DAY 7

5.8K 663 26
                                    

Yang kedua

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Seonghwa merenggangkan tangannya terbangun dari tidur nyenyak. Dengan langkah terseret Seonghwa membawa tubuhnya ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Air membasahi wajah Seonghwa mengembalikan kesadarannya. Dia menatap cermin wastafel, seperti ada yang aneh dengan wajahnya.

Matanya melebar saat menyadari sesuatu. Tangannya menyentuh rambutnya yang memendek dan dadanya yang kembali datar.

"YEAYYYYY!! WOOHOO~!!"

Teriakan senang tak dapat ditahannya. Tangannya mengepal ke udara dan tubuhnya meloncat-loncat kecil mengekspresikan betapa senangnya dia.

Tok tok

"Siapa di dalam?"

Suara Jongho dari luar mengalihkan Seonghwa dari acara selebrasinya. Seonghwa bergegas membuka pintu dan memeluk sang maknae sambil menggoyangkan badannya.

"Jongho! Kau lihat?! Aku sudah kembali!!"

Jongho sempat terdiam kaget mendapat pelukan tiba-tiba. Setelah sadar, dia menjauhkan tubuh Seonghwa dan mengeceknya.

"Wah! Selamat, hyung!" Jongho kembali memeluk Seonghwa dan membawanya ke ruang tengah lalu memanggil semua member untuk berkumpul.

"Kau tidak mau mentraktir kami, hyung?" tanya San.

"Tidak. Kalian sudah mendapat traktiran dari Yeosang 3 hari lalu. Aku juga sudah mengeluarkan banyak uang kemarin lusa."

"Ck, kau ini tidak tau cara bersyukur ya, hyung. Setidaknya belikan kami es krim atau beberapa cemilan untuk merayakannya."

"Masih ada banyak cemilan di lemari. Kau ini kenapa suka sekali gratisan."

San mengedikkan bahunya, "Selama ada gratis, kenapa tidak?"

Seonghwa hanya mendengus.

Disudut lain sofa, Wooyoung memasang wajah murung. Hanya dirinya yang belum kembali. Seketika Wooyoung merasa menyesal terlalu rakus meminum susu pink yang Wooyoung anggap terkutuk itu.

"Jadi, malam ini aku tidur sendiri?" tanyanya dengan nada lesu.

Seonghwa mengelus lengannya, "Jika kau ingin ditemani, kami akan menemanimu." yang lain mengangguk.

San mendekati Wooyoung, "Tenang saja, aku akan menemanimu." Wooyoung yang mendengarnya hanya mengangguk lesu.

Malamnya, Wooyoung tak benar-benar menyetujui San tidur di kamarnya. Bisa gawat kalau Wooyoung semakin jatuh pada San.

"Keluarlah." Wooyoung mendorong tubuh San keluar.

"Kau bilang ingin ditemani?"

"Apa aku bilang begitu?"

San terdiam. Wooyoung berusaha menutup pintu kamarnya namun segera dicegah San. Tangannya dicengkeram dan tubuhnya didorong masuk oleh San. San menutup pintu dan menatap Wooyoung tajam.

Sudah cukup.

Mau sampai kapan lagi Wooyoung menghindarinya. Sebenarnya apa salahnya?

"Jelaskan apa salahku, Jung Wooyoung?" San berucap dengan nada rendah dan menekan. Wooyoung menunduk mengalihkan matanya dari san. Dia merasa takut kalau San sudah memanggilnya dan menatapnya seperti itu.

"Tak ada." Wooyoung berusaha mendorong tubuh San yang semakin mendekat ke arahnya.

"Oh! Aku tak ada salah apa-apa tapi kau menghindariku?! Apa kau membembenciku, Jung Wooyoung?!"

"Tidak!" Wooyoung menggeleng keras.

"Tidak?! Lalu katakan ada apa?! Jangan berlaku kekanakan seperti ini dan mengjauhiku tanpa alasan!!" San meninggikan suaranya.

Wooyoung tersentak mendengarnya. Baru kali ini San membentaknya. Dadanya terasa sakit. Air mata mengumpul di pelupuk matanya.

"Kau membentakku? Iya!! Aku memang kekanakan! Aku menyebalkan! Bukankah seperti itu yang biasa kalian ucapkan?! Kau tak salah apapun! Aku yang salah disini!! Aku yang salah!!"

San terdiam setelah tersadar dia membentak Wooyoung. Di depannya, air mata Wooyoung mengalir deras. San berusaha mengusapnya tapi segera ditepis oleh Wooyoung.

"Maafkan aku. Aku tak bermaksud membentakmu."

"Keluarlah. Kau tak salah."

"Woo–"

"Keluar!"

San mengalah. Dia keluar dari kamar Wooyoung. Kaki Wooyoung melemas setelah San keluar. Tubuhnya merosot ke lantai dan ia bersandar ke ranjang. Tangannya memeluk erat kakinya dan menyembunyikan wajahnya. Isakan terdengar memenuhi kamar tersebut.

Wooyoung menjambak rambut panjangnya frustasi. Ia ingin semua ini berakhir cepat. Ingin tubuhnya kembali dan perasaannya pada San kembali seperti dulu. Menganggapnya semuanya hanya sebatas sahabat. Tak ada gejolak aneh ini. Tak ada rasa sakit harus memendamnya sendiri.

Lama Wooyoung menangis sampai kesadarannya perlahan menghilang. Dia jatuh tertidur hanya beralas lantai. Wooyoung hanya berharap besok dia akan melupakan semua yang terjadi di hari ini dan sebelumnya. Wooyoung lelah.

To be continued

.

.

.

.

Cek~

Uhuk huuu Seonghwa dah balik, ueue.

Aku baru cek tagar kemarin dan ternyata book ini

#1 di joonghwa 🎉

Makasih buat yang udah baca, vote dan komen. Kutebar cintahh untuk kalian, muach💋 muach💋

Sayang kalian~~

Nana, 210820

One Day On Holiday |√| Kapal ATEEZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang