Bagian 5

3.6K 311 6
                                    

"Eh eh eh mau kemana? Sini abang bantu" dengan sigap dr.Fazi membantu Raja ke toilet.


"Bang aku mau pulang" kata itu yang terus dikatakan oleh Raja sejak 2 jam yang lalu kepada dr.Fazi, kata terima kasih juga terus ia katakan membuat dr.Fazi geleng geleng kepala karena tingkah luar biasa dari pemuda yang satu ini.

"Oke okee, kamu boleh pulang, tapiiii.. Kamu harus melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, gimana? Setelah itu kamu boleh pulang, abang janji" ujar dr.Fazi dengan mengerlingkan matanya, membuat Raja terkekeh, karena menurutnya lucu.

"Tapii bang.."

"Gaada tapi tapian kalo kamu mau pulang!" potong dr.Fazi, tak menerima penolakan.

"O..Okey"

Setelah beberapa proses pemeriksaan dilakukan, akhirnya Raja diperbolehkan pulang, dengan sebelumnya bertukar nomor telepon dengan dr.Fazi. supaya mudah untuk saling menghubungi.

"Makasih ya bang, aku pulang dulu, assalamualaikum" dengan menyunggingkan senyum manis yang Raja punya. Setelah dijawab oleh dr.Fazi, Raja segera melangkahkan kakinya menuju kamar rawat adiknya, namun kamar tersebut sudah kosong, ia yakin pasti mereka sudah pulang, ia pun tersenyum, adiknya memang paling hebat dalam merayu kedua orang tuanya.

Jam menunjukan pukul 18.35, setelah menunaikan kewajibannya di masjid, perlu kalian ketahui, Raja belumlah sampai ke rumah, tadi ia berhenti di mesjid untuk solat dan dzikir, lalu akan menuju ke rumah sahabatnya, Helma. Ia tak mau terus menerus renggang dengan sahabat yang sudah ia anggap saudaranya sendiri.

Setelah sampai di rumah Helma, Raja langsung disambut oleh kedua orangtua Helma yang memang sudah mengenal Raja, lalu disuruh langsung menuju kamar Helma.

"Ma.. Ini aku Raja, aku masuk ya" Ucap Raja sambil mengetok pelan pintu kamar Helma,

Pintu itupun tiba tiba terbuka membuat Raja yang sedikit bertumpu pada pintu pun terlonjak kaget,

"Pulang!" dingin, Helma berucap dengan sangat datar namun penuh penekanan, membuat Raja kembali kehilangan keberanian.

"Ma.. Dengerin aku dulu, aku minta ma.."

"Brisik lu! Gue bilang pulang anjing!"

Entah keberapa kali di hari ini, ucapannya selalu dipotong:v

"Maaf Ma Maaf Maaf Aku memang salah, aku minta maaf, aku janji gaakan ulangin kesalahan aku" kalimat itu keluar dengan cepat sehingga Helma tidak bisa memotongnya, "Maaf.." ucapnya kembali sambil menunduk.

"Pergi! Gue mau istirahat." ujar Helma sambil membanting pintunya keras.

Entah kenapa, suara keras itu membuat kepalanya kembali berdenyut, ah sial, kenapa harus di waktu seperti ini.

"Ma.. Maafin aku.. Tolong.."
Raja terus mengetuk pintu kamar Helma sambil berkata maaf. Ia tidak mau ini sia sia, karena ia sudah memberanikan diri untuk ke rumah Helma, di jam seharusnya ia berada di rumah, dan kalian pasti tau apa yang akan terjadi kan?

1 jam berlalu

Raja masih berdiri di depan pintu dan melakukan hal yang sama, namun tubuhnya sepertinya sedang manja, seluruh sendinya terasa ngilu, kepalanya juga sudah mulai berdenyut tidak karuan, entahlah, kecapean sedikit saja, kini tubuhnya suka memberontak, ia tidak mau merepotkan penghuni rumah ini, jika semisal ia tumbang jadi ia pun memutuskan untuk pulang saja.

"Yaudah, kalo kamu belum bisa maafin aku, aku pulang dulu, lemes juga berdiri lama lama, hehe, bye goodnight my brad"

Sedangkan di dalam kamar, sebenarnya daritadi Helma pun duduk di balik pintu, ia khawatir akan keadaan Raja yang sepertinya tidak dalam keadaan baik, terlihat di wajahnya yang tanpa rona, namun egonya lebih besar.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tua Helma, Raja pun segera pulang ke rumah.

Sepertinya keberuntungan sedang berpihak kepada Raja, tidak ada bentakan atau cacian saat ia pulang ke rumah, semuanya sedang fokus merawat Reja.

"Cepet sembuh dek" lirih Raja hampir tak terdengar,

Raja membaringkan tubuhnya diatas kasur yang biasa ia gunakan, menatap langit kamar, pikirannya melayang jauh. Ia tidak bodoh akan kesehatannya akhir akhir ini yang semakin hari semakin memburuk, ia juga sudah mencari tahu lewat internet tentang gejala gejala yang ia alami, dan itu.. Itu membuatnya takut, semoga saja hasil pemeriksaannya menyatakan bahwa semuanya baik baik saja, semoga yang ia takutkan tidak terjadi, semoga saja.

Tidak mau larut dengan pemikiran konyolnya, Raja pun merajut mimpi setelah melakukan kewajibannya sebagai umat islam.

"Iyaa bundaaaa Eja seriusan tau, banyak cewe yang suka sama Eja, tapi Eja nya aja yang gamau, bukannya Eja ga laku ish" Reja membrengut kesal karena diusili oleh sang bunda,

"Iyalah ayah sih percaya, ayahnya ganteng gini, pasti anaknya kecepretan sedikit" dengan menampilkan muka sombong membuat anak dan istri nya memutar bola mata, karena ucapan Raffi yang sangat percaya diri.

Namun setelah itu semuanya tertawa, sekilas terlihat seperti keluarga impian, selalu harmonis bahagia, penuh tawa, saling menjaga dan menguatkan, namun tanpa diketahui ada seorang anak yang ditumbalkan untuk kebahagiaan tersebut.

"Helma.. maafin aku ya" Rengek Raja, ia tidak akan menyerah untuk mendapatkan maaf dari sang sahabat, Helma pindah tempat duduk, jadi bisa dipastikan Helma tidak main main dengan perkataannya saat itu, namun jika Helma bisa keras, maka Raja bisa lebih keras.

"Diem anjing!! Mulai sekarang gua gamau punya hubungan apapun sama lu, lu boleh anggap kalo kita ga pernah kenal. Gua kecewa sama lu!"
Kata Helma dengan penuh penekanan ditiap katanya, membuat Raja semakin menunduk, apa yang harus ia lakukan, ia telah membuat satu orang kecewa lagi padanya, ia telah menyianyiakan seseorang yang tulus menyayanginya, pikirannya sangat kalut sekarang, ia ketakutan, sangat ketakutan, tanpa sadar tubuhnya sedikit bergetar, mulutnya sudah tidak sanggup untuk kembali berucap, ia sangat ketakutan saat ini

Tes..
Tes..
Tes..


Ah sial, mimisan lagi, kenapa harus sekarang, mau tidak mau, Raja meninggalkan Helma dan menuju toilet untuk membersihkan darah yang terus keluar, Raja berusaha menutupi agar tidak ada yang melihatnya.

Helma yang melihat Raja pergi begitu saja merasa semakin kesal,

"Gua bilang apa kan? Emang ga seberharga itu gua di hidup dia, bahkan sekedar basa basi buat pertahanin juga gaada, dasar babi" kesal Helma, dia kira, dengan dia bicara begitu untuk dijadikan pelajaran oleh Raja agar tidak membuatnya kecewa lagi, tapi apa, tanpa sepatah kata pun, Raja meninggalkannya sendiri.

Shhhh...

"Kenapa gak berenti berenti sih, kalo darah gua abis, gimana ini anjrit" batin Raja. Kepalanya mulai pening, oke dia sudah hafal apa yang akan terjadi setelah ini, ia harus minta pertolongan sebelum ia kepayahan.


Salam hangat,

RAJA (TERBIT) ✔Where stories live. Discover now