2. Penghianat

17 4 0
                                    

"Velix bangunlah. Jangan membuatku mencemaskanmu," sendu Sofia

"Velix," sekali lagi, dengan air mata yang sudah mengalir deras

"Sofia, Dia tidak apa apa. Rehatlah dulu kau belum beristirahat sejak tadi" ucap Andreas disertakan anggukan oleh Theo

Tanpa memerdulikan ucapan keduanya, Sofia memilih untuk menundukkan kepalanya disamping tubuh Velix

Sebenarnya, hanya Andreas yang tahu bahwa Aulia dan Velix pernah mempunyai hubungan special, jujur saja Sofia sangat takut jika Damian Alfredo Eduardo--kakak Sofia mengetahui tentang hubungan asmara keduanya, sebab dulu, Damian mempunyai masalah antar dirinya dengan saudara Velix yang sempat membuat Damian hilang dari terangnya dunia, sejak itulah Damian membenci keluarga Jeremy//Marga dari keluarga besar Velix

Maka dari itu, Sofia dan keluarganya tidak satu grup sebagai Mafia terkejam dan sebagainya. Mereka pisah grup, Sofia yang memasuki grup Hells Angels dibangun oleh dirinya sendiri dan para teman temannya.
Sedangkan Elfan dan Damian, mereka mempunyai nama Grup sendiri yang bernama Bloods Angels

Akan tetapi mereka tetaplah Mafia terkejam no.1 walaupun dengan dua grup sekaligus.

"Memang susah jika cinta lama itu kembali pada tuannya." ucapan bodoh itu keluar dengan lantang dari mulut Andreas

"Apa?" sahut Theo

"Ah tidak, HEH!" Sembari mendorong meja "Kenapa bermain tidak mengajakku?!" lanjut Andreas

"Kecilkan suaramu. Apa kau mau mati sekejap saja didalam rumah sakit, karena ditembak teman sendiri?"

"Bertengkarlah diluar, aku sedang tidak ingin diganggu" cicit Sofia dengan nada pelan

"Apa kau ingin sesuatu? eum.... Ultra pink contohnya?" tanya Theo

"Ehem." singkat Sofia

Andreas dan Theo bergegas untuk keluar dari rumah sakit di jam 03:39 subuh, untuk mencari susu pink untuk Sofia.

"Dimana kita akan mencarinya, mana sudah gelap" Kata Andreas dengan mengeluh manja di pundak Theo

"Menjijikan sekali! jangan berani berani kau bersandar dipundakku bro," ucap Theo dengan menghempas kepala Andreas begitu saja

"Pistolku ini sedang banyak sekali pelurunya, aku akan unboxing dan membagikannya pada kepala bagian kananmu saja," balas Andreas dengan menyetel senjatanya itu.

"Jika aku mati, aku akan seperti Velix yang diperdulikan oleh Sofia" ledek Theo dengan santai

"Shit!" pekik Andreas

Setelah sampai dari toko kecil rumah sakit, Theo dan Andreas pun balik ke ruangan Velix

Saat mereka sampai, Theo yang pertama kali melihat seorang pria dengan pakaian kotor nan lusuh dikamar inap Velix, langsung memberitahukannya pada Andreas.

"Nona, kumohon bantulah aku...." kata pria itu dengan sedikit terisak

"Siapa kau?" Sofia kaget, karena pria itu langsung menyungsup dihadapannya

"Ada segerombolan mafia ingin menembakku diluar sana," lirih pria itu

"Huh?" Sofia hanya bisa melihat pria itu dari atas sampai bawah

"Dimana mereka?" tanya Sofia yang sudah berada diluar rumah sakit

"Dis--" belum sempat ucapan pria itu terlontarkan akhirnya....

DOR!

Pria itu awalnya memegang senjata yang bersembunyi dibalik bajunya. saat Sofia menatap kedepan, dengan sigap dia mengarahkan senjatanya pada otak kiri Sofia namun nihil!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The MAFIA'SWhere stories live. Discover now