🎋 Delapan Belas

368 99 6
                                    

Tadi pagi, Mini bukan tak ada di kamar Yunseong. Seperti biasanya, ia ada di kamar Yunseong, duduk di kursi di depan meja belajar dan akan menunggu lelaki itu bangun.

Tapi, pada pukul lima lewat lima belas menit, saat Nayoung—ibu lelaki itu—membuka pintu untuk melihat anaknya, Mini segara keluar dan mengamati apa yang wanita itu lakukan. Mulai dari memasak, mencuci, menyapu dan berbagai pekerjaan rumah lainnya. Jika ada yang penasaran mengapa Mini melakukan itu, maka jawaban ia adalah bosan.

Bukan! Bukan ia yang bosan untuk menunggu Yunseong bangun setiap pagi. Tapi, Mini merasa takut jika lelaki itu yang bosan dengan kehadirannya. Maka, untuk pagi ini dia menghilang.

Karena terlalu asyik mengamati Nayoung, ia sampai lupa untuk ikut Yunseong ke sekolah. Dan saat ia akan pergi ke sekolah, ada beberapa hal terjadi yang membuatnya belum menemui lelaki itu bahkan hingga istirahat makan siang di sekolah selesai.

Ya, beberapa hal. Salah satunya adalah hal ini.












Mini menghentikan langkahnya di ujung tangga di lantai tiga yang akan membawanya ke lantai empat di mana kelas Yunseong berada, saat matanya menangkap seorang gadis berjalan turun dari tangga itu dengan sedikit terburu-buru.
Awalnya, Mini tak mau peduli, tapi melihat gelagat aneh gadis itu, maka ia pun memutar langkahnya dan mengikuti langkah gadis itu yang menuju lorong ke toilet putri.

Gadis itu berhenti tepat di balik tembok lorong, membuat Mini turut menghentikan langkahnya.

"Kim Minju," Mini membaca nametag gadis itu sebelum menatap si gadis yang kini sibuk dengan ponselnya.

Lagi, Mini menatap gadis itu dengan tatapan yang aneh.

"Kenapa ya?" tanyanya pada diri sendiri, "Kenapa aku penasaran banget sampe mau tonjok dia?"

"Mau ngerjain dia?"

Mini seketika mengalihkan tatapannya dari Minju dan menatap Junho yang entah sejak kapan sudah ada di belakangnya. Ada sedikit rasa kaget, tapi itu tak berlangsung lama.

"Kamu kapan sampe?" tanyanya pada Junho, “Dan kenapa aku gak tahu?"

"Pas lo baca namanya tuh," jawab Junho sambil mengendik acuh, "Lo serius banget kali sampe gak sadar."

Mini balas mengendik acuh. Detik berikutnya, ia kembali menatap Minju yang kelihatan berkeringat. Gadis itu juga sesekali menatap ke sekelilingnya dengan tatapan waspada dan mengusap tengkuknya, sebelum kembali fokus pada ponselnya.

"Mau ngerjain dia gak?" Junho mengulang pertanyaannya, membuat Mini meliriknya sekilas.

"Kalo bisa dilakuin ya pasti aku mau," jawab mahluk itu dan mulai berpindah dari hadapan Minju ke samping kanan gadis itu.

"Bisa, kok," jawab Junho, "Siniin tangan lo."

Mini mengangkat sebelah alisnya dan menatap Junho heran. Apa yang akan lelaki itu lakukan? Tapi, ia tetap mengulurkan tangannya pada Junho.

Junho meraih punggung tangan Mini dan menggerakan tangan mahluk itu ke arah wajah Minju. Perlahan ia menyentuhkan tangan Mini pada rambut Minju dan membuat rambut gadis itu sedikit tersibak.

Minju terlihat menghentikan gerakan tangannya pada ponselnya dan melirik ke kanan di mana Mini berada. Sementara Mini sendiri memiringkan kepalanya dan menatap Minju dengan tatapan penasaran.

Detik berikutnya, gadis Kim itu kembali menatap ponselnya dan saat ia juga, Junho menyapukan tangan Mini pada pipi Minju membuat gadis itu sontak menyentuh pipinya dengan ekspresi kaget.

Junho melepaskan tangan Mini dan mengikuti apa yang mahluk itu lakukan yakni menatap penasaran Minju. Dan tepat saat itu, Minju mengalihkan tatapannya dan menatap Mini sepenuhnya dengan ekspresi takut yang sangat terbaca.

"Hahahahaha!"

Dan Mini yang melihat ekspresi ketakutan Minju tak dapat menahan tawanya.

"Hahahahaha, lucu banget, David," ucap Mini di sela tawanya, "Tapi, gimana caranya itu?"

Ddrrrtt ddrrrt....

Belum juga Junho menjawab pertanyaan Mini, ponsel Minju yang bergetar mengalihkan perhatiannya. Hal serupa juga terjadi pada Minju dan Mini. Minju jelas langsung menatap ponselnya, sementara Mini menghentikan tawanya dengan wajah penasaran.

"Apa?" pertanyaan yang keluar dari mulut Minju membuat Junho dan Mini menatap gadis itu dalam diam.

"...."

"Hm, gue emang ada kerjaan buat lo."

"...."

"Lo gila? Gue gak mau lagi. Udah cukup gue Kang Minhee hilang dengan tangan gue sendiri. Sekarang giliran lo."

"...."

"Gak, gak, gak! Gue gak bisa! Dan ini harus lo."

"...."

"Habisin Lee Eunsang."

Bagai disambar petir, Junho mematung dengan tatapan kosong saat Minju menyebut satu lagi nama. Sebelumnya, ia memang kaget karena Minju menyebut nama Minhee. Tapi, rasa kaget dan tak percaya itu semakin menjadi saat satu nama lagi disebut Minju dengan gampangnya.

"Kang Minhee? Lee Eunsang?" lain Junho, lain lagi Mini. Mahluk itu telihat tidak paham dengan apa yang Minju katakan.

"David?"

"Udah gue duga kalo emang lo dalangnya, Kim Minju."

Dua kalimat dari dua orang berbeda, membuat Junho, Mini dan Minju menatap ke sumber suara. Di ujung lorong sana, ada dua orang yang jelas hanya bisa dilihat oleh Junho karena baik Mini ataupun Minju hanya dapat melihat salah satunya.

"Ikut gue sekarang," Sujeong—pemilik salah satu suara tadi—kembali bersuara pada Junho, membuat lelaki itu mengangguk samar dan mengikuti perempuan itu.

Sementara Mini terlihat tidak terlalu peduli saat Junho pergi. Matanya masih terfokus pada pemilik suara yang lain yang masih berdiri di ujung lorong.

Perlahan, Mini mengambil langkah dan menghampiri orang itu.

"Kim Taeyoung," gumamnya saat membaca nametag orang itu.

"Terus, lo mau apa?" suara Minju membuat Mini mengalihkan tatapannya dari Teayoung dan menatap gadis itu, "Lo bahkan gak ada bukti kalo gue yang ngelakuin itu."

"Bukan gak punya, tapi belum punya," jawab Taeyoung cepat, "Dan gue bakal pastiin lo gak bakal hidup tenang setelah apa yang udah lakuin sama kakak gue."

"Oh ya?" tanya Minju meremehkan, "Lo bakal apain gue? Minhee bahkan udah mati tuh dan lo gak ada bukti kalo emang gue yang dorong dia."

"Kakak gue belum mati, sialan."

Minju mendengus malas, "Plis deh, Taeyoung. Kalo gak mati, emang lo pikir kakak lo kenapa?"

"Gue bakal nemuin dia."

"Apa? Buktinya atau Minhee?"

"Dua-duanya," sahut Taeyoung cepat, "Dan lo bakal tahu akibatnya."

"Sama satu lagi," Taeyoung yang sudah memutar langkahnya, berbalik dan manatap Minju lagi, "Kalo sampe ada sesuatu sama kak Eunsang, lo orang pertama yang bakal gue bunuh."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
















Thank you...

HUMAN OR GHOST || HwangMiniWhere stories live. Discover now