3. Incident

201 118 13
                                    


· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Vi melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Sesekali juga ia melirik kearah spion memastikan jarak aman kendaraannya.

Satu jam sudah Vi berada diperjalanan setelah pemotretannya selesai. Selain memegang alih perusahaan orang tuanya, Vi juga berprofesi sebagai model di beberapa majalah yang cukup terkenal di Seoul. Wajah tampannya tak bisa disia-siakan begitu saja oleh pemegang majalah dalam maupun luar negeri.

Di detik berikutnya, layar ponselnya menyala dengan dan nama Rey tertera disana. Lelaki itu mengirimnya sebuah pesan.

Bayi Besar:
Belikan aku pizza ditempat biasa!!!
Jika tidak, aku tidak akan membukakan pintu.

Pesan itu masih bisa dibaca oleh Vi meskipun ia sedang dalam keadaan menyetir. Karena saat ini suasana jalanan tak seramai biasanya.

"Lihat, ia terus bersikeras untuk diet, tapi apapun ia masukan kedalam mulutnya,"ujar Vi pada dirinya sendiri.

He's like a baby who is begging his father for food.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Rain berjalan ditrotoar dengan langkah yang sedikit lebih cepat dari sebelumnya. Menurut cerita yang ia dengar, dikawasan ini banyak anjing liar yang berkeliaran pada malam hari dan sering mengejar siapapun yang melintas dihadapannya.

Salah satu hal yang sangat ditakuti oleh gadis ini adalah anjing. Kadang ia bingung, bagaimana bisa orang memelihara binatang itu?

Sesekali juga gadis itu menoleh kearah belakang, sebelum akhirnya ia mendapati seorang pria yang jauh lebih tua darinya berlari kearahnya. Rain yang melihat itu melirik sekeliling, tapi tidak ada hal aneh yang ia dapati.

Pria itu melewatinya masih dengan berlari sebelum akhirnya memasuki mobil hitam yang terletak diperkiran salah satu toko besar.

Rain berusaha untuk tetap berpikir positif.

Tapi pikiran positif itu hilang begitu saja ketika ia melihat seekor anjing berukuran besar sedang berlari kearahnya. Kakinya lemas, tangannya gemetar, keringat dingin muncul begitu saja dari keningnya.

Rain pun berlari sekencang yang ia bisa. Ditengah larinya, ia tak sadar bahwa ada lubang besar ditengah trotoar. Dan,

Bruk!

"Akhh!" teriak Rain setelah kaki kirinya terperosok kedalam lubang itu. Ia rasa pergelengan kakinya remuk saat itu juga.

Bad day.

· · ─────── ·𖥸· ─────── · ·

Vi membawa paper bag berwarna coklat susu dengan lambang pizza didepannya. Berjalan menuju mobil berwarna hitam pekat yang terparkir miliknya.

Belum sempat ia membuka pintu mobil, ia mendengar teriakan wanita dari trotoar disebrangnya. Vi terus memperhatikan gerak gerik wanita yang terlihat sangat kesakitan dan pria tua yang mencoba menenangkannya.

Terlihat pria tua itu berdiri lalu melihat ke arah jalanan.

Vi menghela nafasnya kemudian membuka pintu mobil dan meletakkan pizza dikursi sopir.

Hiraeth Where stories live. Discover now