Chapter 7

20.8K 1.5K 46
                                    

Keheningan, adalah suasana yang sedang terjadi di aula istana. Para pejabat dan para menteri hanya diam melihat pertunjukan yang akan mereka tonton. Pertunjukan apa lagi kalau bukan Shin Zhui. Pejabat dan menteri yakin kali ini Shin Zhui akan benar-benar dipermalukan.

"Baiklah akan kumulai drama ini." Batin Shin Zhui.

Kini tatapan Shin Zhui berubah menjadi tatapan yang tak bisa diartikan, raut wajahnya mulai menunjukkan kesedihan, tentunya itu hanya sandiwara.

"Yang mulia, mengapa anda tidak menunggu saya dan langsung memulai rapat ini?" Tanya Shin Zhui dengan wajah yang dibuat memelas. "Untuk apa aku menunggumu? Bukankah setiap tahunnya kau tak peduli tentang rapat?!" Jawab Liu Xian masih dengan wajah datar dan tatapan dingin.

"Yang mulia, saya adalah permaisuri dan seharusnya saya yang hadir bukan selir Wen. Dan alasan  mengapa saya setiap tahunnya tidak hadir karena saya menghormati anda, saya tahu anda sangat mencintai selir Wen dan anda ingin yang duduk dikursi permaisuri itu adalah selir Wen. Tapi pengorbanan saya itu sia-sia anda bahkan membiarkan saya dihina dengan alasan melalaikan kewajiban saya sebagai permaisuri. Tapi sekarang tidak lagi saya akan kembali pada kewajiban saya." Jelas Shin Zhui panjang lebar, tanpa sadar setetes air matanya mengalir.

Semua pejabat dan menteri terpaku mendengar penjelasan Shin Zhui, jadi selama ini anggapan mereka tentang permaisurinya itu salah. Permaisuri nya telah rela berkorban demi kebahagiaan sang kaisar tapi, mereka malah menghina.

"Mohon ampuni kami yang pernah menghina yang mulia permaisuri!" Ucap seluruh pejabat dan menteri serempak. Shin Zhui hanya mengganguk dan tersenyum tipis kearah para pejabat dan menteri.

Selir Wen yang melihat itu semakin murka, ia merasa posisi nya saat imi terancam. Saat selir Wen hendak berbicara namun Liu Xian langsung mendahului.

"Cukup! Sekarang semua duduk! Dan kau permaisuri duduklah dikursimu!" Titah Liu Xian membuat selir Wen melotot tak percaya kearah suaminya itu.

"Apa maksud dari Liu Xian? Apa dia menyuruhku pergi?" Batin selir Wen.

"Selir Wen bukankah kau sudah mendengar titah kaisar? Jadi kau harus pergi." Ucap Shin Zhui sembari menampilkan senyum mengejek kearah selir Wen.

Tanpa sepatah kata pun selir Wen langsung berdiri dan mulai melangkahkan kaki. Kini dia sudah terbakar amarah, tatapannya tajam seperti hendak membunuh mangsanya.

"Tunggu!" Ucap Shin Zhui menghentikan selir Wen. "Ada apa lagi permaisuri?" Kini Liu Xian yang bertanya.

"Yang mulia, bukankah seseorang yang kedudukannya lebih rendah harus memberikan salam hormat kepada orang yang kedudukannya lebih tinggi? Dan siapapun yang lancang melakukan hal itu maka hukuman cambuk adalah balasannya!" Ucap Shin Zhui yang kini mengeluarkan aura yang mengerikan.

Selir Wen yang mengerti maksud perkataan Shin Zhui, tanpa aba-aba dia langsung bersimpuh memohon ampun biar bagaimanapun juga ia masih takut hukuman.

"Selir rendahan ini memohon ampun kepada permaisuri karena telah lancang kepada permaisuri!" Ucap selir Wen sembari menunduk. "Baiklah, aku maafkan tapi jika kau mengulanginya lagi aku tak akan mengampunimu!" Jawab Shin Zhui dengan seringai kecil diakhir kalimatnya tapi hampir tak terlihat.

Selir Wen pun meninggalkan aula istana dengan penuh kesal dan amarah. Dalam hati ia mengutuk Shin Zhui. Meskipun kaisar mencintai selir Wen tapi kaisar belum pernah bermalam di kediaman bintang, itulah yang membuat selir Wen menjadi sangat marah pada Shin Zhui karena berhasil membuat kaisar bermalam di kediamannya.

Rapat berjalan dengan lancar. Kini Shin Zhui berjalan menuju kediamannya ditemani Mingfen tentunya. Selama diperjalanan Shin Zhui hanya memasang wajah datar dan dingin dihiasi senyum tipis yang hampir tak terlihat.

Empress Lu Shin Zhui Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt