[10. sweet warm]

2.6K 428 23
                                    

Bel sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu, harusnya Rosé kini sudah berbaring santai dikasur empuknya.

Nyatanya ia hanya bisa menghela nafasnya seraya terus menatap setiap tetesan hujan yang jatuh dihadapannya.

Langit mendung, cuaca dingin, sangat cocok jika dipasangkan dengan drama korea ditambah secangkir coklat panas.

Ah! Lagi-lagi Rosé berfikir yang tak mungkin ia lakukan kini.

"Hujannya kapan berhenti?"

"Lah mana gue tahu, gue kan Jeffrey." Gumaman Rosé dibalas oleh Jeffrey yang muncul dari antah berantah.

"Kaget." Ucap Rosé.

Jeffrey menoleh menatap Rosé.
"Ngomongnya kaget tapi mukanya datar. Kenapa?"

"Gak apa."

Gelengan dan ucapan 'tidak apa-apa' dari Rosé malah membuat Jeffrey makin penasaran.

"Oke. Gue bakal tunggu lo cerita sama gue."

Lagi dan lagi. Ucapan yang sama dengan tadi siang.

Rosé mulai membuka mulutnya perhalan.

"Gue.. takut buat cerita sama lo."

Jeffrey menggenggam tangan Rosé yang dingin. "Kenapa takut? Lo gak bakal dibuntutin setan kali cerita sama gue."

Bisa-bisanya Jeffrey malah bercanda disaat yang seperti ini, sungguh akhlakless.

"Enggak gitu. Lo masih jadi orang asing buat gue."

"Kalo gitu jadiin gue jadi temen buat lo. Dengan gitu, lo bisa cerita apapun ke gue, termasuk Thomas."

Rosé kaget, serius. Bagaimana ia tahu soal Thomas?!

"Lo tau?"

Pertanyaan Rosé membuat Jeffrey mengagguk yakin.
"Gak mungkin gue gak tau apa yang lo rasain ke Thomas. Gue tau, Roséanne."

"Tapi gimana lo bisa tau?"

"Logika aja. Gak mungkin kalian gak saling suka meski cuma satu pihak yang suka, sedangkan kalian selalu berdua."

"Dan, gua bulatkan, lo pihak yang ngalamin itu." Lanjut Jeffrey.

Rosé menunduk, malu rasanya ketahuan menyukai sahabatnya sendiri didepan orang lain.

Bodoh.

"Keliatan banget ya kalo gue suka sama dia?"

Jeffrey mengangguk. "Banget."

Tangan Jeffrey terulur menangkup bahu sempit Rosé, menyalurkan kehangatan lewat rangkulannya.

"Gapapa. Itu hal wajar dalam lingkar persahabatan cowok cewek, lo gak salah."

Rosé terhenyak. Kehangatan Jeffrey benar-benar mengalir melalui rangkulannya juga kata-katanya.

"Makasih." Ucap Rosé pelan.

"Gak perlu makasih. Cukup janji sama gue kalo lo gak bakal nangis."

Jari kelingking Jeffrey terpampang dihadapan wajah Rosé.

"Mau janji sama gue?" Tanya Jeffrey.

Rosé mengangguk. Jari kelingkingnya ia tautkan ke jari kelingking lelaki disampingnya.

"Hapus sedih lo, buat senyum yang lebar. Buat semua orang tau kalo Roséanne itu cantik saat senyum."

Saat ini, kehangatan pada keduanya terus mengalir seraya senyum Rosé yang semakin manis.










malu. update malem2 pas orang2 lagi pada molor:")

CherryWhere stories live. Discover now