part 18

6.3K 314 1
                                    

Happy reading:)

Setelah selesai makan malam, mereka berlima (rehan, eva, revan, dara, dan vanya) berjalan menuju ruang keluarga. Rehan dan eva sudah berjalan duluan dengan di ikuti dara dan revan yang berjalan beriringan dan vanya yang berjalan dibelakang mereka berdua.

Sampai di ruang keluarga mereka duduk disofa. Dengan rehan yg duduk di sofa tengah. Eva, dara dan juga revan yang duduk di 1 sofa yg sama dan vanya yg duduk berhadapan langsung dengan rehan. Hanya saja terhalang oleh meja yang ada diantara soda tersebut.

" lo ngapain kesini nya? Ini udah malem lo gk pulang? " tanya revan yg sedari tadi bingung dengan tujuan vanya datang kerumahnya.

" kamu ngusir aku? " tanya vanya balik.

" bukan gitu, tapi ini udah malem. Emngnya lo gk mau pulang? Dari tadi juga gw tanya lo mau ngapain, lo gk jawab kan" ucap revan menatap vanya.

" bener apa yg dibilang revan, ini sudah malam. Dan kamu perempuan, gk baik pulangnya kemaleman" ucap. Eva yg sedari tadi diam dan kini mulai bersuara.

" kalo kamu mau pulang, biar om suruh supir yg antar kamu" sambung rehan.

Sejujurnya rehan dan eva kurang suka dengan vanya. meskipun vanya dan revan sudah bersahabat sejak kecil, namun perubahan sifat serta sikap vanya saat ini membuat mereka berdua menjadi kurang suka dengan kedekatan revan dan vanya.

Itu mengapa mereka sedari tadi seperti tidak suka dengan kehadiran vanya di rumah mereka. Apalagi sekarang revan sudah bertunangan dengan dara dan vanya seperti tidak memperdulikan itu dan malah semakin dekat dengan revan membuat rehan dan eva lebih tidak menyukai vanya.

Mereka bahkan saat ini lebih menyayangi dara walaupun mereka baru mengenal dara kurang lebih sekitar 3 tahun. Namun mereka sudah menganggap dara seperti anak kandung mereka. Menurut mereka dara lebih baik dari vanya, bukan hanya dari segi fisik namun juga dari segi sikap serta sifat. Dara jauh lebih memiliki sopan santun dan hati yang baik dibandingkan vanya. Bahkan vanya dengan beraninya menggunakan pakaian minim untuk bertamu kerumah orang.

Back to topic

" enggak usah om, vanya masih mau main disini. Lagian juga dara masih disini padahal ini udah malem, emang dara gk malu ya main ke rumah orang sampe malem gini? " ucap dara kepada rehan dan beralih menatap dara sedikit sinis, namun hanya dara yang menyadari itu.

"lah, gk miror ni orang. Pengen banget gw sumpel itu mulut kaleng rombeng pakek sempaknya miper" batin dara dan menatap vanya datar.

" dara nginep disini" ucap revan datar. Dia sejujurnya sudah emosi namun dia tahan, dia masih mengingat bahwa vanya adalah sahabatnya.

" ha! Dara nginep disini?! " kaget vanya.

"iya. Dara emang nginep disini, karena orang tuanya dara nitipin dara sama kita. Lagian dara tunangannya revan dan tante sama om udah anggep dara anak kandung sendiri. Jadi kita gk masalah kalo dara nginep disini, bahkan kita senang kalo ada dara disini" ucap eva sambil mengelus rambut dara yg duduk disampingnya dan beralih menatap vanya.

Vanya yang mendengar penuturan eva menjadi geram sendiri. Namun dia berusaha untuk menahan emosinya agar tujuannya tidak berantakan.

"oke kali ini mungkin semua orang berpihak sama lo, tapi gk untuk nanti. Gw akan buat lo hancur" batin vanya.

"emang knp kalo gw disini, lo gk suka? " tanya dara santai setelah sedari tadi diam.

" gk kok, ya gw cuman heran aja. Emang lo gk malu apa nyusahin orang? Jangan mentang mentang lo tunangannya revan" jawab vanya sinis.

Revan yg sudah mulai jengah pun kini kembali bersuara.

" udah! Nya lo mau apa kesini? Kalo lo gk ada urusan apa apa lagi mending lo pulang, ini udah malem. Gw bukan mau ngusir" ucap revan

" gw nginep disini ya van. Lagian ini udah malem. Gpp kan? " ucap vanya dengan tampang memelasnya.

Dara yang mendengar itu terkejut
"ini siluman maunya apa sih. Pengen banget gw gorok. Sabar ra sabar" batin dara.

"lo mau nginep disini? Lo yakin? " tanya revan yang menatap aneh vanya.

" yakin kok, gw juga takut pulang. Soalnya orang tua gw lagi gk dirumah. Mereka lagi keluar kota" ucap. Vanya.
Ini mah cuman akal akalan dia aja, supaya bisa tetap diam dirumah revan.

Revan menatap dara yang berada di samping kanannya sambil terus menggenggam tangan dara. Dara juga membalas tatapan revan. Revan seolah meminta persetujuan dara lewat kontak mata mereka. Dara hanya membalasnya dengan senyuman kecil dan dibalas senyuman juga oleh revan.

Sedangkan rehan dan eva hanya menatap remaja didepan mereka tanpa mau mengeluarekan kata kata mereka.

" oke. Lo boleh nginep disini. " ucap revan menatap vanya sekilas.

" thanks" ucap vanya dengan senyumannya yang membuat dara ingin sekali membunuhnya.

" ya udah mending sekarang kalian istirahat, dara kamu keatas ya biar dianter revan. Kamu harus istirahat besok kan sekolah" ucap eva. Yg hanya dibalas anggukan oleh revan dan dara. Sedangkan vanya hanya memutar bola matanya tanpa diketahui siapa pun.

" ya udah bunda sama ayah mau istirahat. Kalian langsung istirahat" sambung rehan yang hanya menatap dara dan juga revan. Tanpa mau menatap vanya.

Setelah perginnya eva dan juga rehan, kini tinggalah mereka bertiga yg masih berdiri di ruang keluarga.

Revan tetap menggenggam tangan dara tanpa mau melepaskannya. Sedangkan vanya hanya menatap dara tak suka.

" van, kamar aku yg mana? Kmu anterin aku ya" ucap vanya dan langsung memegang lengan kiri revan.

" kamar lo di lantai satu yg pojok, gw mau nganter dara ke kamarnya. Lo sendiri bisa kan? " balas revan dan langsung melepaskan pegangan tangan vanya.

Kemudian revan langsung menarik dara dan meninggalkan vanya yang menatap kepergian mereka dengan penuh amarah.

" lo liat aja, gw akan buat lo hancur karna udah ngerebut revan dari gw. " ucap vanya tersenyum iblis saat revan dan dara sudah hilang dari pandangannya.



















--------------------------------------------------------

I Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang