MOODMAKER #01: Kejar

114 4 0
                                    

"HAECHAN!!!! BALIKIN HANDPHONE GUE!!!!"

"NGGAK MAU NGGAK MAUUUU. KEJAR SINI KEJAR! WLEEEEE!"

"HEH KUTU KUPRET, BALIKIN SINI!!!"

"NGGAK KENA!! NGGAK KENA!! WLEEEE."

Kedua remaja beranjak dewasa tersebut masih betah menjadi tontonan siswa lain karena tengah berlarian—lebih tepatnya sih Rena yang mengejar Haechan—di lapangan basket siang itu.

"ASLI NIH YA, AING LEMPAR PAKE RING BASKET NIH LAMA-LAMA!!! YAK, HAECHAN!!!! BERHENTI KAGAK LO?!"

Tak lama setelahnya Haechan mengaduh kesakitan disambut tawa oleh Rena dan siswa lain yang sedari tadi menonton kebodohan dua orang ini. Kenapa gitu? Ya iyalah, di siang bolong yang panas begini kok malah kejar-kejaran di tengah lapangan sih, mending kejar-kejaran di lab komputer aja harusnya.

"RASAIN TUH, MAMPUS!" Rena merampas handphone miliknya dari tangan Haechan sembari terus menertawai cowok itu.

"Jahat banget, anjir!!" Haechan menatap cewek di depannya dengan tatapan kesal sembari melengkungkan garis bibirnya.

"Suruh siapa jadi manusia kok iseng banget!! Untung aja handphone gue kagak ikutan nyusruk kek lo!" Rena berkata acuh sembari mengusap lembut layar handphone yang nyaris rusak karena Haechan tadi jatuh menabrak tiang ring basket setelah Rena lempar dengan batu.

Brutal pisan, tapi itu mah nggak seberapa.

Pernah tuh dulu saat mereka masih duduk di bangku Sekolah Dasar, Haechan menjahili Rena yang tengah asik menikmati permen lolipop berukuran jumbo dengan cara mengejutkan  menggunakan cicak yang dia pegang di genggaman tangannya, permen lolipop yang masih utuh tersebut jelas saja langsung masuk tenggorokan anak itu tanpa aba-aba membuatnya tersedak sampai mengeluarkan air mata.

Maka keesokan hari ketika mereka tengah bermain di pinggir comberan bersama teman-teman yang lain, Rena membalas dendam pada Haechan.

"Echan, coba deh lo liat ke bawah situ."

"Kunaon emang?"

"Tadi duit gue dua ribu jatoh ke situ, liatin dong. Masih ada di situ atau enggak. Gue mau cari kayu dulu buat ngambil duitnya, takut diomelin Mama kalau sampe ilang."

Haechan menurut saja tanpa menaruh rasa curiga. Lalu saat Haechan tengah serius menengok ke dalam comberan, Rena mendorongnya hingga wajah Haechan belepotan tanah berbau, sedangkan Rena dan teman-temannya yang lain tertawa kencang.

"HAHAHAHA MUKA LO, CHAN. HAHAHAHA."

"Rena ada-ada aja, buset. Hahahahahaha."

"Kasian hahaha tapi sekali-kali gapapa ye, Chan. Hahahaha."

"Biasa ngeliat Haechan iseng, sekarang kena batunya. Hahahhaha."

"Udah lur, udah ketawanya. Kasian tuh mukanya nahan nangis." kata Jaemin saat melihat mata Haechan yang mulai berkaca-kaca.

Haechan diantar pulang oleh Rena ke rumahnya, sepanjang perjalanan pulang sebenarnya Rena takut bakal dimarahi Ayah dan Bundanya Haechan gara-gara menjahili anaknya. Tetapi ketika sampai di pagar depan rumah, Baekhyun—Ayah Haechan—yang tengah menyirami tanaman justru ketawa ngakak melihat anak cowoknya belepotan tanah comberan.

"Padahal mah disuruh mandi di comberan aja sekalian, Na." Baekhyun masih tertawa sembari menepuk pucuk kepala Rena dengan pelan, menyaksikan Haechan yang baru selesai dimandikan oleh  Taeyeon—Bunda Haechan—menatapnya dengan kesal.

"Liat Ayah tuh, Bun!!! Malah ngetawain Echan melulu!!" adu Haechan.

"Gapapa sekali-kali kamu dijahilin sama Rena, kan biasanya juga kamu kalo ngejahilin Rena tuh nggak kira-kira." Taeyeon menjawab dengan entengnya.

Moodmaker ; LEE HAECHANWhere stories live. Discover now