Extra Part 1 : Pertemuan Lily dengan Aldrich

1.2K 53 14
                                    

"Astaga terlambat lagi," Ucap Lily sambil menepuk dahinya kesal.

Sambil melihat jam tangan yang ia pakai, ia berlari dari rumah menuju universitasnya agar tidak terlambat masuk.

Baru setengah jalan, ia sudah berhenti karena lelah. "Bodohnya aku, gunakan saja sihirmu Lily," Gumamnya pada diri sendiri.

Setelahnya, ia mencari tempat yang sepi dan kemudian melakukan teleportasi agar sampai di tempat belajarnya itu.

Hanya beberapa detik, ia sudah sampai di taman samping universitas. Taman itu memang sepi dan jarang sekali ada orang yang ke sana. Jadi Lily aman.

Ia berjalan agak cepat menuju ke kelasnya. Takut jika dosennya sudah datang sebelum dirinya.

Karena sibuk memandangi jam tangannya, ia tak sengaja menabrak seseorang.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja. Aku sedang buru-buru." Lily membantu pria yang ditabraknya barusan untuk berdiri.

"Tidak masalah," Ujar pria tadi. Ia menepuk-nepuk baju dan celana bahannya yang kotor akibat terjatuh tadi.

"Sekali lagi aku minta maaf, aku permisi." Lily menundukkan badannya sebentar kemudian ia berlari menjauhi sang pria untuk menuju kelasnya.

Sampai di kelas, Lily tidak melihat dosennya. Menghela napas lega sambil berjalan masuk ke kelasnya. "Syukurlah aku belum terlambat," Batinnya.

Beberapa menit setelah kedatangan Lily, Dosennya masuk ruangan. Pelajaran yang sangat membosankan bagi Lily. Ia berharap kelas ini segera selesai.

Setelah tiga jam, bel berbunyi yang menandakan bahwa kelas telah berakhir. Lily bersorak senang dalam hati. Ia berlari keluar kelas paling cepat setelah dosen meninggalkan kelas.

Hari ini Lily tidak ada kelas lagi, jadi ia memutuskan untuk pulang saja. Karena sore harinya ia akan bekerja paruh waktu. Meskipun orang tuanya sudah memberinya cukup uang untuk tinggal di dunia manusia, tapi karena kepribadian Lily yang aktif. Gadis itu tidak betah hanya diam saja di rumah. Jadi bekerja sampingan ia lakukan untuk menambah kesibukan.

Ia tengah berjalan santai sambil mendengarkan musik dari ponselnya. Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

Secara reflek, Lily memegang tangan orang itu dan membantingnya ke depan.

Lily sangat terkejut setelah melihat siapa korbannya. Lelaki yang ia tabrak tadi pagi.

"Astaga, maafkan aku. Aku terkejut dan reflek," Lily menundukkan kepalanya berkali-kali untuk meminta maaf. Ia benar-benar merasa bersalah.

"Aku yang harusnya minta maaf karena mengejutkanmu," Balas pria tadi.

"Namaku Aldrich," Ucapnya sembari mengulurkan tangannya ke depan, ingin menjabat tangan Lily.

"Aku Lily," Jawabnya. Kemudian ia membalas jabatan tangan Aldrich.

"Aku merasakan aura lain dalam dirimu, mungkinkah?" Aldrich tampak ragu-ragu ketika mengatakannya. Ia takut gadis di depannya ini tersinggung.

"Aku memang bukan manusia biasa," Balas Lily tampak santai.

"Mungkin kita bisa mengobrol sebentar?" Tawar Aldrich. "Baiklah."

Aldrich dan Lily pergi ke sebuah restoran untuk berbincang. Mereka memesan makanan dan minuman untuk menemani perbincangan mereka.

"Jadi?" Aldrich mengawali pembicaraan.

"Ah ya. Aku adalah Lily Evans. Aku seorang wizard," Ungkap Lily.

"Tunggu, Evans?" Lily mengangguk.

Half Blood Luna [TAMAT - Pindah ke Dreame/Innovel]Where stories live. Discover now