"Kakinya—"
Tengah malam, di ruangan serba putih dengan alat-alat berdengung nyaring dan sebuah jam di dinding berdenting lambat, ia melangkahkan tungkai.
Tangan ringkihnya menumpu pada ranjang, menahan beban tubuh yang sudah jauh lebih ringan. Tersenyum tipis, degup jantungnya bertambah cepat, membawa rasa geli yang merambat dari perut sampai naik ke ujung pucuk kepala.
Dengan langkah sehalus bulu, ia keluar dari ruangan. Berjalan melewati setiap bola lampu redup sepanjang koridor. Sesekali menunduk, mengulum senyum tipis menyapa orang-orang di sekitar.
Lengkung manis tersungging semakin lebar ketika tungkainya hampir sampai pada ruangan lain di ujung gedung. Bergegas, ia masuk ke dalam. Melompati jendela lihai bak pencuri ulung.
Namun senyumnya sirna begitu saja, kala melihat kesayangannya terbaring dengan tubuh kaku tegang, sesaat ia bisa rasakan bagaimana sakit dari segala luka yang entah terlihat atau tinggal bekas. Tapi, mulai sekarang, ia tak perlu khawatir. Ia sudah mengantongi jawaban semesta untuk kesayangannya.
Kain piyama bergaris yang ia kenakan di gulung sampai siku, angin malam membuatnya gerah. Ia melangkah pelan mendekati ranjang. Ekor matanya melirik alat pendeteksi kehidupan yang kian melemah.
YOU ARE READING
agustus, antar dia pulang | hyunjin [✓]
Fanfiction"Kedip. Gue tau gue seksi. Tapi liatnya biasa aja." "IDIH PEDE BANGET! Eh lo tuh gak seksi ya. Masih lebih seksi si Felix, jauh." "Yakin?" 🌃°𝘮𝘢𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢𝘱𝘶𝘯, 𝘴𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘪 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘴𝘵𝘢𝘣𝘪�...