DELAPAN BELAS

561 58 23
                                    

Selamat membaca. Kuy ramaikan kolom komentar.
Jangan lupa share ke temen kalian, ya.
Terima kasih.

***

Hari berlalu begitu cepat. Banyu berharap suasana hatinya yang amburadul kemarin di restoran tidak terjadi kembali. Banyu menarik napas panjang lalu mengembuskannya, mencoba melupakan sejenak apa yang terjadi kala itu. Sabtu adalah Banyu Time, benar-benar sepenuhnya milik Banyu tanpa membawa tugas kuliah juga kesibukan lainnya, seperti mencoba menghubungi Cantika tiap pagi misalnya.

Setelah sekian lama tidak pergi ke toko buku gramedia, akhirnya Banyu melajukan motornya ke sana. Mencari beberapa komik, buku Otomotif, Photoshop, dan beberapa peralatan menggambar.

Setiap rak buku ia telusuri dan menemukan semua yang diperlukan ketika hendak membayar, tanpa sengaja Banyu berjalan di antara rak buku khusus memasak. Ia berdiam cukup lama lalu mengambil salah satu buku dan membacanya sejenak.

Setelah merenung cukup lama akhirnya Banyu menaruh beberapa buku di keranjang dan berjalan menuju kasir, membayarnya lalu segera pulang. Ia sudah tak sabar memakan masakan Alin yang sudah ia pesan untuk dimakan hari ini.

Memikirkan Rawon dan mendol buatan Alin sudah membuat Banyu menetaskan air liurnya. Ia mulai melajukan motornya dengan kecepatan kencang hingga tak menyadari sebuah mobil yang berhenti di depannya secara tiba-tiba.

Untung saja Banyu segera menekan rem hingga membuat motornya sedikit goyang, tetapi masih bisa ia atasi. Cowok ini mengumpat dan berniat menghampiri mobil di depannya. Namun, mobil itu sudah melajukan mobilnya hingga membuat Banyu semakin kesal.

Rasa kesal di hatinya semakin menjadi, di tambah perut yang sudah berdemo ingin segera di isi. Tanpa perlu waktu lama, Banyu kembali menaiki motornya sampai rumah.

Banyu mengucapkan salam dan berjalan menuju dapur, "Bun, pesenan aku udah ja—kalian ngapain kesini?!" Banyu menatap keempat temannya yang sudah duduk di meja makan dengan piring berisi nasi juga lauk di depannya.

"Makan gratis dong," sahut Bambang juga Aziel bersamaan. Untuk masalah makan jangan pernah lupakan mereka, dimana dan kapanpun mereka akan selalu berhasil mendapatkan makanan gratis.

"Udah selesai nyari bukunya? Ketemu nggak?" tanya Alin sembari membawa piring bersih untuk anak sulungnya. Ia menaruh di depan kursi Banyu lalu menuangkan nasi berserta rawon kesukaannya.

Banyu mengangguk lalu bertanya tentang kehadiran teman-temannya ini. Alin tersenyum dan menjawab jika semua temannya cukup khawatir dengan keadaan Banyu. Cowok ini hanya memutar bola matanya sambil menatap mereka.

"Mas Banyu kalo patah hati kan gitu," terang Bagas, Banyu yang duduk di depan Bagas hanya bisa menendang tulang kering sang adik dengan tatapan memicing.

Bagas mengaduh kesakitan lalu mengadu kepada sang bunda, berkata jika kakinya telah di tendang oleh Banyu. "Bawel banget sih jadi cowok!"

Bagas tertawa sebelum menyantap nasi rawon buatan Alin dan mengabaikan tatapan tak bersahabat dari sang kakak.

Raka, Gilang, Bambang juga Aziel memilih menatap interaksi kedua kakak beradik itu sembari menyantap makanan di depannya. Aziel sudah mengambil kembali dua empal.

Aziel berniat meminta Cantika untuk memasakinya nanti ketika ia ingin. "Tan, nanti aku minta resep, ya, buat Kak Cantik," ucap Aziel dengan senyum lebar.

CANTIKA [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now