K E N A P A ?

648 54 1
                                    

P E M B U K A

Oppa-oppa aja yee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oppa-oppa aja yee...
Pembuka dengan yang manis-manis😋

Mana suaranya neh EXO-L

Bias kesukaan kalian siapa?

***

Hari ini Zella sudah bersekolah seperti biasa. Setelah tiga hari full dia berada dirumah sakit. Apalagi sekarang Kenan semakin posesif terhadapnya. Qila juga ditugaskan oleh Kenan untuk memantau Zella. Takut-takut saat tidak ada Kenan Qila akan down.

"Gimana kak Altair? Udah bisa dihubungi?" Tanya Qila.

Zella menggeleng lesu. Setelah Altair pamit untuk keluar saat diruangan Zella, Altair tidak pernah terlihat lagi. Menghubunginya saja tidak pernah.

"Ngga tau. Gue chat ngga pernah dijawab." Jawab Zella.

Qila hanya mengangguk. Mungkin Altair masih schock dengan keadaan Zella. Makanya dia membutuhkan waktu. Qila juga sama schocknya. Sohibukumnya terkena penyakit parah.

"Eh Zell." Panggil Mira.

"Apa?" Tanya Zella menatap Mira.

"Gue mau tanya nih. Tapi lo jangan marah loh. Lo udah putus sama kak Altair?" Tanya Mira.

Zella memgerinyit bingung. Pertayaan Mira sedikit aneh menurutnya.
"Belum. Emang kenapa?"

"Lo jangan marah tapi, tadi pagi gue liat kak Altair dikantin sama anak baru pindahan dari New york. Udah gitu mereka ketawa bareng terus suap-suapan." Jelas Mira.

"Jan ngadi-ngadi deh, ngga mungkin lah kak Altair kaya gitu." Bantah Zella.

"Serius Zell. Nih gue punya fotonya." Ujar Mira sambil menyodorkan ponselnya.

Deg.
Dunia Zella seakan runtuh begitu saja. Difoto yang disodorkan Mira, disana Altair sedang tertawa bahagia. Apalagi posisi keduanya sangat dekat. Kepala perempuan itu bersender dibahu Altair. Dan Altair sedang menyuapinya.

 Dan Altair sedang menyuapinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira-kira kaya gitu. Author ngga tahu siapa perempuan itu. Apa ada yang tahu? Intinya itu visual si perempuan.)

"Lo ngga papa Zella?" Tanya Qila hati-hati.

"Bilang sama gue kalo foto itu bohong." Ucap Zella.

"Sumpah Zell. Gue ngga ngadi-ngadi. Kalo lo ngga percaya lo bisa liat sendiri dikantin. Mumpung pelajaran bahasa Indonesia lagi free." Ucap Mira lalu berlalu pergi.

Zella segera bangkit dan berlari menuju kantin. Zella mengindahkan tatapan siswa yang melihatnya aneh. Sesampainya dikantin Zella berhenti di pintu masuk kantin. Ia mengeluarkan ponselnya.

Kakak dimana?

Dari sini Zella bisa melihat Altair yang sedang melihat keponselnya. Bersamaan dengan notif balasan dari Altair.

Di kls. Why?

Oh ya udah.

Zella mengatur nafasnya. Ia lupa kalau dia mempunyai penyakit jantung. Dadanya terasa nyeri. Niatnya untuk melabrak Altair diurungkan.

Pandangannya memburam tapi sebelum ia terjatuh ada orang yang menangkapnya lebih dulu sebelum kesadarannya hilang.

***

"Eughhh..." Lenguh Zella.

"Minum tehnya dulu." Ucap seorang laki-laki berpakaian formal.

"Pak Varo." Kaget Zella. Ya, yang menangkat Zella ke UKS adalah Alvaro.

"Minum." Titah Alvaro dingin.

Zella mengambil segelas teh yang disodorkan Alvaro. Lalu meminummya sedikit.

"Bapak yang angkat saya ke sini?" Tanya Zella. Walau dihati ia berharap Altair yang menggendongnnya.

"Hm." Jawab Alvaro singkat.

"Terimakasih pak." Ucap Zella tulus.

"Hm." Jawab Alvaro singkat.

Zella merenung kejadian tadi. Memori Altair yang sedang menyuapi gadis dikantin terus terngiang-ngiang. Altair membohonginya.

Tak terasa satu tetes cairan yang ia tahan sedari tadi keluar juga. Ia menunduk. Dia lupa disini masih ada Alvaro.

"Kamu kenapa?" Tanya Alvaro masih dengan nada datarnya.

Zella hanya menggeleng masih dengan keadaan menunduk dalam.

"Jangan menunduk mahkota kamu bisa jatuh." Ucap Alvaoro kini menggunakan nada lembutnya.

Bukannya berhenti air mata Zella terus turun. Dadanya terasa seperti diremas. Sangat sakit. Altair mengkhianatinya.

Alvaro tersentuh. Ia menarik Zella kepelukannya dan mengusap bahu Zella yang terus bergetar.
"Jangan nangis. Saya ngga suka." Ucap Alvaro.

Setelah merasa baikan Zella menjauhkan kepalanya dari dada bidang Alvaro. Dari jarak sedekat ini Zella bisa mendengar ritme jantung Alvaro yang berdetak sangat cepat.

"Makasih pak. Maaf baju bapak jadi basah." Ucap Zella merasa tak bersalah.

"Hm." Jawab Alvaro.

"Saya pergi." Sambung Alvaro lalu berlalu pergi.

***
Tbc

Gimana sama part ini?
Ada yang mau hujat Altair?





ALTAIR PSYCHO || TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang