+ Bonus Chapter (3/3)

1K 152 20
                                    

<ʷnͬoͥtͭeͤʳˢ>

Ini halaman terakhir!

WENDY duduk bersandar di kepala ranjangnya dan mainin ponsel, berkutat dengan wajah dongkol, ngacangin Chanyeol sedari 5 menit ke belakang, hingga sekarang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

WENDY duduk bersandar di kepala ranjangnya dan mainin ponsel, berkutat dengan wajah dongkol, ngacangin Chanyeol sedari 5 menit ke belakang, hingga sekarang.

Chanyeol, yang duduk di tepi ranjang Wendy, sedang bingung harus berkelit apa lagi supaya Wendy berhenti marah. Kosa katanya seolah sudah terkuras habis dari otaknya.

"Wen..."

"Hmm."

Cuma begitu aja, dari tadi.

Padahal, 45 menit yang lalu, Chanyeol baru aja sampai di rumah dan menggeletakkan barangnya dengan asal, langsung lari sekencang The Flash buat ketemu Wendy di rumahnya.

Pacarnya yang sudah sehat lahir batin itu juga melompat ke dalam pelukannya dengan antusias sewaktu Chanyeol mengabari sekolahnya berhasil meraih juara 2 dari 340 kelompok internasional, di Jepang kemarin.

Bahkan, Wendy gak ragu buat balik menghadiahi Chanyeol dengan kecup-kecup manis di bibir dan pipinya, kala Chanyeol memberinya sejumlah oleh-oleh makanan khas Jepang yang kini sudah aman bersarang di dalam kulkas.

Kemudian, semuanya berubah drastis, gara-gara pas lagi asyik bercengkerama melepas rindu, ponsel Chanyeol yang menganggur di sisinya tiba-tiba menyala, menampilkan notifikasi:

Kemudian, semuanya berubah drastis, gara-gara pas lagi asyik bercengkerama melepas rindu, ponsel Chanyeol yang menganggur di sisinya tiba-tiba menyala, menampilkan notifikasi:

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Wendy yang tadinya lagi ketawa-tawa, sontak merubah air mukanya drastis. Ia mengernyit heran. "Siapa, tuh, Roseanne? Kok, ngomongin Jepang? Kamu kenalan sama orang sana?"

Chanyeol langsung gagap. "Dia dari Australia, kita satu bidang lomba, terus duduknya sebelahan pas antre giliran. Makanya, aku bisa kenal..."

Kerutan di kening Wendy makin mendalam. Alisnya nyaris menyatu. "Aku lagi sakit demam berdarah di sini, terus, kamu malah godain cewek bule di Jepang?"

"Bukan gitu, Wendy..."

Dari situ, Wendy langsung diam dan gak mau ngomong apa pun lagi sama Chanyeol. Otaknya udah keburu berpikiran negatif.

Sampai sekarang, 5 menit setelahnya, Chanyeol udah gak tahu mau bilang apa. Mau beralasan dengan bahasa apa aja, Wendy pasti gak akan mau terima.

Ia menggaruk tengkuk dan menghela napas sebelum berkata, "Aku udah tahu, kamu pasti bakal marah, deh."

"Apaan, sih?" Tubuh Wendy menegak menghadap Chanyeol seraya ponselnya yang ditaruh asal di sampingnya. "Kamu bayangin aja sendiri, lagi engap-engapan di rumah sakit, ternyata dari jarak ribuan kilometer, pacarnya malah asyik tukeran ID LINE sama orang lain. Kalo aku yang begitu, kamu gimana?"

Bibir Chanyeol lagi-lagi terbungkam gara-gara ucapan Wendy. Dia misuh-misuh dalam hati, karena merasa salah banget udah buka mulut.

"Apalagi aku tahu, mulut kamu manis banget kalau udah gencar deketin cewek," ujar Wendy dengan nada superkesal. Napasnya terdengar kencang. "Nyebelin banget, orang lagi kangen, malah disuguhin kayak beginian."

"Wendy, dengerin dulu."

Tatkala Chanyeol mendekatkan tubuhnya, Wendy terdiam mencoba mendengarkan, walau dalam hatinya masih maki-maki gak keruan.

"Yang mau deketin Roseanne itu si Kai. Tapi, tahu sendiri, dia gak bisa bahasa Inggris. Jadi, aku yang bantuin minta kontaknya," jelas Chanyeol pelan-pelan.

Tangan besarnya menarik halus tangan Wendy yang sedang bersedekap. Seperti biasa, jemarinya memainkan jemari Wendy, karena gak berani menatap mata cewek itu secara langsung.

Sedikit demi sedikit, Wendy mulai luluh.

Chanyeol menambahkan, "Aku sama Roseanne emang chatting, awalnya dia ngucapin selamat karena tahu kalau sekolah kita menang juara dua. Tapi, ya udah, bahasan chat-nya cuma seputar Jepang dan lomba kemarin aja. Baca aja sendiri. Itu juga, balasnya kulama-lamain. Dia juga balasnya jauh lebih lama." Gak ada jawaban dari Wendy, Chanyeol kembali bicara, "Gitu, Wen..."

Pertahanan amarah Wendy luluh lantak saat Chanyeol merengkuh tubuh Wendy dengan hati-hati.

"Udah, dong, marahnya. Aku juga lagi kangen. Mau seneng-seneng sama kamu." Dagu Chanyeol dilabuhkan pada bahu Wendy dengan manja. "Maaf, ya?"

Aduh, Wendy gemas gak ketahanan. Pikiran negatifnya udah ketendang gak tahu ke mana, dari tadi.

Kedua tangannya meraih punggung Chanyeol untuk membalas pelukannya. Masih ada sisa-sisa bete di wajahnya. "Aku kangen banget, Chanyeol. Saking kangennya, aku jadi kepengin marah-marah."

Mendengar itu, dengusan tawa terlepas dari Chanyeol. Senyumnya merekah. "Kamu gak tahu? Koperku aja belum diberesin—aku buru-buru ke sini. Jelas, aku lebih kangen sama kamu."

"Aku yang lebih kangen."

"Aku, Wen."

"Aku, Chan."

Chanyeol gak jawab lagi, melainkan ketawa doang, sebagai tanda nyerah. Ia melepas pelukannya, sebelum berkata, "Masih marah gak? Kalau iya, cium sekali. Kalau enggak, cium seratus kali."

Sebagai jawaban, Wendy menangkup kedua sisi wajah Chanyeol, dan mendaratkan ciuman kecil di hidungnya sebanyak tiga kali.

"Lho, kok, tiga?" tanya Chanyeol heran, manik matanya menatap manik milik Wendy.

"Emang belum selesai," jawab Wendy enteng. "Masih ada sembilan puluh tujuh cium lagi."

Bibir Wendy terarah pada bibir milik Chanyeol. Setelah dua kecupan berakhir, ia menarik tubuhnya kembali, namun Chanyeol merengkuh tengkuk Wendy agar bibir mereka bertemu lagi di antaranya.

"Yang lama," pinta Chanyeol, "kalau gak lama, gak dihitung."

Wendy mendengus sembari menggurat senyum. "Dasar. Sini."

Ia dan Chanyeol saling memiliki. Dan mereka tahu bahwa hal itu mutlak.

SELESAI
(Beneran.)

<ʷnͬoͥtͭeͤʳˢ>

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

<ʷnͬoͥtͭeͤʳˢ>

I hate to say this, but that was the last of 13 Kali. Terima kasih banyak udah menemani Chanyeol & Wendy dari paragraf pertama.

Jangan lupa mampir ke cerita lain!

Salam sayang. <3

13 KaliWhere stories live. Discover now