Jalan Yuk

190 30 24
                                    

Another Lovely Day~

Matthew bangun lebih pagi, berhubung mobilnya masih berada di bengkel. Jadi, ia harus memakai kendaraan umum untuk sampai ke kafe. Setelah mengunci pintu juga merapatkan jaket. Ia bersiap melangkahkan kakinya menusuri beberapa blok. Tatapannya terpaku pada sosok lucu memakai cardigan berwarna hijau pastel di depannya. Mereka tak terlalu dekat. Tapi, tidak terlalu jauh juga. Jarak antara keduanya sekitar tiga meter saja.

Headset dusty purple yang terpasang pada telinganya kini menggantung di leher. Ia melambaikan tangan kanannya untuk menyapa seorang nenek. Kadang sosok itu berhenti, menyempatkan diri bermain dengan Golden Retriever atau Samoyed yang berpapasan dengannya. Ternyata wanita ini cukup terkenal di sekitaran komplek rumahnya.

"Katherine. Oh My God. Hey cutie"

Matthew kembali berhenti, masih menjaga jarak. Mengamati Daniella menyapa wanita bernama Katherine dan berkenalan dengan warga baru yang tak lain adalah putri kecilnya. Matt melihat jam tangannya, pantas saja Danny selalu berangkat pagi. Ia punya banyak jadwal selama perjalanan.

Setelah Danny meneruskan langkah. Matt turut menyapa Katherine dan menyentuh pipi si kecil Daisy. Lalu melanjutkan perjalanannya. Gadis di depannya itu kini bersenandung, tidak. Lebih tepatnya berkaraoke sembari menggerakkan anggota tubuh seiring nada. Matt khawatir Danny akan terkilir karena gerakannya terlalu energic.

Mereka berdua menaiki bis beriringan. Tapi, tampaknya Daniella belum sadar jika sedari tadi Matt ada bersamanya. Laki - laki itu menahan punggung Danny yang hampir terjatuh karena tidak bisa menjaga keseimbangannya di dalam keramaian bus.

"Mas?" Danny menatap Matt tak percaya.

"Good mornin beautiful" sapa Matt masih meletakkan satu tangan di punggung Daniella.

Mereka berdua terdiam, menikmati cepatnya pemandangan yang berlalu selama bisa melaju.

"Mobilku lagi di bengkel" Matt seakan tahu pertanyaan yang akan meluncur dari bibir Danny.

Gadis itu tertawa kecil, lalu memberi tahu Matthew jika mereka harus turun di halte selanjutnya. Danny merasa kikuk berjalan beriringan dengan Matthew seperti ini. Tak ada percakapan lebih lanjut. Sesekali Danny menoleh, mendapati Matthew tersenyum menampakkan lesung pipi. Padahal matahari belum tinggi, kenapa rasanya panas sekali?

***

Sesampainya di kafe, Danny mengambil kunci dari dalam saku. Membuka pintu dan mempersilahkan Matt masuk terlebih dahulu. Sementara ia mengaktifkan speaker bluetooth dan mengatur koneksi akun musik online dari handphonenya. Matthew memasuki ruang kerjanya yang ada di lantai dua. Melepas jaket, urung menekan tombol on pada ipad. Ia malah membuka pintu kerjanya lebar. Mendengarkan musik apa yang kali ini Danny putar.

Sekarang terdengar suara Danny ikut menyanyi. Matt tak kuasa menahan tawa, melihat gadis itu kini tengah menggunakan sapu sebagai standing microphone. Menari kesana kemari, menimang benda merah jambu dalam pelukan. Bahkan ia menabrak salah satu kaki meja karena terlalu menghayati. Ia mematung saat Matt menyilangkan kedua tangan di depan dada. Menatap Danny dari ujung tangga.

Matt mendekat, mengambil alih sapu dari tangan Danny dan meletakkannya di sudut ruangan. Tangan kanannya meraih tangan kanan Daniella. Kemudian ia menaruh tangan kiri Danny di bahu kirinya. Sementara tangan kirinya menyentuh pinggang partner dansanya.

"Ready?" Tanya Matt ketika lagu mulai mengalun.

Danny menatap ujung kakinya, takut kalau kalau akan menginjak kaki Matt selama berdansa.

"I'll catch you if you fall. Don't worry" perkataan Matt membuat Dannya mengangkat dagu, kini pandangan kedua insan itu bertemu. Senyuman mengembang pada wajah masing - masing.

Friends Special Edition (Joo - Kyun)Where stories live. Discover now