Hidup baru yang tak sampai

1.9K 213 1
                                    

Selamat membaca






Arthur mengelap sudut bibirnya saat ia sudah menyelesaikan makannya. Sembari menunggu yang lain makan, arthur hanya diam menatap jalanan luar. Hujan sedikit mereda. Walaupun begitu langit masih menunjukkan kelabunya.

Bunyi dering telepon Arthur membuat fokus yang lain mengarah padanya. "dari siapa?"tanya mikael yang baru saja memakan bakso terakhirnya. Arthur melihat siapa yang menelponnya.

"kakek James.."lirih arthur. Ia kemudian mengangkatnya.

"halo kek.."

"halo boy, where r u?"

Arthur terdiam, apa ia harus memberi tau?arthur yakin sekali James takkan mau melepaskannya.

"di restoran." jawabnya asal.

"maksud kakek, dimana kamu tinggal sekarang?"

"intinya aku sudah tidak mau tinggal satu atap sama papa dan istrinya." kukuh, arthur masih kukuh tidak mau memberitahukan dimana ia berada.

"kamu keras kepala juga ya sama seperti papamu. Setidaknya tinggal bersama kakek, aku khawatir dengan keadaanmu."

"aku baik-baik saja. Tanpa papa dan istrinya aku akan baik-baik saja."

Terdengar helaan nafas frustasi dari sana. Arthur tau dan dapat merasakan, James tulus kepadanya. James selalu merasa bersalah padanya juga mendiang mamanya.

"kenapa......kenapa kakek ga berikan saja harta warisku untuk anak-anak hana?"

Satu pertanyaan itu akhirnya terucap oleh bibir arthur langsung, membuat anne,refal,mikael dan azarel terdiam hening dan tidak tau harus berkata apa.

"sampai aku matipun, aku tidak rela."

"mereka juga cucumu. Aku tidak membutuhkan hartamu."

"kau tidak mengerti nak, aku melakukan ini demi memberi hukuman pada papamu dan istrinya. Aku tidak pernah tenang setelah kematian mendiang anak menantuku..."

"jika begitu keputusanmu. Jika kamu mati, sumbangkan saja harta emasmu ke badan amal. Aku tutup ya.."

Langsung saja dengan sedikit tidak hormat arthur memutus sambungan itu. Sungguh, arthur sangat tidak membutuhkan harta Herjuno yang sangat melimpah bahkan mungkin hingga keturunan ketujuhnya. Arthur hanya ingin bahagia tanpa mereka lagi.

"aku tidak menyangka ucapanmu terdengar savage." kekeh refal yang ada disampingnya.

Selesai makan mereka memutuskan pulang ke rumah masing-masing. "aku ada urusan."ucap arthur.

"urusan apa?"tanya anne.

"sebentar saja, kalian pulang duluan. Aku tak lama." dengan segera arthur menghentikan taksi yang lewat.

"mau kemana dia?"gumam anne.




****

Arthur berhenti didepan sebuah toko hewan peliharaan. Ia masuk ke dalam dan mencari seseorang yang mungkin sedari tadi sudah menunggunya.

"lo terlalu lama membuat gw menunggu." keluh sang gadis dengan kacamata dan rambut cepolannya. Arthur hanya memasang senyum tidak enak hati.

"maaf lia, sekarang mana?"

Gadis bernama Cecilia itu pergi sebentar kedalam dan saat ia keluar sudah ada anak anjing husky dalam gendongannya.

ArthurWhere stories live. Discover now