[Complated✔️]
❝Takdir mungkin nggak menyatukan kita, namun nggak ada yang menyuruhku untuk berhenti mencintaimu❞
‼️ Don't be a silent readers.
‼️Cerita udah lengkap, ya kali buat vote aja susah.
🏆 Rank
#1 on Najaemin 17 oct'20
#1 on kpop 4 sept'20
...
Sebelum dimulai, aku mau ngelurusin kata-kata ini dulu, maaf ya ambigu... soalnya ngejer banget ngetik nya, nggak baca ulang lagi. Makanya sering typo :'
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
--> 'Kalo kak Jaemin bisa selembut ini karena alesan cerai, nggak papa deh aku rela bakal berakhir pisah...'
Happy reading!
oOoOo
Author.
"Kak?"
"Hm."
Jaemin menghentikan langkah-nya ketika sang istri memanggil diri-nya. Ngomong-ngomong sekarang mereka sedang jalan-jalan santai masih di sekitar kuliner makanan.
"Pinjem tangan kakak boleh nggak?"
Pria itu mengerutkan kening-nya bingung. Sedangkan Ara langsung menggenggam tangan Jaemin dan menautkan jari-jari mereka.
"Nah gini kan enak," kata Ara. "kakak tuh jangan jauh-jauh dari aku."
Jaemin menghela pasrah, lalu mereka kembali jalan dengan tangan yang saling bertautan. Pria itu benar-benar tampak pasrah dengan tingkah Ara.
"Kak?"
"Hm."
Ara mempaotkan bibir-nya karena hanya mendapatkan jawaban seperti dari Jaemin.
"Kak~ tadi belom beli icecream..."
Pria itu melototkan mata-nya tidak suka. "Nggak, makan icecream mulu. Entar sakit, dedek-nya juga ikut sakit."
Yang ini Ara benar-benar bisa menuruti kemauan Jaemin bahkan gadis itu melepaskan tautan tangan mereka membuat Jaemin menghentikan langkah-nya
"Kenapa?" tanya Jaemin bingung ketika tangan mereka lepas.
"Aku tuh nggak bisa tanpa icecream~" cibir Ara kesal.
Astaga... sekarang Jaemin mengusap wajah-nya kasar. Pasal-nya beberapa orang yang berlalu-lalang melihat tingkah Ara yang kekanakan tersebut.
"Ya tapi entar kalian yang sakit gimana?" tanya Jaemin. "gue juga yang repot."
Gadis itu menampakan deretan gigi-nya yang rapi, "Dikitttttttt... aja ya?" bujuk Ara.
Rupa-nya Ara masih belum menyerah untuk membujuk Jaemin.
"Ra..."
"Nana cakep deh hari ini~"
"Ya udah dikit aja."
Ara langsung reflek loncat ketika mendengar jawaban Jaemin barusan tapi pria itu langsung memeluk sang istri dari belakang.
"Heh lo ngapain loncat-loncat gitu? entar dedek-nya kenapa-kenapa gimana?"
Lee Ara langsung mencubit pipi Jaemin dengan gemas. "Enggak kenapa-kenapa kok kalo ada Ayah nana yang jaga dia."
'Ayah Nana...'
Jaemin langsung membuang muka-nya dan pria itu merasakan pipi-nya memanas hanya karena panggilan sederhana itu untuk diri-nya.
"Y-ya udah ayok cepet beli icecream nya."
Ara mengangguk lalu kembali menautkan tangan mereka, bahkan Jaemin ikut menggenggam tangan mungil Ara sambil diam-diam tersenyum.
Sesekali Ara bersenandung pelan membuat Jaemin rasa-nya ingin mencubiti pipi gadis itu karena bertingkah terlalu menggemaskan.
Setiba di kedai icecream, Ara langsung memesan satu cup ukuran kecil untuk-nya. Sedangkan Jaemin-- pria itu menolak ketika di tawarkan icecream, jadi hanya Ara yang memesan.
"Kak enak loh ini~"
Jaemin menggelen pelan, "Buat lo aja."
Ara kembali menyendokan icecream itu ke mulut-nya dan tanpa sadar Jaemin menatap gerak-gerik Ara. Mata pria itu rasa-nya tidak ingin lepas dari apa yang gadis itu lakukan.
Semua-nya tampak menarik ketika Ara yang melakukan-nya.
"Oh Ara?"
Kedua insan itu menoleh dan mendapati Xiaojun yang tampak-nya datang sendirian.
"Bener ini Ara kan?"
Gadis itu mengangguk pelan lalu menghentikan kegiatan-nya lalu menatap pria itu.
"Ehm.... Xiaojun ya?" tanya Ara ragu.
Pria china itu tertawa pelan, "Kamu lupa sama aku?"
Ara tersenyum masam, ya lebih tepat-nya Ara itu sedikit sulit mengingat wajah-wajah yang baru ia kenal. Apa lagi gadis itu hanya melihat Xiaojun dari layar ponsel, bukan bertemu secara langsung.