Untukmu, yang pernah mengisi relung hati
Mewarnai hari dengan sejuta mimpi
Menandur bunga berwarna-warni
Menikmati rasa yang berseri
Dulu, kau dan aku...
Duduk bersama kita di sini
Aku hanya menulis, tanpa kau tahu apa yang ku tulis
Dan kau pun seperti tak pernah ingin tahu tentang apa yang ku tuliskan
Sepanjang hari kau bersamaku
Menemani menulis dalam lembaran-lembaran cinta
Kau hanya menatapku sesaat lalu diam kembali dan akan selamanya diam
Bukan, aku tahu bukan kau tak peduli padaku
Dalam diam kau menatap lekat wajah ini yang segera bersemu
Seperti biasa kau kecup pipi ini sehingga aku merasa waktu berhenti sesaat
Lagi-lagi kau diam setelah membuat detak jantungku berderu-deru
Aku besyukur kau sudi menemaniku di sini
Menemani menulis puisi dan jutaan kisah tentang kita
Hingga,
Masa itu tiba, dan kau harus pergi
Hatiku biru dan beku
Tak kuasa mencegah kuasa Tuhan
Raga ini sendu, sembilu, merindu dalam pilu
Ku harap kau kini telah berbicara dengan bidadarimu yang baru
Meski tak kupungkiri kini ku cemburu
Tapi biarlah, kan ku kirimkan surat pada bidadari itu agar menjaga dan menemanimu hingga jika memungkinkan kita kan bersama lagi
See you, My Dear Husband