Chapter 6

21.7K 1.6K 48
                                    

Prang... Prang...

Terdengar suara pecahan dan lemparan barang-barang yang terbuat dari porselen dari kediaman bintang, yaitu kediaman selir Wen. Setelah mendapat kabar bahwa Liu Xian bermalam di kediaman bulan selir Wen mengamuk seperti orang gila.

"Kenapa?!! Kenapa Liu Xian harus bermalam di kediaman wanita itu! Dia bilang dia tak akan tergoda tapi, dia malah bermalam di kediaman bulan!" Teriak selir Wen tak karuan. Hatinya sudah terbakar api amarah yang terus berkobar tertiup angin.

"Lihat saja Shin Zhui! Aku akan membuat hidupmu lebih menderita dan kau akan lebih memilih untuk mati! Aku akan merebut semua nya dari mu!" Teriak selir Wen.

"Ya-yang mulia selir, te-tenangkan diri anda!" Ucap Linmei dayang pribadi selir Wen. Linmei merasa gemetar setiap melihat junjunganya itu marah apalagi sampai mengamuk seperti ini. "Diam! Aku tak butuh nasehatmu itu! Pergilah aku ingin sendiri!" Balas selir Wen dengan suara yang tak bersahabat. "Ba-baik yang mulia." Ucap Linmei lalu ia pergi meninggalkan selir Wen sendiri.

"Tunggu pembalasanku Shin Zhui!" Batin selir Wen dengan penuh ambisi.

____________

Mentari pagi telah menampakkan dirinya, kicauan burung seperti melodi yang menghiasi pagi nan indah ini. Cahaya mentari yang menghangatkan memasuki celah dan jendela kediaman bulan. Tapi sang penghuni masih terlelap dalam alam mimpi.

Beberapa saat kemudian Liu Xian bangun dari mimpi indahya, netra matanya menatap wajah damai Shin Zhui ketika tertidur pulas. Ya, Shin Zhui masih terlelap di dada bidang Liu Xian. Sesaat Liu Xian terpana dengan kecantikan yang dimiliki Shin Zhui, Shin Zhui bak dewi yang turun kebumi dengan segala kecantikan dan kekuatan yang dimiliki. Tanpa sadar seulas senyum terbit di kedua ujung bibir Liu Xian, entah kenapa dia merasa sesuatu yang berbeda pada hatinya. Apa dia mulai jatuh cinta? Entahlah.

"Wajahnya begitu cantik, bahkan melebihi kecantikan Wen Ying. Arkhh... Ada apa denganku? Mengapa jantungku berdegup kencang? Apa aku mulai TERTARIK padanya? Hah... Menggemaskan." Batin Liu Xian sembari tersenyum melihat wajah damai Shin Zhui.

Saat Liu Xian hendak bangun tapi Shin Zhui malah mempererat pelukannya yang memaksa Liu Xian untuk tinggal lebih lama. Sebenarnya Liu Xian tidak keberatan untuk tinggal lebih lama tapi pagi ini ada rapat rutin dan dia harus hadir. Dengan berat hati ia melepas pelukan Shin Zhui dengan perlahan supaya ia tak bangun.

"Maafkan aku Shin Zhui, aku janji malam ini aku akan kembali." Ucap Liu Xian dalam hati sembari mengelus kening Shin Zhui lalu mengecupnya sekilas. Entah kenapa Liu Xian mengatakan dan melakukan itu, ia hanya mengikuti nalurinya saja.

_____________

Perlahan Shin Zhui membuka matanya karena terusik oleh cahaya yang semakin bersinar terang. Saat terbangun hal pertama kali yang dicari Shin Zhui adalah... Liu Xian. Disaat Shin Zhui belum mengumpulkan semua energinya ia dikejutkan dengan kedatangan Mingfen.

"Nona!" Panggil Mingfen dengan senyum yang mengembang diwajahnya. "Ahh! Mingfen kau mengejutkan ku! Mengapa kau terlihat bahagia sepagi ini?" Ucap Shin Zhui yang masih setengah sadar. "Nona, ini sudah agak siang. Yang mulia kaisar baru saja pergi." Ucap Mingfen. "Ini sudah agak siang? Mengapa kau tak membangunkanku Mingfen?!" Ujar Shin Zhui. "Nona! Saya tidak berani nona karena tadi yang mulia..." Ucap Mingfen terjeda. "Karena apa Mingfen?" Tanya Shin Zhui. "Maaf atas kelancangan saya nona, tadi setelah kaisar bangun kaisar tak langsung pergi, kaisar memandangi anda dengan seulas senyuman yang belum pernah kaisar tunjukkan selama ini, lalu..." Ucapan Mingfen kembali terjeda, Mingfen nampak memperlihatkan  senyum yang seakan menggoda Shin Zhui. "Lalu kaisar mencium kening anda nona." Akhir ucapan Mingfen yang membuat pipi Shin Zhui memerah sepertu tomat.

Mingfen yang melihat ekspresi Shin Zhui berusaha menahan tawa, menurutnya nonanya ini sangat lucu ketika sedang malu.

"Kenapa kau menahan tawa? Tertawalah!" Ucap Shin Zhui dengan nada kesal. "Hahahahaha....." Tawa Mingfen pecah melihat kekesalan Shin Zhui. "Heii... Kau ingin terus menertawakanku? Cepat siapkan air mandiku!" Ucap Shin Zhui yang seketika membuat Mingfen diam tapi ia tetap berusaha menahan tawa. Ekspresi Shin Zhui kini terlihat sangat menggemaskan siapapun yang melihatnya pasti akan tertawa. "Ba-baik nona." Jawab Mingfen yang masih memperlihatkan senyum untuk menggoda Shin Zhui.

Setelah selesai dengan ritual paginya Shin Zhui duduk di meja rias dan memperhatikan Mingfen yang tengah menata rambutnya. Penampilan Shin Zhui terlihat sederhana tapi terkesan anggun dan elegan. Ia memakai gaun merah muda yang terlihat cerah dengan sulaman burung phoenix dan menggunakan hiasan kepala berupa mahkota berbentuk burung phoenix dan dua buah tusuk konde, rambutnya digelung sebagian dan sebagian lainnya dibiarkan tergerai yang semakin menambah kesan keanggunan dan kecantikan Shin Zhui.

"Sudah selesai nona." Ucap Mingfen setelah selesai menata rambut Shin Zhui. Shin Zhui hanya mengangguk kecil.

"Mingfen, kaisar pergi kemana tadi sebelum aku bangun?" Tanya Shin Zhui. "Yang mulia kaisar tadi pergi  untuk menghadiri rapat rutin nona, beliau dan para pejabat tengah membahas persiapan untuk rapat rutin negeri nanti sore." Jawab Mingfen. "Owh... Kalau begitu kita kesana." Ucap Shin Zhui dengan entengnya tanoa melihat ekspresi Mingfen. "Ma-maksud nona?" Tanya Mingfen memastikan. "Kita kesana sekarang Mingfen! Ayo segera bergegas!" Tegas Shin Zhui. "Baik nona." Jawab Mingfen patuh.

_____________

Di aula istana tampak berkumpul semua pejabat dan para menteri untuk membahas persiapan rapat rutin negeri. Liu Xian telah duduk dengan gagah disinggasana nya dan dikursi permaisuri diduduki oleh selir Wen. Rapat berlangsung lancar, tapi dipertengahan rapat Shin Zhui tiba di aula istana.

"Permaisuri Lu Shin Zhui memasuki ruangan!" Teriak kasim penjaga pintu.

Mendengar teriakan kasim penjaga pintu sontak seluruh orang yang hadir di aula menatap ambang pintu. Di ambang pintu berdirilah Shin Zhui, permaisuri kerajaan Luxin. Shin Zhui perlahan melangkahkan menuju ke depan singgasana kaisar. Langkahnya begitu anggun, aura kecantikannya menguar, dagunya terangkat menandakan bahwa ia adalah orang terhormat, pandangannya lurus kedepan dengan tatapan dingin dan senyum tipis menghiasi wajahnya. Kecantikannya bahkan melebihi kecantikan selir Wen, Shin Zhui benar-benar terlihat seperti dewi yang turun dari langit. Semua menatapnya dengan tatapan memuja namun yang ditatap hanya memasang wajah dingin yang terkesan anggun.

Selir Wen yang melihat semua pandangan hanya untuk Shin Zhui merasa geram, ingin sekali ia mencakar wajah Shin Zhui namun ia berusaha menahan amarahnya dan tetap mempertahankan senyum manisnya.

"Permaisuri ini memberi salam untuk yang mulia kaisar." Hormat Shin Zhui sembari membungkuk hormat.

Liu Xian hanya menatap Shin Zhui dengan tatapan yang tak bisa diartikan. "Apa yang membuatmu datang kemari?" Tanya Liu Xian to the point.

"Saya datang hanya untuk menjalankan kewajiban saya sebagai permaisuri, yang mulia." Jawab Shin Zhui sembari melirik sekilas selir Wen lalu kembali menatap tajam kearah Liu Xian.

"Dulu dia menatapku dengan tatapan memuja, tapi sekarang dia menatap tajam kearahku. Sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Mengapa sikapnya berubah semenjak insiden itu?" Batin Liu Xian yang kini menatap heran Shin Zhui.

_____________

Mengapa disaat cinta sedang menggunung kau sia-siakan?
Mengapa disaat rindu menumpuk kau tak perdulikan?
Mengapa disaat hati butuh pelukan kau tak berikan?

Tapi disaat semua itu hilang mengapa? Mengapa kau mulai menumbuhkannya lagi? Seakan kau tak perduli dengan hati yang kau pilih.

Apakah bagimu perasaan hanya sebuah permainan? Yang kau sukai saat masih baru dan kau campakkan saat kau bosan.

______________

.

.

.

.


Jangan lupa vote dan komen ya;)
Maaf kalau masih banyak typo🙏
Tunggu kelanjutan nya ya:)👋👋🤗

Empress Lu Shin Zhui Where stories live. Discover now