Tsuki no Uragawa

1K 151 26
                                    

Beberapa saat sebelumnya.

"Nee ... Naruto, mari akhiri hubungan ini."

Uzumaki Naruto tertegun sejenak, dari semua keinginan Sakura, dia tidak menduga permintaan perpisahan. Tidak secepat ini, setidaknya.

"Mengapa? Apakah karena Sasuke kembali?" Naruto sebenarnya tidak perlu bertanya, Sakura jelas tidak menyukainya. Dari kecil hingga dewasa, dirinya-lah yang terang-terangan menunjukkan perasaan, hingga mungkin membebani gadis itu. Akan tetapi, Naruto tetap ingin tahu alasan sebenarnya dari mulut Sakura sendiri.

"Bukankah sudah jelas Naruto, kau tidak mencintaiku," jawab Sakura tenang.

Sekarang Naruto terperangah, pemuda itu tidak tahu harus berkata apa. Kalau memang Sakura ingin mengakhiri hubungan mereka, dia bisa menerimanya dengan ikhlas. Mengemukakan gagasan bahwa, dirinya tidak mencintai Sakura adalah alasan yang keterlaluan.

"Perasaan jatuh cinta tidak bisa disembunyikan, Naruto. Begitu jelas terlihat, hingga semua orang tahu, terkecuali dirimu."

"Bagaimana pendapatmu tentang Hinata?" lanjut Haruno Sakura. Gadis musim semi itu tersenyum kecil melihat reaksi Naruto ketika dia menyebut nama Hinata. "Mengapa terkejut? Kau tidak menduganya?"

Sakura perlahan menempelkan telapak tangannya ke dada Naruto. "Detak jantung, dan rona wajahmu tidak bisa menyangkalnya, meskipun otak, dan mulutmu berkata sebaliknya."

"Kau terlalu buta untuk melihat kesungguhan cinta Hinata, bahkan setelah dia hampir mati di tangan Pain. Maafkan aku, kau harus mengetahui kenyataan ini dariku. Semua orang tidak ingin mencampuri urusan asmaramu, mereka ingin kau menyadari perasaanmu sendiri. Tetapi, aku harus menggunakan cara ini untuk mengakhiri kompromi diantara kita."

Apa yang sebenarnya membuat matanya buta? Keinginan untuk lebih unggul dari Sasuke dalam segala hal, membuatnya pandangannya hanya ke satu arah. Berlatih lebih keras, dan belajar lebih banyak. Jiwa kompetitif mempengaruhi pikiran dan tindakannya. Apakah termasuk ingin memenangkan hati Sakura termasuk dalam persaingan itu?

Dari jauh hari, Naruto sudah merasakan perasaan berbeda kepada Hyuga Hinata, dibandingkan dengan rekan-rekan kunoichi-nya yang lain. Reaksi tubuhnya yang kaku, raut wajahnya yang malu, tatapan matanya yang selalu mengikuti gadis itu ke manapun. Tiba-tiba, semua hal istimewa itu terasa masuk akal dan mudah dipahami.

"Sakura, apa yang harus kulakukan?" kata Naruto yang tertegun di tempatnya. Berbagai memori tentang dirinya dan Hinata datang menyerbu, silih berganti menyesaki kepalanya. Hinata yang selalu ada bersamanya di saat-saat terburuk dalam hidupnya. Perasaan diperlakukan layaknya manusia, ketika semua orang menganggapnya sebagai monster menakutkan. Rasa marahnya ketika gadis itu akan mati di tangan Pain. Kembalinya harapan akan kemenangan, ketika dirinya putus asa, dan hampir menyerah saat perang dunia. Naruto sadar akan perasaan istimewa itu, tetapi mengapa butuh waktu yang sangat lama untuk mengidentifikasi semua rasa itu sebagai cinta. Lebih buruk lagi, melalui bantuan orang lain.

"Aku benar-benar bodoh, Sakura," rengek nya. Uzumaki Naruto tertawa keras, namun matanya berlinang air mata. Dadanya begitu sesak. Perasaan cinta datang bersamaan dengan rasa bersalah yang sama besarnya. "Aku menyakiti Hinata, tanpa menyadarinya." Naruto jatuh berlutut. "Aku merasakan bahagia, tanpa tahu sudah berapa banyak air mata yang sudah dia keluarkan untuk semua rasa sakit itu."

"Belum terlambat untuk menebusnya, Naruto." Haruno Sakura menepuk pundaknya, memberikan dukungan.

[Naruto Disclimer_Masashi Kishimoto]
[Canon universe, alternate story, kemungkinan ooc, typo]
[Romance]
[Teen]

"Tidak apa-apa, Aku ingin mendengar apa yang ingin Naruto ucapkan." Hinata  kembali berjalan menuju kegelapan, di belakangnya Naruto membuntuti.

"Maafkan aku, setelah kita ada disini, aku tidak tahu harus mulai dari mana."

The MoonWhere stories live. Discover now