1

178K 2.6K 13
                                    

Luna bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah jendela kamarnya. Pandangannya tertuju pada seorang pria dewasa yang sedang duduk di teras rumah sambil membaca koran ditemani secangkir kopi hitam.

Luna tersenyum melihatnya.

"Hari ini pun terlihat tampan" luna tersenyum memandangi pria itu yang tak lain adalah pamannya.

***

Dengan memakai seragam SMA luna berjalan kearah meja makan, disana ada papa mamanya dan juga ada paman tercintanya.

Yah benar luna menyukai pamannya, bramasta adi wijaya. Seorang pewaris dari keluarga kaya raya. Tak hanya itu pamannya memiliki fisik yang sangat sempurna dan juga sangat cerdas. Tak heran pamannya itu menjadi pria idaman sejuta umat.

Sedangkan Luna adalah anak adopsi dari keluarga wijaya. Ayah ibunya mengadopsinya saat luna berusia 7 tahun.

Luna berjalan dan mulai duduk di kursi samping bram.

" ah... capeknya.." ucap luna sambil memijat pundaknya pelan.

"Kamu begadang lagi?" Tanya maminya.

"Iya mi, aku ada ujian nanti" jawab luna sambil melirik kearah bram yang sibuk makan.

"Bram, sebaiknya kau antarkan luna kesekolah nanti, kakak nggak mau luna kecapean karena menyetir mobil sendiri" perintah mami.

Luna melirik kearah bram melihat reaksi pamannya.

"Oke, jika dalam 5 menit dia belum selesai. Dia harus berangkat sendiri" jawah bram sambil melihat jam ditangan kirinya.

"Yes" batin luna sambil melahap makanannya dengan lahap.

Luna berlari kearah mobil pamannya. Mobil sport putih milik pamanya yang makin menunjang penampilan pamannya.

Luna duduk disamping pamannya.

Dijalan luna melihat sekeliling mobil tak ada tanda2 ada perempuan masuk ke dalam mobil pamanya dan itu membuat luna makin tersenyum senang.

"Kenapa kau senyum2 sendiri?" Tanya bram dingin

"Tidak, sepertinya aku kekenyangan" jawab luna asal.

"Paman, nanti pulang sekolah apa paman tak bisa menjemputku juga" tanya luna dengan penuh harab

"Tidak, aku sibuk"

Luna kesal. Pamannya makin hari makin dingin dengannya sedangkan ia sendiri justru makin menyukai pamannya.

Luna benar2 sudah gila. Kenapa harus menyukai pamannya yang dingin itu.

Mereka sampai di sekolahan luna. Luna turun dari mobil sambil tersenyum cerah.

Mobil bram melaju pergi sedangkan luna masih melihati mobil bram yang mulai melangkah jauh. Bram pun sadar dengan kelakuan keponakannya itu.

***

Luna makan bakso di pinggir jalan depan sekolahannya. Sebuah mobil berhenti tepat di depan luna.

Luna melihat siapa itu. Keluarlah pria tinggi putih tampan dan juga kaya.

Dia adalah sam. Teman luna dari sd hingga sekarang.

Ia duduk didepan luna dan dengan wajah tanpa dosa meminum es jeruk milik luna.

Luna menoyor kepala sam pelan.

"Kau kebiasaan, beli sendiri dong? Kau kan kaya" ucap luna kesal es jeruknya tinggal setengah.

"Aku lupa bawa dompet, belikan aku bakso juga" rayu sam.

"Tidak, kalau mau minta saja pada mereka" tunjuk luna pada gerombolan wanita2 fans sam.

"Nggak, kau tega melemparkan aku pada mereka" tanya sam.

"Iya" ucap luna dengan semangat 45.

"Baiklah, aku tak akan membantumu kalau kau minta informasi tentang pamanmu lagi" ancam sam

Luna melotot kaget. Keluarga sam memiliki hotel bintang 5 yang terkenal di negaranya. Pamannya sering melakukan rapat di hotel milik keluarga sam. Bisa repot kalau sam tak membantunya memberi informasi.

"Oke2 kamu mau berapa mangkok? Makanlah sampai kau puas" ucap luna mengalah.

Sam tersenyum senang.

"Ohh.. bukankah dia guru bahasa kita" tanya sam pada luna

"Dia? Dia guru kita? Aku tak pernah melihatnya" tanya luna.

"Mangkanya kalau sekolah ya sekolah, jangan nonton drama terus saat sekolah" sindir sam

"Dia sudah 3 hari ini mengajar di sekolah kita, wah... apa tidak sia2 dengan wajah nya. Kenapa ada orang cantik dan sempurna seperti itu? Apa dia titisan bidadari?" Tanya sam pada luna.

Luna memukul kepala sam pelan.

"Memang kenapa, apa kalau cantik tak boleh jadi guru? Dia lebih baik darimu" ucap luna kesal dengan kelakuan temannya itu.

***

I LOVE YOU UNCLE- [End]Where stories live. Discover now