01: Fault

93 16 3
                                    

Saudara pasti akan memahami kita, apalagi saudara kembar seperti aku dan Tion. Banyak menghabiskan waktu bersama hingga kita saling memahami.

Tapi itu tidak berlaku di hidupku, yang kudapat hanya sebuah kebencian. Mereka menganggapku anak sial, mereka berusaha menyingkirkanku, bahkan membunuhku.

Aku masih sangat ingat bagaimana cara mereka memperlakukanku, akan kuceritakan pada kalian bukan hanya untuk dibaca, tapi dipahami. Perhatikan setiap langkahku.

©Henexo15

Present

KATIONANION

~o0o~

"Nion minta maaf Bun."

Anion Xavier Narendra atau biasa dipanggil Nion, bocah delapan tahun itu berdiri dengan kepala menunduk dalam, sementara sang Bunda duduk di ranjang dan membelakanginya. Air matanya naik ke pelupuk hingga ia harus mendongak untuk menahannya agar tidak jatuh.

"Kamu tau kesalahan kamu?"

Nada sang Bunda terdengar dingin, Nion mengangguk meski Bundanya tak melihat. Bundanya berdiri, berjalan mendekat pada Nion. Tubuh Nion sedikit bergetar ketika sang Bunda telah berada di depannya, ia menutup matanya dan mengatur napasnya.

Ia siap jika sang Bunda ingin memukulnya, ia siap jika Bunda mau mengurungnya di kamar mandi, ia siap jika pecutan sabuk mendarat di kulitnya.

"Nion nggak sengaja Bun...."

"Nggak sengaja? Kamu pecahin kaca jendela tetangga! Mereka marah-marah di depan rumah! Kamu tau malunya kita kayak gimana?! Dan kamu bilang nggak sengaja?! Sini kamu!"

Bunda menarik tangan Nion kasar dan menyeretnya ke kamar mandi. Ia menarik rambut Nion kuat-kuat, tapi Nion terlalu takut untuk memekik kesakitan, ia hanya bisa menangis dalam diam.

Bunda mencelupkan kepala Nion ke dalam bathup yang penuh dengan air, ia menahan kepala Nion hingga membuatnya hampir kehabisan napas.

"Bunda...."

"Apa bunda-bunda?! Nggak tau diri kamu?! Kamu emang energi negatif! Salah nggak mau ngaku! Kurang ajar!"

Lagi, Bunda kembali menenggelamkan kepala Nion ke dalam bathup, Nion hanya pasrah, ia siap jika harus mati hari ini. Bunda mengangkat kepala Nion dari bathup, kemudian melepaskannya dengan kasar.

"Awas ya kalo sampe kamu buat masalah lagi, saya bakal berbuat lebih dari ini!"

Bunda pergi, meninggalkan Nion yang terduduk di lantai dan menangis. Dadanya sungguh sesak, ini memang salahnya, tapi ia tidak sengaja. Kenapa masalah kecil harus dibesar-besarkan?

"Sakit Bun...."

Di sisi lain, sang Bunda keluar dari kamar mandi dengan wajah memerah kemudian menuju ruang tengah. Sang suami, mertua, dan putranya yang wajahnya tak jauh beda dengan Nion menatapnya datar.

"Baru hukum Nion Bun?" tanya sang suami santai.

"Iya yah, kurang ajar banget dia. Salah nggak mau ngaku."

"Tapi Bun, itu salah, Tion."

"Ck! Sayang, jangan bela dia terus ah. Anak Bunda nggak mungkin kayak gitu."

Kation Xavier Narendra, saudara kembar Nion. Keduanya memiliki kesamaan sifat, yaitu mereka akan bersikap baik dan tenang di depan keluarga, terutama Nion, dia tidak bisa menunjukkan sifat aslinya pada mereka.

Nion bukan bocah lemah, ia kuat, ia yang selalu melindungi Tion. Tapi semua itu tidak pernah dipandang oleh keluarganya, di mata mereka, Tion adalah yang terbaik dan Nion hanyalah pembawa sial.

"Baguslah kalo udah kamu hukum, biar nggak ngelunjak." ucap sang Nenek yang diangguki oleh semua orang kecuali Tion.

Ia ingin menentang, tapi semua orang tidak akan mendengarkannya, mereka hanya menganggapnya seorang anak kecil yang pendapatnya tidak perlu di dengarkan.

"Harus dong, kita malu karena dia. Harusnya aku hukum dia lebih berat tadi."

Bunda bicara seakan yang ia lakukan tadi bukan kesalahan, tapi kewajiban.

~o0o~

Kation and Anion:)(Jaemin and Jeno)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kation and Anion:)
(Jaemin and Jeno)


HOW YOU LIKE THAT?!

JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGAN DENGAN VOTE DAN KOMEN KALIAN:"

TBC

KATION|ANIONWhere stories live. Discover now