Crescent Journey

184 34 7
                                    

Crescent Journey

|•|

Chapter Three : Theodivar



…oOo…




Kenyataan pahit yang harus Theo terima adalah kabar kematian sang Ayah. Tidak bisa dipercaya, Ayah nya yang berbadan tegap dan sehat, yang pamit pergi untuk mengurus bar-barian di daerah Selatan, justru dikabarkan wafat dalam pertarungan.

Dalam sekejap statusnya sebagai Pewaris Keluarga Valdmir berubah menjadi seorang Duke Valdmir seutuhnya.

Theo tidak menginginkan status dengan beban super berat itu, tapi apa boleh buat, hanya dia satu-satunya Valdmir yang tersisa. Bahkan dalam kondisi terpuruk seperti sekarang, Theo mendadak jadi merindukan sang Ibu yang sudah lama wafat.

"Lord…"

Oh, agaknya Theo belum terbiasa setiap kali orang-orangnya kini menyebutnya dengan sebutan itu. Dia terlalu terbiasa dipanggil dengan sebutan lain, Tuan Muda.

"Apa?" tidak ada senyum bahkan emosi. Theodivar yang terkenal tidak banyak ekspresi dan irit bicara itu semakin memburuk ketika sang Ayah wafat.

"Baginda Kaisar meminta anda datang ke istana." John, pria yang bertahun-tahun menjabat sebagai Bulter itu menyampaikan dengan nada persuasif. Takut-takut kalau Theo menolak undangan itu.

Pasalnya itu bukan sekedar undangan, tapi perintah dari Kaisar. Orang tertinggi di Kekaisaran.

"Siapkan kuda untukku," Theo beranjak, meraih mantel kebanggaan dimana lambang Keluarga Valdmirㅡsinga yang mengaum dengan dua buah pedang runcingㅡterbordir dengan rapih.

"Aku akan pergi sendiri."

Karena perkataan itu beberapa ksatria yang biasa mengawal jadi mengurungkan niatnya naik ke atas kuda.

"Kalian jaga saja mansion, jangan biarkan siapa pun masuk tanpa izin dariku." imbuh Theo.

"Baik, My Lord."

Theo memacu kudanya dengan kecepatan tinggi, sebelah tangannya yang bebas memegangi pedang miliknya. Entah kenapa merasa takut.

'Kenapa Kaisar tiba-tiba memintaku datang? Beliau tidak berniat membunuhku, bukan?'

Meski secara keturunan Keluarga Valdmir telah bersumpah setia kepada Kekaisaranㅡhingga dicap sebagai Anjing Setia Kaisar atau Tangan Kanan Kaisarㅡtidak menutup kemungkinan bagi Kaisar untuk membelot lebih dulu.

Bagaimana pun Theo baru genap dua hari menyandang status Duku Valdmir yang baru, dan kondisi ini mungkin bisa dimanfaatkan untuk menggulingkan kekuasaannya.

"Theodivar… lama tidak bertemu."

Theo menundukkan kepala. "Saya menyapa Baginda Kaisar matahari Kekaisaran…"

"Angkat kepalamu, anakku." titah sang Kaisar. "Kau sudah seperti anakku sendiri, jadi jangan bersikap terlalu kaku padaku."

"Tapi Yang Muliaㅡ"

"Aku turut berduka cita atas wafatnya ayahmu." sadar atau tidak wajah Kaisar mendadak murung. "Aku sungguh tidak mengira kalau si keras kepala itu akan pergi secepat ini."

Sekilas info, Kaisar dan Ayah Theo adalah teman kecil yang sangat akrab. Bahkan Kaisar tidak ragu untuk menyebut Ayahnya sebagai saudara.

"Aku memintamu datang bukan untuk menyakitimu, Theo." Kaisar melirik ke arah telapak tangan Theo yang tak lepas memegangi pegangan pedangnya. "Aku tidak punya alasan untuk melukaimu, anakku."

Sepenggal kisah - 2hyunjinOù les histoires vivent. Découvrez maintenant