14

5.2K 920 113
                                    

BU IBU BAPAK BAPAK TAHAN EMOSINYA TAHANNNN YA ALLAH SABAR YA ALLAH 😭

-

"I'm just—saying."
"Kalo emang lo gak mau percaya Ryujin anak lo, gak papa."
"Lagian dari awal juga Ryujin itu anak gue. Dia lahir dari gue. Dia tumbuh besar karena gue; bukan karena Ayahnya." Rose tersenyum, memutar badannya, meninggalkan kebun mawar itu.

Bertahun-tahun Rose mengumpulkan niat dan mendapatkan jawaban seperti itu. Lebih baik Ia hidup berdua dengan Ryujin saja. Tidak perlu repot mengurusi siapa Ayahnya Ryujin, siapa yang bisa menjadi suami Rose nantinya.

Sementara Jaehyun menghela nafasnya, ah dia tidak tau harus berbuat apa. Jadi selama ini dia punya anak?

"Waktu dia habis kecelakaan, Kakak langsung datang ke rumah sakit, dengar orangtuanya meninggal, dan tinggal dia sendiri." Kata Krystal yang datang mendekat, membuat Jaehyun menoleh.

"Dia agak susah ngenalin wajah orang tapi asalkan kamu tau,"
"Orang yang paling Roseanne inget itu cuma dia sendiri, orangtuanya, sama kamu." Tambah Krystal.

"When she knew I was there, she cried."
"She said that— she's pregnant. And she didn't want to live." Lanjutnya.

"Coba kamu bayangin, dia sendirian, orangtuanya gak ada. Dia hamil, pula. Dan dia sampai punya pikiran—dia gak mau hidup lagi."
"When she said that her baby is your daughter, I knew I had to do something."
"I mean—practically Ryujin is my niece."
"Waktu itu Kakak bilang ke Roseanne, dia harus ngasih tau kamu secepatnya, segala macem. Bahkan Kakak rela bantu semuanya, bayar semuanya, kalau dia mau ke Amerika nyamperin kamu, juga."
"Tapi dia jawab—"

"Gak usah. Dia gak mau. Karena dia tau kamu bakal jadi orang sukses, dan dia gak mau buat nama kamu jadi buruk."
"Tapi—rahasia gak bisa selamanya di tahan, kan? Dia ngerasain semuanya sendirian. Sebagai orangtua sendirian, selama tujuh belas tahun. Dia nggak punya waktu untuk masa mudanya, gak kayak kamu. And there you go. You have a daughter. A really pretty, smart, and kind daughter." Kata Krystal.

-

Ryujin menatap ke arah jam dinding kamarnya, Bundanya belum juga pulang. Padahal sudah malam. Hampir pagi.

Beberapa kali di telpon juga tak kunjung diangkat.

"Astaga, Bunda ke mana..." helanya, masih menunggu jawaban setelah nada dering yang sedang ia dengarkan itu.

"Halo???Bunda???Bunda kok blom pulang!!! Udah malem tau!!" Omel Ryujin, mengetahui kalau Rose mengangkat telponnya.

"My God~ Ryujin~ My daughter~" jawab Rose.

Selama ini—Bunda gak pernah ngomong Bahasa Inggris ke Ryujin kecuali kalo lagi ngajarin Ryujin atau nggak—

Mabuk.

"Bunda lagi minum ya? Astaga Bunda kenapa sih? Trus pulangnya gimana?!?! Masa Ryujin jemput Bunda ke bar?! Yang ada Ryujin udah di depak duluan di depan pintu!" Omelnya.

"Ryujin~"
"Ryujin, kamu tau gak, apa yang hilang dari Bunda setelah ada kamu?" Tanya Rose,

Ryujin mengerutkan dahinya, tidak mengerti apa yang dikatakan Bundanya. "Bunda ngomong apaan si?" Ucapnya.

"Dulu Bunda cantik, Bunda seneng banget, dulu. Main sama temen-temen sampai malem, gak pulang, segala macem. Karena kalau Bunda pulang—"
"Semuanya sama. Yang Bunda liat cuma Ayah sama Mama Bunda berantem. Hati Bunda—sakit."
"Dan taunya beberapa saat kemudian mereka berdua gak ada. Setelah mereka tau kalau—"
"Kalau Bunda hamil kamu. Dua orang kesayangan Bunda pergi, ninggalin Bunda sendirian. Tapi kamu datang, nemenin Bunda."

Looking For Papa✔️Où les histoires vivent. Découvrez maintenant