3.

664 133 4
                                    

Taehyung berjalan menyusuri koridor sekolah. Disamping itu, ada Dahyun yang sibuk dengan susu coklat kotak di tangannya. Tangan Taehyung terulur, mengusap lembut Surai coklat Dahyun. Dirinya tersenyum lebar, hingga sebuah tendangan membuat dirinya terkejut dan reflek menahan tendangan itu dengan kedua lengannya.

Namun sayang, efek dari itu berimbas ke Dahyun yang terlempar karena tendangan yang tiba-tiba.

"Ah, maaf. Aku tak sengaja. Salah kau sendiri yang lemah dan tak bisa menghindar." Ucap sang pelaku.

Taehyung menatap oknum di depannya itu dengan tajam, tangan nya siap melayangkan pukulan sebelum suara intrupsi terdengar.

"Apa kau akan membiarkan gadis mu pingsan dan lebih untuk bertarung?" Tanya Jungkook. Ia menggendong tubuh Dahyun lalu menghampiri Taehyung.

"Dan kau, Hyunjin. Jika kau ingin memberikan sapaan selamat pagi, setidaknya lebih elit lah sedikit. Kau membuat seorang gadis cidera dan itu artinya kau membangunkan seekor singa yang tidur." Ujar Jungkook dengan tatapan dinginnya.

Hyunjin menatap Jungkook tak kalah dingin, senyum miring tercetak di wajah tampan miliknya.
"Harusnya gadis ini menghindar, bukan malah asik dengan minuman kotaknya. Lihat? Nasibnya tak kalah sama dengan susu kotak yang ia minum tadi, begitu tragis dan mengenaskan."

Bugh!

Setelah mengatakan itu, Taehyung menendang Hyunjin. Tendangan itu mengenai ulu hatinya, yang membuat Hyunjin kesulitan bernafas.
"Menggoresnya saja aku bisa mematahkan bagian tubuhmu, apalagi jika kau menyakiti nya seperti ini tanpa seijin ku."
Taehyung mengatakan itu sambil berjalan mendekati Hyunjin. Ia menginjakan kedua kakinya diatas kedua kaki milik Hyunjin.

"Arghh" erangan kesakitan dari Hyunjin tidak Taehyung hiraukan.

"Tapi, karena aku masih membutuhkan dirimu yang sedikit berguna. Aku jadi menunda ingin membunuhmu."

Setelah mengatakan itu Taehyung berbalik, menghampiri sang pujaan hati yang berada dalam gendongan Jungkook.
"Terimakasih." Ujar Taehyung lalu melenggang pergi.


"Bajingan itu benar-benar psycopath gila. Ia ingin membunuhku perlahan rupanya."
Hyunjin mendengus kesal. Niatnya ingin memberi sambutan kepada sang kakak, tapi yang terkena malah sang gadis pujaan kakak nya. Dan sialnya lagi, mulutnya itj dengan entengnya berucap mengatakan gadis yang di pilih kakak nya itu merupakan gadis lemah.

"Ahk, benar-benar tidak bisa dipercaya." Ujarnya lagi sambil menarik rambutnya gemas.

Felix dan Han yang mendengar gerutuan dari mulut Hyunjin hanya bisa menghela nafas.
"Mau sampai kapan kau akan mengoceh seperti burung?" Tanya Felix. Tatapan Felix tak lepas dari benda pipih yang ada di genggaman nya itu.

"Apa maksud mu? Harusnya kau memberi ku nasehat, bukan malah menyamakan ku dengan binatang, apa lagi itu burung. Membuat ku jadi mengingat kak Dahyun saja."

Lagi-lagi Felix menghela nafas, "Harus nya kau berfikir menggunakan otak mu yang dangkal itu." Kata Felix. Han menambahi sedikit perkataan Felix dengan berkata,
"Aku lupa kau hanya punya pikiran yang dangkal. Yang ada di pikiran mu itu hanya uang dan wanita. Selebihnya kau bodoh dalam segala hal."

Hyunjin menendang kaki Han, namun sang ongkum sudah lebih dulu menghindar.
"Harusnya kau berhati-hati terhadap saudara angkat mu itu, apa lagi jika kau sampai menyakiti gadisnya. Itu baru kaki mu, belum semua nya."
Felix kembali berujar. Sedangkan Hyunjin masih sibuk meredakan rasa nyeri di kakinya.

"Aku tak tau kak Dahyun merupakan pengaruh besar bagi Kim Taehyung."
Hyunjin menatap kearah langit.

Han menoleh, melihat Hyunjin yang terlihat sedang menerawang.
"Ku akui Kak Dahyun memang cantik dan lugu. Ia seperti kelinci yang membutuhkan pertolongan dikala ia sedang di kurung. Taehyung, kakak mu itu tak lebih layaknya seperti psycopath. Ia mengurung Dahyun dengan perkataan dirinya yang manis. Dan kau sama gilanya seperti kakak mu itu. Bedanya kau lebih memilih untuk hal-hal ekstrem, yang mungkin akan berujung pada kematian."

Hyunjin mengangguk membenarkan, dirinya bangkit di ikuti dengan Felix dan Han.
"Aku lelah, ayo masuk kedalam kelas."
Setelah itu, mereka semua turun dari atap sekolah menuju kelantai bawah untuk mengikuti kelas kedua, karena jam pertama mereka lewati dengan hanya duduk dan mengobrol di lantai atap sekolah.



"Apa masih sakit?" Tanya Taehyung mengusap dahi Dahyun yang mengeluarkan keringat.

Dahyun menggeleng dengan pelan, ia masih berusaha mengumpulkan tenaganya setelah dirinya begitu terkejut akan serangan tiba-tiba.
"Istirahat lah, aku akan menemanimu."

Dahyun mengangguk mengiyakan. Ia kembali menutup matanya, mencoba untuk tidak memikirkan apapun. Hingga dirasa dirinya kembali mengantuk dan mulai tertidur.

Taehyung menatap Dahyun dengan tatapan intens nya, ia meneliti setiap bagian wajah sang gadis.
Wajah yang seperti anak kecil, tatapan mata yang polos, kulit yang putih dan lembut, dan bibir mungil yang merah alami.

Taehyung menyukai itu semua. Baginya, Dahyun merupakan harta paling berharga yang ia miliki. Ia tak ingin melepaskan Dahyun, ia tak ingin Dahyun berpaling darinya. Yang ia hanya inginkan Dahyun selalu di sampingnya. Dahyun selalu mengejar dan merangkak kearahnya, Dahyun yang selalu meminta pertolongan dari dirinya. Dahyun yang tak berdaya dan lebih memilih untuk bergantung kepadanya.

Dirinya menginginkan Dahyun. Suka atau tidaknya Dahyun terhadap dirinya, ia tak peduli.
Cinta hadir karena terbiasa, karena itu Taehyung akan membuat Dahyun terbiasa akan kehadiran dirinya.

"Istirahatlah burung kecilku, karena saat kau membuka mata, aku adalah orang yang pertama kali kau lihat."

TBC.

Vote koment jangan lupa. Di usahin follow ya, biar ketahuan notif nya.

Your Other Personality [KTH ft KDH]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang