🎋 Sepuluh

459 108 21
                                    

Junho mematung di depan sesosok tubuh tak berdaya dengan wajah kaget luar biasa. Ia tak pernah menyangka jika akan melihat orang itu lagi. Tapi, yang membuatnya kaget adalah ia menemui orang itu dengan tujuan menjemputnya. Tujuan yang terdengar biasa saja, namun sangat menyedihkan bagi orang-orang yang tahu maksud sebenarnya.

"Kenapa harus lo, Kang Minhee?" gumamnya kecil.

Junho kembali diam. Untuk beberapa saat, ia masih melihat wajah Minhee yang terlihat dikelilingi beberapa memar, hingga buku tua melayang yang ada di sampingnya kembali menganggunya dengan muncul di hadapan wajahnya.

"Iya, iya tahu. Diam aja, ngapa?" ucap lelaki itu kesal sambil menyingkirkan buku itu.

Junho kembali menatap Minhee dengan tatapan datar dan fokus tinggi. Ia kemudian memejamkan matanya sesaat lalu membuka lagi dan menatap Minhee lagi.

"Bangun."

Tidak ada reaksi apapun. Junho lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah sebelum kembali menatap tubuh tak berdaya Minhee.

"Kenapa?" gumamnya sambil menunduk lalu mengarahkan jarinya pada lubang hidung Minhee.

"Masih hidup! Harusnya dia bangun pas gue panggil atau...?”

Wush....

Angin tiba-tiba bertiup kencang disusul kemunculan Sujeong dari udara kosong. Tatapan perempuan itu terlihat khawatir membuat Junho tiba-tiba merasa tak aman.

"Dia udah pergi, lo harus cari dia," ucap Sujeong antara khawatir dan panik.

"Pergi? Gimana caranya, kak?" tanya Junho tak paham.

"Lo telat, David. Dia udah bangun dari tadi. Dan karna lo gak ada, ya dia pergi."

Junho terdiam di tempatnya. Ia belum pernah menghadapi situasi semacam ini, sehingga ia tak tahu harus melakukan apa.

"Lo harus cari dia sampe ketemu. Dia harus ditemuin sebelum dia pingsan."

"Kenapa?"

"Karna kalo dia udah pingsan, masalahnya bakal beda lagi.”









”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








Pemilik wajah manis itu sudah membuka matanya sejak lima menit yang lalu, tapi ia sama sekali tak melakukan apa-apa. Ia hanya diam dan tak bergerak sedikitpun. Ia hanya menatap Yunseong yang kini duduk di sebuah kursi sambil menatapnya dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Jadi, lo gak mau ngasih tahu siapa lo sebenarnya?" Yunseong akhirnya membuka suaranya agar lelaki manis itu bicara.

Ya, Yunseong memang harus membuat si manis itu bicara secepatnya. Sekarang sudah pukul sepuluh malam dan ia berpikir untuk segera memulangkan lelaki itu. Ia tak mau sampai Yein tahu jika ia membawa masuk seseorang ke dalam kamarnya sejak pukul enam tadi dan belum memulangkannya. Ia memang hanya bermaksud menolong lelaki itu, tapi ia tahu jika kakak sepupunya itu tak akan percaya begitu saja.

HUMAN OR GHOST || HwangMiniWhere stories live. Discover now