Twenty-Four

4.7K 715 44
                                    

jangan lupa vote and comment

---

"Halo? Permisi anu- saya sopir keluarga Tjandra, ini orang tuanya Mas Jeffrey sudah datang, apa boleh dibukakan kunci pagarnya?" jawab seorang laki-laki diujung sana dan bagai petir disiang bolong, Roseanne dibuat tidak bisa bergerak, "Halo?"

"Eh, iya Pak sebentar ya" dengan rasa gugup disertai panik luar biasa ia menekan tombol bergambar pagar terbuka, lalu berlari kecil kearah Jeffrey yang sudah tidak terlihat diruang tengah.

"Jeff! Jeffrey!" ucap Roseanne dengan bisikan-entahlah mengapa ia harus berbisik, mungkin karena terlalu panik dan sekaligus gugup? Pandangannya mengitari dapur dan ruang tengah, tidak ada. Ia mengira Jeffrey mungkin kelantai atas atau entahlah tapi sepertinya itu tidak penting yang paling penting sekarang adalah turun kebawah, menyambut orang tua Jeffrey.

Ia membersihkan tenggorokannya, lalu merapikan pakaiannya-cukup lega ia masih menggunakan pakaian formal lalu rambutnya ia sisir seadanya dengan jarinya. Roseanne keluar dari pintu utama dan menuruni tangga menuju lahan parkir dengan jantung yang berdegup kencang. Tenang, tenang.

Sesaat setelah kakinya menapaki tanah terbawah, keluarlah sesosok anggun yang khas dari pintu penumpang. Dibalik senyuman terbaiknya ia tidak tenang, sungguh.

Tuhan, dimana Jeffrey?

"Selamat malam Tante" sapa Roseanne ramah dan terlihat tenang sedangkan guratan keriput halus ibu Jeffrey tidak dapat menutupi keterkejutannya melihat gadis muda ada dirumah putranya. Di malam hari.

Lalu munculah ayah Jeffrey yang membuat Roseanne keringat dingin, Roseanne kembali menyapa dan ia sedikit merutuki ketika mendengar suaranya terasa sumbang ditelinga.

"Mari masuk Om, Tante" Roseanne dengan sopan mengarahkan jalan menuju pintu masuk, mempersilahkan kedua orang tua Jeffrey untuk naik lebih dahulu. Dibelakang mereka, perasaan Roseanne berkecamuk. Sepertinya ia lebih memilih kalah argumen ketika mempresentasikan proyeknya daripada berada dikeadaan seperti ini.

Hadu, belum kenalan juga. Payah banget sih!

Roseanne membuka pintu masuk, lalu kedua orang tua Jeffrey yang masih terkejut dengan kehadirannya hanya diam dan memasuki rumah.

"Jeffrey mungkin masih diatas Om, Tante." Ujar Roseanne dengan gugup, "Oya, saya Roseanne-" siapa nya Jeffrey? God. "-teman Jeffrey, Om Tante" Suho dan Irene yang masih berdiri diruang tamu, hanya saling bertatapan ketika Roseanne memperkenalkan dirinya. Membuat Roseanne ingin hilang saja rasanya.

Melihat kedua orang tua Jeffrey yang masih berdiri dan ia pikir tidak sopan untuk menunggu diruang tamu karena ini rumah anaknya bukan orang lain, Roseanne memutuskan untuk membawa mereka ke ruang tengah. Ia memimpin jalan menuju ruang tengah, dan lagi-lagi Suho dan Irene hanya mengikuti dan diam saja.

Lalu Roseanne merasa ia perlu dikutuk jadi lalat saja ketika melihat keadaan ruang tengah yang penuh makanan ringan dan minuman yang tersisa masih berada dimeja, secepat kilat ia mengambil semuanya dan ia sembunyikan di pojokan buffet.

Sembari melangkah menuju sofa untuk duduk, Suho dan Irene memperhatikan Roseanne yang bertelanjang kaki terlihat sibuk membersihkan meja dan buffet dapur. Kedua pasangan itu saling bertatapan dan tersenyum.

"Maafkan saya. Uhm saya panggilkan Jeffrey terlebih dahulu. Apakah Om tante ingin teh atau kopi akan sekalian saya buat-" Tanya Roseanne ketika kembali ke ruang tengah setelah urusannya dengan sisa makanan selesai.

Suara anggun itu membuat Roseanne diam, "Rose?"

"Ya Tante?" Okay, here we go. Roseanne otomatis menyatukan kedua tangannya dan tersenyum sopan.

pulang • jaeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang