1. Luka

6.5K 1.1K 769
                                    

Hai~

Selamat pagi~~

Gunakan imajinasimu untuk membaca cerita.

Enjoy.

Ga typo ga afdol.

Ready?













Vio berjalan lemah menuju taman sekolah sambil memegang tangan yang berdarah karena ujung jendela. Tatapannya kosong, bibirnya bergetar dan air matanya terbendung meminta dilepaskan dari sana.

Vio menutup matanya membuat air matanya jatuh satu persatu, menarik nafasnya dengan pelan agar tangisannya tidak di dengar. Kakinya terus berjalan menuju kursi di taman.

Ia langsung duduk di sana dan melamun untuk waktu yang lama. Ponselnya berbunyi terus karena telepon dari Soobin.

Luka yang ada di tangannya bukan luka yang besar. Hanya sedikit...
.........robek.

"Kamu tega sama aku..." Lirih Vio dengan suara parau, menarik nafasnya lagi lalu menggeleng untuk berusaha tidak menangis.

Gak semua cerita adegannya bahagia terus. Pasti, ada sesuatu yang akan menghalangi kebahagiaan itu. Ucap batin Vio.

Soobin datang dari arah belakang Vio dengan ponsel yang menempel di telinganya. Ia segera menghampiri Vio.

"Vio"

Vio dengar, tapi dia gak mau nengok. Dia masih aja nunduk dan menangis.

Soobin memegang pundak Vio. "Vi? Udah selesai..?" Ia terdiam mendengar Vio menangis dan segera memaksa Vio agar menghadap padanya.

"Kok nangis?" Tanya Soobin kaget. Banget malah.

Vio menggeleng. "Jangan dekat-dekat sama aku, sana"

"Kenapa sih?" Tanya Soobin lagi yang masih bingung. Dia narik tangan Vio untuk minta penjelasan, tapi dia malah lihat luka robek dan darah kering yang tadi mengalir di lengan Vio.

Soobin kini menatap Vio.

"Gak apa-apa, ini cuma kena... Kena... Ujung jendela di deket ruang guru.."

Soobin terkekeh sekaligus sebal karena Vio tidak mau jujur padanya. "Sekarang aku tanya. Kamu ke sini ada apa? Pasti Beomgyu, Taehyun, kalo gak Kamal kan? Siapa yang bikin masalah?" Tanyanya membuat Vio diam.

"Adik kamu" jawab Vio cepat kemudian bangkit.

Soobin dengan cepat menahan tangan Vio. "Obatin dulu tangannya" kata Soobin terdengar khawatir.

"Aku bisa ke klinik deket sini" balas Vio sambil melepaskan tangan Soobin dan mulai berjalan, lalu membalikkan tubuhnya lagi. "Jangan-"

Omongan Vio terputus karena bel pulang sekolah berbunyi.

Soobin berdiri dan memegang tangan Vio lagi. "Tunggu ade dulu ya" katanya.

Vio menggeleng. "Gak usah, urusan aku udah selesai di sini. Aku mau pergi ke tempat kerja sekarang" tolaknya cepat.

"Vi, sebentar aja. Habis itu aku anter ya" mohon Soobin dengan muka yang disedih-sedihin supaya Vio kasihan sama dia.

Vio sebenarnya gak ada rasa kasihan sama sekali ke Soobin sekarang, yang ada malah mau nonjok.

"Gak ah nanti telat-"

"Ka Vio!"

Vio lantas menoleh, mendapatkan anak laki-laki bule yang tersenyum lebar ke arahnya sambil melambaikan tangannya.

Babysitter 2 ㅡTXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang