[ superlative ]

1.5K 58 14
                                    

Superlative
August 27, 2020

Tagged With:
Double Penetration, Threesome

🌃

[ soukoku, slight fyoya ]

[ aku nulis berusaha seimplisit mungkin, tapi ya kalo keblabasan yasudah :) ]

.

.

.

Chuuya tidak tahu kenapa gerangan lelaki brunette dengan hampir seluruh tubuh tertutup perban ini mengajaknya ke sebuah tempat misterius. Cahaya remang-remang menyelimuti jalan. Ada lampu neon berwarna magenta di atas sebuah kedai, memberi kesan muda dan liar. Orang-orang sering mengaitkan lampu tersebut dengan sebuah diskotik.

Benar saja. Ini memang sebuah diskotik. Sembari memegang tangan Chuuya erat-erat, Dazai berjalan melewati pengunjung di lantai dansa. Lelaki sinoper dibawanya ke arah meja bar, sedikit lebih jauh dari panggung.

"Kita berjumpa kembali," sapa si brunette kemudian menepuk pundak seseorang.

Chuuya tertegun di tempatnya sementara Dazai dengan santai bicara kembali. "Aku harap kau tidak melupakan pertandingan kita, Dostoyevsky-kun."

Pemuda berambut hitam keunguan itu terkekeh pelan. Ia menenggak habis minuman beralkohol yang tersisa di dalam gelas dan beranjak. "Aku harap kau tidak melupakan apa hadiah yang mungkin kudapatkan."

Dostoyevsky berjalan mengampiri lelaki sinoper yang tengah menatap bingung. Kedua azure yang berkilat bertanya-tanya itu tampak begitu polos, belum ternodai oleh dosa apapun. Namun malam ini, segera setelah si rambut kelam menggamit tangannya, tubuh itu harus penuh oleh bercak.

Bercak kemerahan karena panas tubuh yang bangkit. Karena sebuah gairah yang mengharuskan Chuuya mendapat noda-noda itu.

Dibawanya lelaki bermata biru itu ke sisi lorong. Ketika semua orang tengah menikmati musik dan cairan memabukkan di luar sana, Chuuya merasakan aliran pendingin ruangan menyapu paha dan bokong telanjangnya. Celana jeans sudah melorot hingga kaki.

Tanpa mempedulikan keadaan, sebuah telunjuk membelai pintu anal Chuuya. Geraman rendah lolos dari bibirnya, dilanjutkan dengan beberapa lenguh ketika jari itu menggapai-gapai di dalam lubang.

Si sinoper tidak dapat menahan dorongan untuk bergerak, sekalipun sosok di belakangnya bukan Dazai. Celah sempit itu hanya memberi respos atas pemicu. Ia belum membangun kesetiaan pada satu tuan.

"Sangat basah," komentar pemuda dengan sepasang crimson tajam menelusuri profil samping Chuuya--wajah menahan sakit namun juga merasa terangsang. Tidak semua submisif memiliki wajah secantik ini. Setiap kali seorang Fyodor Dostoyevsky memandang, ia ingin sekali mencuri sebuah ciuman.

Dan mumpung memiliki kesempatan, ia melakukannya, menyatukan bibir dengan ranum Chuuya, melumat belahan itu selama yang ia inginkan. Si sinoper menyambut, membuat tautan semakin basah. Ketika Fyodor melepaskan, bibir Chuuya tampak sedikit bengkak, lebih merah lagi karena sesap.

Sepasang crimson menatap karya seni di hadapannya dengan penuh kagum. Hingga ia mungkin tidak sadar celah yang sudah basah itu menjadi kosong--karena tangannya menjelajah bagian kulit yang lain.

"Chuuya-san, aku akan mengisi tubuhmu," bisik Fyodor rendah di telinga si sinoper. Kulit yang membungkus tulang rawan ikut memerah karena tersipu.

Sebuah lenguh pelan tertangkap oleh Fyodor saat pemuda itu mendorong masuk kejantanannya pada lubang basah Chuuya. Si sinoper benar-benar merasa penuh. Ia tidak bisa melampiaskannya dengan cara selain mendesah-- juga menggerakkan bokongnya untuk sedikit mengurangi rasa sakit.

[~] pierce | chuuyaWhere stories live. Discover now