🌻-7-

368 55 2
                                    

Maaf kalau author up nya lama, in sya allah hari ini author bakal publis yang versi nya Taeil

jan lupa voment nya.





_____________

Kamu langsung berdiri ''saya sama Haechan nggak pacaran Om.''

Deg

Disitu Haechan benar benar merasa down, apa yang kamu katakan?! bisa bisa perjodohan itu akan tetap berjalan, padahal Haechan sudah menyukaimu setelah melihat betapa tidak pedulinya kamu dengan kisah percintaan.

Apa salah jika Haechan memaksa kamu untuk berpacaran? sedangkan kamu saja benar benar orang yang seperti pobia pacaran.

Bolehkan Haechan meminta Ayah nya untuk menjodohkannya bersama kamu dengan alasan bisnis?

Konyol?

Tentu iya, tahun 90-an sudah lewat dan pasti perjodohan tidak akan pernah di respon baik oleh kedua pasangan, atau pun salah satu dari mereka.

Beruntung jika mereka saling suka, bagaimana jika mereka saling membenci dan pernikahan berakhir di tengah jalan begitu saja.

''Kamu pasti bercanda, nggak usah malu ngakuin kalau kamu itu pacar nya anak saya.''

''Om saya tahu Om pasti mengira saya malu malu, tapi memang itu kenyataan nya saya dan Haechan hanya teman baik.''

Tuan Jeon menatap Haechan bingung, siapa yang harus ia percayai saat ini?

''Sayang kamu ngomong apasih?''

''Chan-''

''Kamu masih manggil aku chan lagi, panggil aku sayang.'' ujar Haechan sembari menatap mu antara malas dan memohon.

''Ma-maaf saya harus pergi.''

Buru buru kamu mengambil tas ransel dan meninggalkan kedua pria yang saling pandang, begitu keluar kamu baru menyadari sesuatu.

Haechan membawa mu bermain terlalu juh, kamu tidak tahu ini ada di daerah mana, dan jalan satu satu nya hanya lah naik bus.

Namun entah karena ini hari yang sial atau apa, bus datang terlambat dengan hujan deras lengkap dengan petir yang membuat mu berlari secepat mungkin untuk berjalan menuju halte bus.

Ingin menyalahkan siapa?

Tentu saja kamu menyalahkan Haechan, dia sudah membawa kamu pergi terlalu jauh dan tanpa persiapan juga.

Hari ini juga kamu menggunakan baju setengah lengan, jadilah kedinginan dengan ketakutan di saat mendengar suara petir.

Susah payah kamu memeluk diri sendiri, mencoba untuk menghangatkan diri namun badan mu yang hampir basa kuyup malah membuat mu semakin kedinginan.

''Maaf gue biarin lo pergi sendiri.''

Kamu tidak mengidahkan perkataan pria disamping yang sekarang sudah duduk di seblah mu.

Kamu masih sibuk memeluk diri sendiri, bahkan jaket tebal yang Haechan berikan untuk mu belum bisa memberikan kehangatan

Haechan melirik mu, terlihat sedikit tatapan bersalah, tubuh nya ragu ragu untuk memeluk mu.

Lancang?

Mungkin Haechan akan dijuluki itu oleh mu jika dia memeluk sesuka hati, lalu kejadian beberapa waktu lalu nama nya bukan pelukan?

Haechan kembali gusar, pikirannya tidak menentu takut untuk memeluk mu namun tidak tega melihat gadis yang disukainya kedinginan.

Tepat sebelum kamu berdiri tangan kanan pria itu menarik mu, menenggelamkan wajah mu di dada nya, disitu kamu baru bisa merasakan kehangtan.

''Dingin, nanti sakit lagi.''

Kini Haechan kembali mengingat memori dimana dia berbicara dengan Ayah nya, apa benar Haechan berani mengatakan itu?

Sedangkan Haechan yakin kamu pasti akan menjauhi nya.

''(Y/n).''

''Hmm.''

''Kita pacaran yuk!!''

Boleh tidak kamu menyumpah serapahi Haechan sekarang?

Masalah nya di keadaan seperti ini sangat tidak memungkinkan untuk mengajak seseorang berpacaran.

''Lo tahu gue kaya gimana.'' jawab mu tanpa menatap mata Haechan

''Iya gue tahu lo benci pacaran, tapi gue yakin kita bisa jalanin ini sama sama, susah senang kita bareng bareng gimana? gue juga yakin kita bis lewatin semua nya, anggap aja halangan halangan yang datang ke kita itu angin lalu yang dengan mudah bisa kita rasakan sejuk nya.''

Kamu memandang Haechan penuh arti.

''Yakin kita bisa mulai dari bawa sampai ke jenjang pernikahan, gue akan akhiri hubungan ini di pelaminan, dan lo pasti bisa tetap kejar cita cita lo tanpa pusing tentang pacaran, gue nggak akan nuntut lo buat kasih kabar setiap hari, harus lapor lo jalan sama siapa aja gue nggak akan kaya gitu.''

Kamu melepas kan pelukan nya ''Maaf chan, lo tahu gue benci banget sama yang nama nya pacaran,dan selama nya gue akan tetap seperti itu, tawaran lo memang sempat bikin hati gue nggak karuan tapi sekali lagi maaf.''

Beruntung bus sudah datang, kamu berjalan masuk ke bus itu dan meninggalkan Haechan yang sekarang menatap mu pasrah.

Saat kamu duduk pun pria tersebut masih setia menatap mu seolah mengatakan ''kita nggak bisa coba dulu yah?'' dan tentu nya kamu balas tatapan itu dengan gelengan.

Menyisakkan satu tetes air mata yang keluar begitu saja di pelupuk mata mu dan Haechan.

Berat rasanya menolak seseorang seperti Haechan, dan tentu sakit di tolak seseorang seperti mu.

Kalian sama sama merasa sakit hanya karena pendirian yang sudah kamu tanam dalam dalam selama hidup mu ini.





TBC

ihh asli part ini kok sad sih?? kalian juga kenapa di tolak?

sorry kalau typo maklum pemula

jan lupa vote + coment = kebahagiaan

Sonnenblume✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang