30

15.6K 2.7K 848
                                    



Sebelum dimulai, aku mau ngelurusin kata-kata ini dulu, maaf ya ambigu... soalnya ngejer banget ngetik nya, nggak baca ulang lagi. Makanya sering typo :'

--> 'Kalo kak Jaemin bisa selembut ini karena alesan cerai, nggak papa deh aku rela bakal berakhir pisah

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

--> 'Kalo kak Jaemin bisa selembut ini karena alesan cerai, nggak papa deh aku rela bakal berakhir pisah...'




Happy reading!

oOoOo



Author.


"Kak?"

"Hm."

Jaemin menghentikan langkah-nya ketika sang istri memanggil diri-nya. Ngomong-ngomong sekarang mereka sedang jalan-jalan santai masih di sekitar kuliner makanan.

"Pinjem tangan kakak boleh nggak?"

Pria itu mengerutkan kening-nya bingung. Sedangkan Ara langsung menggenggam tangan Jaemin dan menautkan jari-jari mereka.

"Nah gini kan enak," kata Ara. "kakak tuh jangan jauh-jauh dari aku."

Jaemin menghela pasrah, lalu mereka kembali jalan dengan tangan yang saling bertautan. Pria itu benar-benar tampak pasrah dengan tingkah Ara.

"Kak?"

"Hm."

Ara mempaotkan bibir-nya karena hanya mendapatkan jawaban seperti dari Jaemin.

"Kak~ tadi belom beli icecream..."

Pria itu melototkan mata-nya tidak suka. "Nggak, makan icecream mulu. Entar sakit, dedek-nya juga ikut sakit."

Yang ini Ara benar-benar bisa menuruti kemauan Jaemin bahkan gadis itu melepaskan tautan tangan mereka membuat Jaemin menghentikan langkah-nya

"Kenapa?" tanya Jaemin bingung ketika tangan mereka lepas.

"Aku tuh nggak bisa tanpa icecream~" cibir Ara kesal.

Astaga... sekarang Jaemin mengusap wajah-nya kasar. Pasal-nya beberapa orang yang berlalu-lalang melihat tingkah Ara yang kekanakan tersebut.

"Ya tapi entar kalian yang sakit gimana?" tanya Jaemin. "gue juga yang repot."

Gadis itu menampakan deretan gigi-nya yang rapi, "Dikitttttttt... aja ya?" bujuk Ara.

Rupa-nya Ara masih belum menyerah untuk membujuk Jaemin.

"Ra..."

"Nana cakep deh hari ini~"

"Ya udah dikit aja."

Ara langsung reflek loncat ketika mendengar jawaban Jaemin barusan tapi pria itu langsung memeluk sang istri dari belakang.

"Heh lo ngapain loncat-loncat gitu? entar dedek-nya kenapa-kenapa gimana?"

Lee Ara langsung mencubit pipi Jaemin dengan gemas. "Enggak kenapa-kenapa kok kalo ada Ayah nana yang jaga dia."

'Ayah Nana...'

Jaemin langsung membuang muka-nya dan pria itu merasakan pipi-nya memanas hanya karena panggilan sederhana itu untuk diri-nya.

"Y-ya udah ayok cepet beli icecream nya."

Ara mengangguk lalu kembali menautkan tangan mereka, bahkan Jaemin ikut menggenggam tangan mungil Ara sambil diam-diam tersenyum.

Sesekali Ara bersenandung pelan membuat Jaemin rasa-nya ingin mencubiti pipi gadis itu karena bertingkah terlalu menggemaskan.

Setiba di kedai icecream, Ara langsung memesan satu cup ukuran kecil untuk-nya. Sedangkan Jaemin-- pria itu menolak ketika di tawarkan icecream, jadi hanya Ara yang memesan.

"Kak enak loh ini~"

Jaemin menggelen pelan, "Buat lo aja."

Ara kembali menyendokan icecream itu ke mulut-nya dan tanpa sadar Jaemin menatap gerak-gerik Ara. Mata pria itu rasa-nya tidak ingin lepas dari apa yang gadis itu lakukan.

Semua-nya tampak menarik ketika Ara yang melakukan-nya.




"Oh Ara?"

Kedua insan itu menoleh dan mendapati Xiaojun yang tampak-nya datang sendirian.

"Bener ini Ara kan?"

Gadis itu mengangguk pelan lalu menghentikan kegiatan-nya lalu menatap pria itu.

"Ehm.... Xiaojun ya?" tanya Ara ragu.

Pria china itu tertawa pelan, "Kamu lupa sama aku?"

Ara tersenyum masam, ya lebih tepat-nya Ara itu sedikit sulit mengingat wajah-wajah yang baru ia kenal. Apa lagi gadis itu hanya melihat Xiaojun dari layar ponsel, bukan bertemu secara langsung.

"E-enggak sih... cuma nggak inget wajah-nya aja." sahut Ara.

"Kalo kamu lupa, ini aku Xiaojun-- rekan kerja Jeno." kata Xiaojun lalu pria itu mengulurkan tangan-nya kearah Ara.

"Ara-- Lee Ara." gadis itu menyambut tangan Xiaojun. "ah iya ini kak Jaemin-- suami aku."

Atensi pria berkelahiran China itu menatap Jaemin dengan senyum yang tidak luntur di wajah-nya.

"Aku sudah mengenal-nya,"

"Woah benarkah?"

Xiaojun mengganguk pelan. "Kalian hanya berdua saja?"

"Iya," sahut Ara. "kamu sama siapa kesini?"

Ara berharap jika Xiaojun datang sendirian, karena jika Seohyeon datang. Ara tidak tahu bagaimana reaksi Jaemin.

Apakah pria itu bakal meninggalkan-nya? atau pria itu bakal berubah lagi?

Gadis itu juga tidak tahu. Sulit untuk menduga-duga Jaemin itu seperti apa.

"Sama tunanganku tentu-nya, dia sedang ke toilet." jelas Xiaojun.

Hhh... dugaan Ara benar ternyata Xiaojun, lalu bagaimana sekarang? Ara tidak ingin pulang sendirian.

"Sayang~ ayo kita pul--

Oh ada Jaemin?"

Ketiga manusia itu menoleh dan mendapati Seohyeon yang baru saja tiba dan berdiri disamping Xiaojun.

Ara menundukan kepala-nya, bukan takut karena ada Seohyeon. Tapi gadis itu tidak mau melihat reaksi Jaemin yang melihat Seohyeon ada disini.

"Wah kamu ngapain disini Jaem?"
























"Ra, ayo kita pulang."

oOoOo

..

Surrender | Na Jaemin✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora