8 | He Did It!

1.8K 264 99
                                    

Han, Felix dan Changbin sedang berjalan melintasi koridor yang kini menjadi jalur utama mereka menuju kelas.

Diantara mereka, raut wajah Han tampak paling bersemangat dibanding hari-hari sebelumnya, mengingat misinya untuk menjatuhkan Hyunjin kemarin berhasil. Namun entah kenapa, hal itu justru membuat Felix merasa resah.

"Han, si penyakitan hari ini masuk gak ya? Gue takut pihak sekolah nyelidikin kasus itu lebih lanjut, sementara kita tau, kalo kemaren yang diinterogasi itu cuma lo."

Seketika langkah Han terhenti, membuat keduanya beralih memperhatikannya. Tanpa diduga, pertanyaan itu membuat Han emosi. Pandangannya kian menajam ke arah Felix.

"Sejak kapan lo peduli sama hal-hal kayak gitu? Gue gak suka lo jadi penakut!"

Felix marah mendengar tanggapan Han yang terdengar meremehkan. "Ini bukan masalah gampang, Han. Gue tau lo anak Kepsek, semua bisa lo lakuin sesuka hati, tapi apa bokap lo mau nerima alasan itu? Bahkan orang-orang pun akan benci saat tau itu."

"Oh ya? Tau apa lo tentang mereka?" Han langsung menggubris. Seperti biasa, ia berbicara dengan wajah liciknya. "This is a game. Just for fun, gak usah dibawa serius." Kemudian berjalan begitu saja meninggalkan mereka.

Felix tak tinggal diam, ia ingin mengejar Han untuk mengajaknya berdebat lagi, tapi Changbin sudah keburu menariknya.

"Jangan, Lix. Percuma, dia gak akan mau dengerin kita." kata Changbin sambil menatap Felix yang tampak gusar.

"Kita sama sekali gak tau tentang kasus itu, dan gue gak mau kita terlibat."

"Semuanya udah terlambat! Kalaupun Han mau ngaku ke pihak sekolah dan jelasin semuanya, keadaan akan tetep sama. Semua itu gak bisa dihindari, Lix."

Lama Felix menatap Changbin dengan beribu isyarat, membuat keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Hingga akhirnya Felix memilih pergi ke dalam kelas karena tak dapat berkata-kata lagi. Tak lupa, disusul oleh Changbin juga dari belakang.

Setibanya di kelas, suasana kelas masih sepi. Hanya ada beberapa bangku yang sudah diisi oleh penghuninya, sementara itu, sambil menaruh tasnya di kursi, Changbin melihat ada seorang siswi yang sedang bercakap akrab dengan Han.

Sepertinya sudah sejak tadi mereka berbincang, sehingga yang terdengar di telinga Changbin hanya sepotong kalimat saja.

"Han, kemaren itu ada apa sih? Gue denger-denger, si penyakitan terlibat kasus narkoba, ya?" tanya siswi itu dengan rasa penasaran yang besar.

Han menoleh dengan wajah watados sembari mengangkat satu kakinya ke atas kursi. Meneguk sekaleng minuman soda ditambah penampilan seragam yang kurang rapih membuatnya semakin terkesan urakan.

"Iya, gue rasa semua orang ketipu sama wajah polosnya. Dulu, waktu gue masih berteman sama dia, dia suka ngebully murid-murid culun tanpa sepengetahuan orang-orang. Tapi sayangnya kita cuma bisa diem, karena si penyakitan selalu ngancem kita."

Semua murid yang mendengar itu tentu sangat terkejut dan tak menyangka. Kebanyakan dari mereka berbisik-bisik untuk mendiskusikan hal itu.

Merasa sudah sangat keterlaluan, Changbin secara diam-diam menyenggol bahu Han dari samping dan berbisik. "Han, lo jangan berlebihan nambahin bumbunya."

"Udah ikutin aja," jawab Han santai, lalu kembali mengarang di depan semua murid tanpa mempedulikan Changbin dan Felix yang sudah terlihat tidak nyaman.

Sejauh ini semuanya memang baik-baik saja, sampai saat Chan yang baru datang menghampiri meja mereka dan menaruh sebungkus obat di atas meja dengan kasar.

Different ✔Where stories live. Discover now