pernah suka? pernah benci?
pernah dalam satu waktu yang sama ngerasain keduanya?
namanya suka namun benci dirasa.
sedetik tahu diri dengan raga yang mulai patah merasa lara.
luka di dada membuat diri hilang rasa, dimana kagum tercipta saat itu pula nyawa serasa jatuh dari atas puing semesta.
hujan mulai turun, deras tak ada yang bisa mencegah. dengan sesak penuh iba terhadap rasa suka, kalau saja ia telah ada pada ambang batas hampa.
rengkuhan tangan-tangan para malaikat cukup membuat hawa sekitar menghangat. sejenak lupa diri sedang di landa awan hitam lara.
tawa yang terselip penyesalan, haru tanpa ada berita bahagia.
disana, ujung dari segala ruang. menepi dari segala gurau kegembiraan, menangis dalam kerisauan.
risau akan masa depan, ragu akan jalan panjang bersimpang lain.
satu hari dari sekian banyak patah hati, lebih sakit tanpa campur tangan cinta mewarnai. pada harapan, dengan mimpi tercapai.
delapan, empat, dua puluh.
hilang rasa patah raga, ruah luka awak lara.
pupus harap untuk menaruh asa, namun angan masih tetap yakin dalam hati.
bumi padjadjaran,
letak geografis suka dan lara ada dalam satu rasa.
hari itu, diri selalu berusaha untuk tetap setegar batu karang.
kalau saja tuhan berkehendak lain,
memang harus rela untuk lepas.
dan berusaha untuk mencari tempat lain, yang mau.
mau untuk saling tumbuh bersama.
♟♟
O.1 - tetap semangat, jangan larut dalam sendu yang terlalu. kamu gak sendiri, jadi mari usaha sama-sama. raih yang memang harus di raih, lepas untuk dia yang memang harus dilepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
rempah ruah
Random༄ ft. amigdala, ❛coretan tak bernyawa milik sang pewarna jingga❜ © kasenjana, 2O2O