21| The Umpteenth Time

25.6K 3.1K 103
                                    

Aroma bumbu khas Korea menusuk penciuman. Begitu menggoda. Beberapa hidangan sudah tersaji di atas meja makan. Ada satu hidangan lagi yang hampir jadi, Hana sedang berkutik dengan hidangan tersebut di atas stove. Japchae.

"Mengapa kau terus memperhatikan Hana?" Nyonya Min berucap bersamaan dengan langkahnya mendekat ke arah meja makan.

Di sana ada Tuan Min yang memang sedang memperhatikan Hana yang sibuk mengaduk Japchae.

"Aku menunggu japchaenya," balas Tuan Min.

Hana yang mendengar itu tertawa. Hana mengambil piring dengan ukuran sedang untuk memindahkan hidangan dari stove dan membawanya ke meja.

"Mengapa kalian masak banyak sekali?" Tuan Min bertanya lagi saat Hana kini sudah mengambil duduk.

"Aku tak mengira akan sebanyak ini. Min Yoongi juga sedang tak disini," Nyonya Min terlihat kebingungan.

Min Yoongi lagi. Entah mengapa Hana sedikit tertegun jika ada seseorang menyebut nama Yoongi. Ah, gadis itu rindu. Berapa lama lagi ia harus menunggu?

Ini sudah lewat seminggu Hana di Daegu, di rumah orang tua Yoongi. Lalu bagaimana dengan pekerjaan Hana? Hana masih tetap bekerja dan mengirimnya lewat email. Hana diberikan keringanan karena insiden kemarin. Perusahaannya bisa mengerti itu.

"Hana lebih baik kita berikan beberapa untuk ibumu," putus Nyonya Min.

"Kau benar. Ini terlalu banyak untuk kita," Tuan Min setuju.

Hana mengangguk setuju. "Aku akan membawanya."

♡♡♡♡♡

Paper bag yang sedang Hana tenteng mengeluarkan aroma yang begitu menggoda. Mungkin jika Hana belum menyelesaikan makan malam, gadis itu akan benar-benar tergoda. Dalam paper bag itu terdapat beberapa hidangan makan malam yang Nyonya Min dan Hana buat untuk malam ini. Hana membawa beberapa untuk keluarganya, sesuai printah Ibu Yoongi.

Hana menghentikan langkah ketika menangkap pintu ruang depan tak tertutup, tanpa pikir panjang gadis itu masuk. Hana tak mendapatkan siapapun di ruang depan. Kemana semua orang? Padahal saat itu masih pukul 8 lewat.

"Ibu?" panggil Hana dan tak mendapatkan jawaban. Akhirnya Hana melangkah lebih dalam.

Hana bisa mendengar samar-samar suara seorang berbincang. Sepertinya berasal dari dapur.

"Sampai kapan kau mau begini? Pemasukan kedai tak pernah aku sentuh sedikitpun dan ternyata itu masih kurang?!"

Hana menghentikan langkah tepat di sisi pintu dapur setelah mendengar suara wanita yang begitu familiar dari dalam dapur. Terdengar membentak dan Hana cukup terkaget.

Kaki Hana terpaku, tubuhnya benar-benar tak bisa bergerak.

"Dan apa sekarang? Kau meminjam uang sebanyak itu pada menantumu sendiri?! Dimana akal sehatmu?!"

Hana benar-benar terkejut kali ini. Hana tau benar suara siapa yang sedang membentak itu. Suara ibunya sendiri. Dan apa yang baru saja ibunya katakan? Meminjam uang pada menantu sendiri? Hanya satu kemungkinan yang langsung terbesit di benak Hana.

Saat itu juga Hana tau jika beberapa orang di dalam sana bukan sedang berbincang, melainkan sedang cekcok. Terlebih ibunya yang terdengar sangat emosional.

Married With Ex-IdolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang