~ 5 ~

204 45 59
                                    

"Tunggu aja, gue bakal kasih love bertubi-tubi buat lo"




~~






"Ih! Ih! Ihh! Gue sebelll!", teriak seorang gadis dalam gumaman nya. Ia memeluk kedua lututnya dan menekuk wajahnya murung. Banyak orang melihat ke arahnya bingung. Bagaimana ia tidak menjadi tatapan banyak orang? Sedangkan ia duduk di depan pintu keluar mall. Ia adalah Aeralena.

Di tempat lain, nampak bi Mina mencari keberadaan nona nya, Aera. "Aduh.. non Aera kemana sih", gerutu bi Mina khawatir.

Bi Mina berhenti sebentar, baru saya ia hendak duduk di salah satu kursi. "Apa jangan2 non Aera di culik lagi? Waduh gawat! Haduh gimana ini, kalo non Aera di culik lagi bisa2 di pecat aku, non Aera juga bisa jatuh sakit", ucap bi Mina tak karuan. Ia benar2 khawatir saat ini. Ia berlari sekuat tenaga sepanjang mall, ia menuju ke pusat keamanan di dekat pintu keluar mall.

"Ternyata orang gembel bisa masuk ke mall toh", ucap bi Mina pelan. Ia melihat seorang gadis dengan memakai baju panjang selutut dengan rambut panjang nya yang acak2an. Baru saja hendak masuk ke dalam ruang keamanan ia terkejut saat sadar siapa gadis itu. Ia menghampiri gadis tersebut.

"Lho non Aera! Ya ampun non, bibi sudah cari kemana mana non", ucap bi Mina khawatir.

Aera mengangkat kepalanya, wajah nya datar, mata nya bengkak. "Orang gembel", ucap nya. Bi Mina terbelalak kaget, bagaimana bisa nona nya mendengar apa yang di ucapkan nya tadi.

"Eng-engga non.. bi Mina ga bermaksud ngejek non itu orang gembel", ucap bi Mina tergagap.

"Oh", ucap Aera datar. Ia menarik nafas, lalu...

"Huaaaaa! Aera kalah huaaa!", teriak Aera sembari menangis. "Eh?", kaget bi Mina.

"Kalah kenapa non? Kalah apa? Siapa yang kalahin non Aera?", tanya bi Mina khawatir, ia kalang kabut melihat Aera yang menangis seperti ini.

"Ae-Aera kalah dari cewek itu bi", ucap Aera sembari sesegukan.

"Udah, udah kita pulang aja, non Aera cerita di mobil aja ya", tenang bi Mina bagaikan tengah menenangkan anak berusia 5 tahun yang menangis meminta ice cream.

Namun di dalam mobil Aera sama sekali tidak bergeming. Ini adalah kebiasaan Aera, setelah menangis seperti orang ke surupan, ia akan diam dengan sangat, dan wajahnya datar sedatar triplek. Bi Mina risau, namun ia tau jika menanyakan apapaun pada saat Aera seperti ini, itu sama saja seperti bunuh diri.

Sesampainya di rumah, Aera langsung masuk ke kamar nya dan mengunci pintu kamar. Ia terbaring di atas kasur empuknya. Ia melihat ke arah jendela, mata nya sendu.

"Kenapa gue jadi gini ya.. kan gue blom tau apa hubungan si Afreen sama Kirana, kok udah galau duluan sih", ucap nya pada dirinya sendiri.

"Ga, gue gaboleh gini. Gue blom tau kan apa hubungan nya si Afreen sama tuh cewek. Gue ga boleh jadi penyerah gini. Gue bakal perjuangin orang yang gue suka", ucap nya menyemangati dirinya sendiri. Ia kembali tersenyum dengan sangat manis.

"Tunggu aja, gue bakal kasih love bertubi-tubi buat lo", ucap nya malu2 lalu menutup wajahnya dengan bantal.

Give Me Your ClarityWhere stories live. Discover now