Menikahi Putra Konglomerat

48. Kesalahpahaman

Saat Xu Chi menemukan Xu Lan, waktu sudah lewat tengah malam. Bahkan di pertengahan musim panas, angin malam dan embun bulan mampu membawa sedikit kesejukan di lubuk hati.

Pakaian yang Xu Lan kenakan cukup tipis. Ia duduk di bangku tua dan usang, dengan sedikit cahaya dari jalan, menatap kosong ke danau kecil yang telah kering dan berantakan. Ada katak dan serangga di sekitarnya juga banyak serangga terbang berlama-lama di bawah lampu jalan yang remang-remang. Vegetasi di tepi danau tumbuh tidak teratur. Air danau yang hanya sepertiga dalamnya telah menjadi berlumpur dan kotor. Akan selalu ada duri saat angin bertiup. Dibandingkan dengan keadaan beberapa tahun lalu, tempat ini benar-benar bobrok. Suara katak dan serangga yang meriah tidak hanya gagal menambah sedikit vitalitas ke tempat ini, sebaliknya, itu menjadikannya tempat yang sepi nyaris disetiap hari.

Dan Xu Lan duduk dalam suasana seperti itu. Dia jelas seorang tuan muda kaya yang berpakaian sangat bagus dan sangat menonjol di antara orang banyak. Pada saat ini, dia sepertinya telah melebur ke tanah yang sunyi dan sepi ini. Sosoknya terlihat sangat kurus dan suram.

Meski mulanya ia sangat marah, tapi melihat kondisi Xu Lan seperti ini membuat hati Xu Chi sedikit melunak. Di luar dugaan, Xu Lan tidak bereaksi keras ketika ditemukan. Sebaliknya, seolah-olah dia telah bangun dari mimpi. Tidak hanya mendapatkan kembali kesadarannya setelah jeda yang lama, tetapi juga mengambil inisiatif untuk mengakui kesalahannya.

"Maaf ge, aku tidak memberi tahu keluarga saat aku pergi keluar."

Xu Chi meliriknya, "Kau sengaja kabur dari rumah?"

Xu Lan menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku hanya ingin tinggal sendiri sebentar. Awalnya aku berencana untuk kembali sebelum gelap, tapi kemudian ketika berada di sini aku jadi lupa wakru."

Dia berkata dengan tenang, tapi matanya masih merah. Jelas melupakan waktu hanyalah penjelasan yang paling sederhana. Bahkan, dia takut dirinya tenggelam dalam kesedihan.

Benar. Hal semacam ini sejalan dengan situasi cinta yang hancur dan itu menunjukkan transparansi juga pengekangan setelah pelepasan. Xu Chi tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya apakah Xu Lan benar-benar mengenali kenyataan, mengetahuinya, dan melepaskannya. Tetapi memikirkan apa yang terjadi tadi malam, dalam keadaan seperti itu, ia masih tidak ingin menyimpan harapan itu jauh di dalam hatinya.

Jadi lebih baik dia tidak bertanya, sebaliknya, ia memberikan kabar kepada keluarga bahwa ia menemukan Xu Lan dan membawanya kembali. Bagaimanapun para tetua akan bertanya tentang alasan kenapa ia menghilang hari ini, Xu Chi ingin tahu apa yang akan Xu Lan katakan.

Setelah tiba di rumah, ibu Xu memeluk Xu Lan dan meneriakkan setengah gembira dan setengah amarah untuk beberapa saat, dan kemudian keluarga tersebut mengadakan simposium bersama. Xu Lan berinisiatif menjelaskan apa yang dia katakan kepada Xu Chi. Setelah mendengar hal ini, ayah Xu dan ibu Xu segera berasumsi bahwa Xu Lan tidak mau pergi ke luar negeri dan merasa canggung untik bertanya, "Apakah karena kamu tidak ingin pergi ke luar negeri?"

Xu Chi meliriknya.

Dia melirik Xu Lan dan bertanya-tanya apakah dia akan menggunakan trik pahit ini untuk membuat ayah Xu dan ibu Xu menjadi perantara untuknya dan menyelesaikan masalah pergi ke luar negeri. Tetapi ia tidak mengira Xu Lan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, suasana hati ku baru-baru ini cukup buruk. Yang gege lakukan adalah untuk kebaikan diriku sendiri. Dia meminta ku untuk pergi ke luar negeri dan mengubah suasana hati ku. Kemarin aku sedikit kacau dan bertengkar dengan gege, tetapi sekarang aku sudah menemukan jawabannya. Maaf, seharusnya aku tidak pergi keluar tanpa memberi kabar dan membuat khawatir."

Ibu Xu seketika merasa bahwa Xu Lan selalu bersikap bijaksana dan pada saat yang sama bertanya dengan cemas, "Mengapa akhir-akhir ini kamu merasa kesal? Oke, kenapa kamu tidak ingat untuk memberi tahu keluargamu jika ada sesuatu yang terjadi?"