sembilan belas

909 33 8
                                    

"Udah dong re, lo ngambeknya lama amat elah, udah kek perawan minta di ena-enain aja" Avreta menatap Avreya yang masih setia tiduran di atas kasurnya sejak kabur dari sekolah tadi pagi.

"Temen-temen lo pada dateng nih nganterin tas lo"

Avreya masih diam.

"Yakin lo gak mau keluar?"

"Ya udah, padahal kita mau hang out loh, babay reya sayang. Baik-baik ya dirumah." setelah mengucapkan itu Avreta menutup pintu kamar Avreya.

"GUE IKUTTTTTTT" teriak Avreya dari dalam kamar begitu pintu sudah tertutup.

Sementara Avreta sudah tertawa dibalik pintu. Dia turun kebawah dengan muka dihiasi senyuman, menandakan bahwa dia berhasil membujuk Avreya.

"Reya mana ret?" tanya Kenzi begitu Avreta tiba diruang tamu.

"Bentar lagi tuh bocah turun, tenang aja" kata Avreta.

"Bagus deh kalo tuh anak mau ikut" ucap Alexa.

"Btw bi, lo hubungin dulu dia biar siap-siap otw" suruh Kenzi.

"Oke"

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Avreya turun kebawah dan mereka semua pergi ketempat tujuan.

Mereka sengaja menggunakan satu mobil, yaitu mobil Rubi agar Avreya tidak bisa kabur nantinya.

30 menit kemudian mereka tiba disebuah kafe yang akhir-akhir ini cukup terkenal dan ramai dikunjungi oleh muda-mudi.

"Ravel Cafe" gumam Avreya membaca plakat cafe.

"Skuy masuk" ajak Rubi mendahului teman-temannya.

Mereka duduk di kursi tengah dan tepat berada di depang panggung kecil yang biasanya digunakan untuk penampilan band menghibur pengunjung.

"Lo tau darimana cafe sebagus ini bi?" tanya Avreya kepada Rubi.

"Ya tau aja gitu" jawab Rubi sekenanya.

Avreya juga tidak terlalu ambil pusing dengan jawaban Rubi. Toh Rubi penduduk lokal jadi pasti udah hapal banget sama Jakarta.

Gak lama pesanan mereka datang. Sebelumnya Rubi udah mesenin mereka semua makanan dan minuman biar langsung duduk enak gak banyak mikir mau pesen apa katanya.

Mereka ngobrol dengan diselingi canda dan tawa, hingga tiba-tiba lampu di cafe mati dan menyisakan lampu diatas panggung saja.

"Eh, keknya ada yang mau ngasih kejutan gitu deh" ucap Avreya kepada teman-temannya sambil menatap panggung penasaran.

Sementara yang lain hanya mengiyakan saja perkataan Avreya dan menatap panggung juga.

Kemudian muncul sosok laki-laki yang naik ke panggung, tapi Avreya tidak bisa melihat dengan jelas siapa sosok itu karena memakai topi.

Dia mengambil gitar yang sudah disediakan dan mulai memetiknya pelan.

Alunan petikan gitar itu membuat semua pengunjung cafe terbawa suasana romantis, tak terkecuali Avreya.

Brian Adam- Please Forgive Me

It still feels like our first night together
Feels like the first kiss
It's getting better baby
No one can better this
Still holding on
You're still the one
First time our eyes met
Same feeling I get
Only feels much stronger
I want to love you longer
Do you still turn the fire on?

So if you're feeling lonely, don't
You're the only one I'll ever want
I only want to make it good
So if I love you, a little more than I should

Please forgive me, I know not what I do
Please forgive me, I can't stop loving you
Don't deny me, this pain I'm going through
Please forgive me, if I need you like I do
Please believe me, every word I say is true
Please forgive me, I can't stop loving you

Still feels like our best times are together
Feels like the first touch
We're still getting closer baby
Can't get closer enough
Still holding on
You're still number one
I remember the smell of your skin
I remember everything
I remember all your moves
I remember you yeah
I remember the nights, you know I still do

So if you're feeling lonely, don't
You're the only one I'll ever want
I only want to make it good
So if I love you a little more than I should

Please forgive me, I know not what I do
Please forgive me, I can't stop loving you
Don't deny me, this pain I'm going through
Please forgive me, if I need you like I do
Please believe me, every word I say is true
Please forgive me, I can't stop loving you

The one thing I'm sure of
Is the way we make love
The one thing I depend on
Is for us to stay strong
With every word and every breath I'm praying
That's why I'm saying,

Please forgive me, I know not what I do
Please forgive me, I can't stop loving you
Don't deny me, this pain I'm going through
Please forgive me, if I need you like I do
Babe believe it, every word I say is true
Please forgive me, if I can't stop loving you
No, believe me, I don't know what I do
Please forgive me, I can't stop loving you

I can't stop, loving you

Suara riuh tepuk tangan memenuhi kafe begitu lagu selesai dinyanyikan.

Lelaki itu meletakan gitarnya kemudian melepas topinya. Dia menatap sosok gadis cantik dengan dress pink dihadapannya.

"Lagu ini saya persembahkan untuk perempuan yang saya cintai dan saya lukai. Aku benar-benar minta maaf udah nyakitin kamu dan gak jujur dari awal. Sekarang aku sadar dan please, maafin aku Avreya Quenna" ucap Radika yang sudah berdiri di depan Avreya entah sejak kapan. Iya lelaki itu adalah Radika Varellino.

Avreya masih terperangah dengan apa yang dilakukan Radika sekarang. Dia tidak bisa berkata apa-apa dan sampai akhirnya hanya anggukan kecil yang bisa dia berikan.

Radika tersenyum bahagis kemudian langsung memeluk Avreya dengan erat. Dia benar-benar bahagia sekarang.

Setelah permintamaafan yang romantis itu akhirnya Avreya dan Radika sudah baikan. Mereka semua termasuk teman-teman Radika dan Avreya juga senang melihat keduanya akur kembali.

Sampai sebuah suara membuat Avreya kembali terdiam kaku, "Avreya..."

My Bad Boy FriendWhere stories live. Discover now