang.

"Aish sialan, lo kan yang nonjok gue!" ucap Zidan melihat siapa yang bertanya kepadanya.

"Ziya mana?" tanya Aaron mengalihkan pembicaraan.

"Lagi persiapan masuk ruang operasi!" jawab Zidan ketus.

"Lo dapet biaya dari mana bang?" tanya Lara karena ia tau om Haris dan tante Sita pasti tidak tau tentang penyakit Ziya.

"Tabungan gue" jawab Zidan.

Lara mengangguk mendengar jawaban Ziya.

"ZIDAN!" teriak seseorang membuat tubuh Zidan kaku seketika.

"BANG ZIDAN BEGO, MASALAH GINI KOK DIUMPETIN!" teriak Ziel.

Ya, yang barusan meneriaki namanya tak lain dan tak bukan adalah keluarga nya sendiri.

"Kamu ga perlu berjuang sendiri gini" ucap Haris menepuk rambut zidan.

"Sekarang keadaan Ziya gimana?" tanya Sita khawatir.

"Ziya mau dioperasi bun" jawab Zidan menunduk.

"Tapi bun, Bunda tau darimana kalo ziya sakit" tanya Zidan mengangkat wajahnya.

"Ziel nemuin selebaran dari dokter dikamar Ziya" jawab Sita mengelus puncak kepala Zidan.

"Ayah boleh liat Ziya kedalem kan?" tanya Haris mengintip tubuh ziya yang terbaring lemah dengan alat medis lewat celah pintu.

Zidan mengangguk.

"Heh lo makan sana dikantin, baju ziya udah gue bawa in" ucap Ziel ketus menatap abangnya.

"Hm"

"Lah lo siapa nya ziya?" tanya Verrel bingung menunjuk Ziel.

"Gue? Pacarnya!" jawab Ziel tak nemperdulikan verrel.

"Kembarannya" bisik Lara menyikut perut Verrel.

"Buset, Ziya punya kembaran?" kagum Aland karena satu sekolah bahkan tak ada yang mengetahuinya.

Ziel dan Zidan hanya mengangguk saja, toh dirinya sudah mengetahui bahwa ziya merahasiakannya.

Ziel melangkah melewati Verrel, Lara, dan Aland. Sedangkan Zidan sudah berjalan menuju kantin untuk mengisi perutnya.

Boyfriend; jjk✔Where stories live. Discover now