blanket.

468 85 7
                                    

You know me better.

.
.
.
.

Jungkook paham tentang kapan dan tidaknya harus menaruh prasangka kepada seorang Kang Seulgi. Atau bahkan selama mengenalnya, Jeon Jungkook tidak ada satu detikpun ia gunakan untuk meragukan kepercayaan perempuan itu.

Tapi mungkin untuk hari ini adalah pengecualian.

Pelan, tangannya merengkuh tubuh Seulgi yang membelakanginya. Tidak lama, usapan lembut membelai lengannya.

Entah perasaannya atau entah bagaimana, Seulgi lebih banyak diam setelah kepulangannya dari Daegu. Jungkook hanya ingat kenyataan bahwa Seulgi pergi dengan rekan bisnis barunya, ya bisa dikatakan begitu.

"Aku merindukanmu."

"Kau sudah mengatakannya dari pagi tadi."

"Aku merindukanmu," ulangnya lagi.

Seulgi tersenyum dari balik lengan kanan Jungkook yang menutupi sebagian wajahnya, "selama aku pergi, jadi kau menginap disini?"

Jungkook mengangguk, membuat kepala Seulgi serta merta bergerak pelan.

"Kau hanya pergi 2 hari, tidak masalah aku sendiri disini."

"Lalu kenapa terus mengatakan merindukanku?" lagi, Seulgi terkekeh berusahan melepas rengkuhan Jungkook.

"Kan memang rindu."

Keduanya berhadapan, dengan Jungkook yang masih berusaha merengkuh kembali.

"Ada masalah?"

Kini giliran Seulgi yang memandang Jungkook ragu, sedang yang ditatap masih sabar menunggu untuk mendapatkan jawaban.

Di ujung lidahnya, Seulgi telah merapalkan pertanyaan yang sekiranya pantas ia tanyakan langsung kepada Jungkook yang terlihat bergeming tidak tahu apa-apa.

Sementara otaknya terus memaksa serentetan kalimat tanya untuk diloantarkan, fisiknya malah berkebalikan. Kepalanya mengangguk pelan, kemudian lebih memilih merengkuh yang lebih muda ke dalam pelukannya, "aku juga merindukanmu."

Jungkook mengintip dari balik punggung Seulgi yang kini mendekapnya erat meski mata perempuan itu sekarang menatapnya penuh tanya, mengangkat sebelah alisnya lucu, Jungkook masih memperhatikan Seulgi yang masih saja diam, ia yakin ada sesuatu yang ingin disampaikannya.

"Aku ingin menonton film,"

Jungkook tahu ia mengangguk terlalu cepat, bahkan sebelum Seulgi menyampaikan maksudnya.

Dituntunnya tangan Seulgi, sampai tak lama hanya suara dari televisi yang menampilkan Before Sunrise, Jungkook bahkan sampai hapal dialognya saking seringnya ia menonton film yang bahkan sebenarnya tidak masuk kedalam seleranya.

Beberapa menit berlalu, Seulgi nampak tenang disebelahnya. Jungkook pun kembali mencoba fokus kembali ke layar meskipun kantuknya tiba-tiba menganggu, diliriknya tangan Seulgi yang mengepal menahan dingin.

Setelah mencoba mencari sesuatu yang bisa diraihnya, Jungkook sedikit bergeser guna menjangkau selimut yang terlipat di atas nakas.

Seulgi tersenyum mengusak rambut Jungkook yang berusaha membalut tubuhnya dengan selimut.

Remang dan hangat.

Jungkook meniup poni Seulgi dua kali tiupan sebelum berlalu kembali duduk menyandar di sofa.

Hanya dalam satu kali kejapan mata, Jungkook merasakan berat dipundaknya.

"Mengantuk?" tanya Jungkook pelan, berusaha tidak menganggu fokus Seulgi.

"Sedikit,"

Meskipun tidak terlalu jelas, Jungkook memandang tangan Seulgi yang menyentuh mengikuti alur tinta di atas lengannya.

"Yang ini baru kan?"

Jungkook mengangguk, benar, tatto itu baru dibuatnya kemarin, bahkan perihnya masih sedikit terasa, terlebih bagian itu yang baru saja mendapat tekanan dari jari telunjuk Seulgi.

"Apa artinya?"

"Rahasia," Jungkook dapat merasakan Seulgi yang terkekeh pelan meskipun tanpa suara.

"Beri tahu aku."

"Tidak mau," Jungkook menjawab dengan nada rendahnya, entah mengapa mereka berdua ini malah seperti berbisik-bisik.

"Kenapa tidak mau?" Seulgi memandang Jungkook dengan dagu yang menumpu pada pundak yang lebih muda.

Jungkook diam, alih-alih menjawab, Jungkook bergerak menghadap Seulgi yang mau tidak mau ikut duduk menghadapnya.

"Aku tau kau punya pertanyaan lain," Jungkook berdeham mencari atensi Seulgi yang terlihat menelisiknya gelisah.

"Maksudmu?"

"Tanyakan saja, apa aku terlihat akan berbohong?"

Apa Seulgi terlalu kentara atau Jungkook yang peka sekali dengannya, Seulgi tak habis pikir barusan ia melupakan fakta jika ia tidak bisa menyembunyikan sesuatu dihadapan Jungkook.

"Aku tidak tau apa yang menganggu pikiranmu sampai kepulanganmu kemarin, kau lebih banyak diam, tapi seperti ingin menanyakan kejelasan."

Seulgi memandang Jungkook ragu, "maafkan aku."

"Kenapa minta maaf?" Jungkook mendekat menyibak helai rambut Seulgi yang menjuntai dari balik telinga. Seulgi menggeleng pelan, tidak tau harus bertanya tentang Kim Taehyung seperti apa.

Seulgi ikut mendekat dan satu kecupan hangat menyapa leher Jungkook yang semakin menatap Seulgi bingung.

"Ceritakan padaku tentang Kim Taehyung."

Tbc*

Mons Igneus || seulkook • vseul Where stories live. Discover now