3 | Jealous

2.2K 308 74
                                    

Chan bergerak mundur saat menyadari sosok itu adalah Minho, kakak dari Hyunjin.

Dari pintu, Minho berlari sekencang mungkin dan langsung mendaratkan pukulannya ke wajah Chan. Hyunjin yang terkejut langsung memekik dari ranjang.

"Hyung! Cukup, Hyung! Kamu salah paham! Bukan Chan hyung yang menyakitiku!"

Bugh!

Bugh!

Melihat Minho tampak acuh, Hyunjin terpaksa turun lagi dari ranjangnya. Lantas, menyadari itu, Minho pun berhenti memukuli dan berlari ke arahnya.

"Jangan turun! Pendarahanmu bakal semakin lama berhenti nanti." Minho mencegah Hyunjin, sikunya yang tersentuh Minho dilepas dengan kasar oleh Hyunjin.

"Kamu jangan asal membonyoki orang, Hyung! Kasihan Chan hyung." bela Hyunjin dengan raut kesal.

"Untuk apa kasihan dengan pembully?!"

Perkataan Minho membuat dahi Hyunjin berkerut. "Pembully? Justru dia yang menyelamatkanku dari kawanan Han Jisung. Tadi mereka ke sini dan hampir menghabisiku, tapi untung ada Chan hyung."

"Han?" Minho menggeleng, meragukan jawaban adiknya. Karena selain mereka berteman dekat dengan Han, keluarga mereka juga sangat dekat. Tak mungkin Han Jisung setega itu.

Minho bergerak menghampiri Chan lagi. Ia mencetak sebuah seringai dan mulai berbisik.

"Bener apa kata adik gue tadi? Apa lo lupa dengan kejadian satu tahun lalu?"

Chan mulai menegang karena perkataan Minho, sekelebat memori muncul lagi di benaknya. Sedangkan Minho sibuk memandangi Hyunjin yang tampak khawatir di belakang.

"Gak usah banyak drama! Sekali pembully, ya tetap pembully!" tekan Minho dengan bisikan hangat, membuat sekujur tubuh Chan merinding.

Sejurus kemudian, Chan tersentak karena tiba-tiba Minho menariknya keluar dengan kasar. Meski Hyunjin sudah berteriak-teriak, Minho tetap mengusirnya dari sana tanpa mau mendengar penjelasan lagi.

Kesal dengan sikap Minho yang berlebihan, Hyunjin sedikit menggeser posisi duduknya agar menjauh dari Minho. Ia mengalihkan pandangannya, tak ingin melihat pria itu. "Apa yang kamu lakukan, Hyung?! Chan hyung itu anak baik."

"Kamu bisa bilang begitu karena kamu gak tahu apapun tentang dia." Minho balik ngotot dengan napas menderu.

"Aku tau kamu mengkhawatirkan-ku, tapi jangan berlebihan kayak gini. Dia itu temanku, jadi jelas aku mengenalnya."

"Sebelum dia jadi temanmu, dia sudah jadi temanku. Dia itu pembully!"

Hyunjin menatap Minho tak mengerti. "Jika dia bersikap buruk padamu, jangan samakan hal itu juga padaku. Berhenti men-stigma orang!"

"Tapi kamu gak tahu—"

"Udah, Hyung! Aku gak mau denger apapun lagi darimu. Aku kecewa." potong Hyunjin tak suka, lalu membelakangi Minho.

Pertengkaran kecil yang melibatkan adu mulut itu diakhiri dengan keheningan. Mereka sama-sama terdiam, saling mengoreksi diri sendiri.

Minho tahu ia sudah berlebihan, tapi sebenarnya ia tidak mau kejadian yang dialaminya tahun lalu, terulang lagi pada Hyunjin. Ia hanya ingin melindungi Hyunjin, bukan malah membuatnya kecewa seperti ini.

"Hyunjin, maafin aku ...."

Hanya kalimat itu yang bisa mendeskripsikan penyesalannya sekarang. Niatnya mungkin baik, hanya saja Hyunjin belum bisa menerima itu. Entah kepercayaannya pada Chan lebih kuat dibanding kepercayaannya pada Minho, atau hanya dia yang berlebihan?

Different ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora