Pertemuan Canggung

17 3 0
                                    

Tatapan nanar Sungjae yang mendapati sosok gadis di depannya seolah menjelaskan banyak hal. Sekilas gadis itu terkejut sebelum akhirnya ia tersenyum lebar.

"Eoh... Yook Sungjae? Benarkah?"

"Eoh?" Sungjae membuyarkan lamunan, ia mengukir senyum kaku,"ya, eum... ya..."

"Uwaah... sudah lama, ya. Aku bahkan tidak mengenalimu..." gadis itu masih tertawa di depan Sungjae yang kebingungan.

Lelaki itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal,"itu... kupikir aku tidak asing denganmu..."

"Hehehe... sudah sangat lama, ya."

Merasa canggung sendiri. Sungjae memutar otaknya dan mengamati sekeliling,"aah... kopi..."

"Ne? Kopi?"

Lelaki itu tersenyum kaku dan menunjuk cafe yang tak jauh dari posisinya,"mari minum kopi, kau ada waktu luang?"

"Aah... kupikir lain kali saja, aku harus pergi bekerja."

"Aah... oke... baiklah..." kakunya.

Pria itu kemudian berbalik,"Eu.. Eunbi-ya! Eung... Eunbi-ssi!!" teriaknya.

Gadis itu pun berbalik,"wae?"

"Sepulang kerja, mampirlah ke sana. Aku ada di sana." Ujarnya dengan nada kaku seraya menunjuk cafe di belakangnya.

Gadis itu tersenyum dan mengangguk sebelum akhirnya kembali melangkah pergi. Sungjae menghela nafas panjang menyaksikan punggung gadis berhoodie yang menjauh itu.

"Ah.. benar, jam berapa dia pulang? Hah..." lelaki itu mengacak rambutnya yang telah rapi dan bergerak kesal menuju cafe.

(***)

'Ting...'

Mendengar suara lonceng berbunyi, Sungjae segera meletakkan serbet dan menghampiri pintu masuk. Ia menghela nafas saat melihat yang datang bukanlah yang ia tunggu.

Changsub yang menyaksikan dari kejauhan melihat keanehan pria itu. Sungjae gusar dan tak henti melihat jarum jam yang seolah berputar lambat. Dilihatnya lelaki jangkung itu berjalan lesu menuju meja kasir dan menyeduh kopi.

"Hei, kau menunggu seseorang?"

"Eum..."

"Jam berapa memangnya?"

"Entahlah, aku mengatakannya sepulang kerja. Tapi aku tidak tahu kapan dia pulang kerja... aish..."

Seketika tawa Changsub pecah, hal itu justru menambah kekesalan di wajah Sungjae,"apa aku sangat bodoh?"

"Hei!!! Pabo! Kau seharusnya bertanya kapan jam pulang kerjanya. Apa teman kencanmu?"

"Aniya, teman sekolahku dulu." Lesunya.

"Aish... hubungi saja dia."

"Aku tidak tahu nomornya."

Lagi, Changsub tertawa lepas melihat wajah Sungjae yang masih mengusut dan kian kesal,"tunggu saja. Kuharap dia datang karena mengingatmu." Ia kemudian pergi untuk mengantar pesanan.

Sementara Sungjae masih terlihat gusar. Akankah dia datang? Bagaimana jika tidak? Ini adalah yang pertama setelah sekian lama. Kenapa dada bergetar hanya dengan mengingat namanya? Apa dia masih sama seperti dulu?

Lelah, pria itu meletakkan pekerjaannya dan memutuskan keluar dari cafe. Dia bergerak menuju halaman belakang di mana sebuah pohon bunga cherry tengah rimbun. Ia merebahkan diri di kursi besi panjang yang ada di bawah pohon. Ya, ini teduh.

COME WITH WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang