#12 - Bertengkar

2.4K 275 22
                                    

Waktu itu Singto masih SMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktu itu Singto masih SMA. Bandelnya menguras emosi satu keluarganya. Singto ini punya kebiasaan bolos. Sampai pernah membuat Gun marah-marah karena dirinya yang sudah pusing dengan tugas kuliahnya, harus dipusingkan dengan panggilan kepala sekolah menggantikan orang tuanya yang sibuk. Teguran karena sering bolos.

"Bisa tidak, sih ... Berhenti bolos dan belajar dengan giat sampai lulus?!" geram Gun. Yang dimarahi hanya menggaruk kepalanya dengan wajah tanpa dosa. "Mae dan Pho nanti pasti menghabisimu, aku tidak mau bantu!"

Mendengar itu Singto membulatkan matanya.

"P'Gun ...," rengeknya sembari menarik baju Gun. "Kau tega padaku?" Singto mengeluarkan mode puppy eyes yang tidak bisa diterima oleh kewarasan Gun.

Adiknya kalau sudah seperti ini tampak imut. Gun jadi luluh juga. Dia berdecak atas kelemahan imannya.

"Aku akan bantu, tapi janji dulu untuk tidak bolos lagi!"

"Hah? Mana bisa seperti itu?!" protesnya.

"Kalau tidak mau ya, sudah ... Tunggu saja kemarahan Mae dan Pho. Paling semua fasilitasmu dicabut."

Ancaman itu berhasil membuat Singto menganggukkan kepala. Gun tersenyum cerah.

Singto tidak bisa membayangkan dirinya hidup tanpa fasilitas yang dapat memanjakan dirinya.

"Oke. Oke. Aku tidak akan bolos lagi!"

Gun tersenyum cerah.

"Nah, begitu, dong! Janji dulu!" Gun mengulurkan jari kelingkingnya. Singto mendengus.

"Iya. Aku janji!" ucapnya sembari menautkan kelingkingnya di kelingking Gun; pinky promise. "Yah ... Tidak bisa melihatnya lagi, dong?!" gerutunya dalam hati. Singto mencebikkan bibirnya tanpa Gun sadari.

Pertama kali Singto melihat Krist ketika dirinya bermain game di sebuah warnet. Waktu itu, dia diajak temannya untuk membolos; bermain game di warnet. Walaupun Singto memiliki perangkat game lengkap di rumahnya, tapi tetap saja yang paling seru adalah bermain game bersama teman-temannya di warnet. Ramai. Merasa tertantang ketika diam-diam kabur dari tembok sekolah.

Tapi itu bukan berarti setiap hari ia bolos. Terkadang, entah sepulang sekolah ia menyempatkan diri untuk pergi ke warnet, bermain game; juga memandangi laki-laki yang mencuri perhatiannya beberapa kali.

Singto begitu pecundang, tidak berani mengajak kenalan. Cuma memandangi dari biliknya dan senyum sendirian. Ekspresi laki-laki itu mulai dari tersenyum, serius, sampai kesal pun tertangkap dalam memorinya. Tak dapat informasi apapun. Dengan samar hanya mendengar beberapa teman laki-laki itu memanggilnya 'Kit'. Sejak itu, intensitas Singto bolos sekolah semakin meningkat. Hanya untuk berharap dirinya lebih awal bertemu 'Kit'nya.

Rasanya, hal paling menyenangkan di dunia ini selain game adalah memandangi 'Kit'. Walaupun tidak berani untuk sekedar duduk berdampingan sambil basa-basi, hanya dengan melihat senyum berlesung itu sudah mampu memporak porandakan taman hatinya. Biarlah ia menanggung seluruh rasa suka juga rindu pada laki-laki itu. Biarlah ia menikmnati kegiatan ini sendirian; memandang, mengingat, dan merindu.

Game Over Love [Singto X Krist - Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang